Tiga warga negara Indonesia (WNI) yang kuliah di Universitas Al Alzhar dideportasi dari Mesir usai diduga terlibat pengeroyokan. Ketiganya diduga menganiaya pria sesama WNI berinisial F (19) yang juga menempuh studi di Mesir.
Pengeroyokan itu terjadi di Mansouriyah 4B Flat 2 pada Rabu (12/7). Ketiga WNI yang diduga melakukan penganiayaan masing-masing berinisial AM, AF dan MC yang tergabung dalam Keluarga Kerukunan Sulawesi (KKS).
"Terduga merupakan oknum organisasi KKS," kata Sekjen Ikatan Keluarga Alumni Nahdlatul Ulama (IKANU) Anis Masduqi dalam keterangannya, dilansir dari detikNews, Sabtu (22/7/2023).
Korban F diketahui merupakan kader Pengurus Cabang Istimewa NU (PCINU) yang juga tergabung dalam Kelompok Studi Walisongo (KSW). Anis mengatakan F adalah mahasiswa asal Kudus, Jawa Tengah (Jateng), yang sedang menjalani studi di Mesir.
"Pelaku dengan beringas merusak rumah korban dan perusakan fasilitas juga terjadi di kantor Sekretariat Mahasiswa Jawa Tengah dan Yogyakarta," tambahnya.
Dirangkum detikcom, Sabtu (16/9), berikut fakta-fakta tiga mahasiswa WNI dideportasi dari Mesir karena pengeroyokan:
Penganiayaan Terjadi Berulang Kali
Anis menyebut penganiayaan itu terjadi berulang kali. Korban F lanjut dia, juga sempat dihajar saat bermain bola pada 9 Juli lalu.
"Penganiayaan yang menimpa korban tersebut terjadi kedua kalinya. Sebelumnya, korban dianiaya setelah bermain bola di Nadi Gamaliya pada 9 Juli 2023, dan tak ada sanksi apa pun," ungkap Anis.
Anis menyebut pemuda berinisial Z asal Madura, Jawa Timur juga menjadi korban penganiayaan. Hal itu turut membuat korban trauma.
"Para oknum pelaku sudah kerap melakukan aksi tindak kekerasan, seperti yang juga dialami oleh Z asal Madura yang terjadi pada 19 Juni 2023," terang Anis.
Pengeroyokan Usai Laga Sepak Bola
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kairo mengecam keras tindak kekerasan itu. Kekerasan fisik dan verbal ini terjadi pascaturnamen futsal Cordoba Cup.
"KBRI Kairo telah menyampaikan kecaman keras atas tindakan kekerasan yang telah terjadi dalam segala bentuknya dengan alasan apa pun," ujar KBRI Kairo dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (22/7).
KBRI pun telah menempuh upaya mediasi dengan mempertemukan pihak kerukunan keluarga kedua belah pihak, yakni Kerukunan Keluarga Sulawesi (KKS) dan Kelompok Studi Walisongo (KSW). Selain itu melibatkan Persatuan Pelajar Mahasiswa Indonesia (PPMI) Mesir.
"Mempertemukan perwakilan pihak korban dan pelaku dari masing-masing dua ikatan kekeluargaan (KSW dan KKS) dan perwakilan PPMI yang menghasilkan kesepakatan agar suasana kondusif tetap terjaga," jelasnya.
Simak fakta lainnya di halaman selanjutnya.
Simak Video "Video: Ayah dan Anak di Palembang Dikeroyok gegara Teguran Main Layangan"
(sar/sar)