Penyelenggara Pekan Raya Sulawesi Selatan (Sulsel) buka suara terkait keluhan pedagang bernama Nana Ibrahim (30) yang kehilangan barang di lapakanya saat kegiatan berlangsung. Penyelenggara menegaskan tidak bisa memberikan ganti rugi sesuai permintaan Nana senilai Rp 20 juta.
"Bahwa pimpinan tidak mau mengganti karena apa? Kita punya SOP. SOP itu adalah daftar inventarisasi barang. Kalau merujuk yang sekarang ini, tidak sampai ke situ," ujar PIC Pekan Raya Sulsel Herman kepada wartawan, Minggu (3/9/2023).
Herman mengatakan Nana hanya melaporkan barang jualannya di lapaknya dengan cara difoto lalu dikirimkan ke panitia. Menurutnya, Nana seharusnya memberikan daftar jualannya ke panitia dalam bentuk tertulis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena dia hanya memfoto dan mengirimkan panitia. Seharusnya ada kontak fisik, barang saya titip, ini-ini isinya. Sehingga kita tahu. Nah, pada saat itu tidak ada," bebernya.
Meski demikian, Herman berinisiatif memberikan uang ganti rugi kepada Nana. Namun menurutnya, Nana tidak puas hati menerima uang ganti rugi Rp 2,5 juta yang diberikan.
"Jadi kami menawarkan solusinya itu, bagaimana kita tawarkan uang Rp 2,5 juta. Beliau menerima walaupun tidak ikhlas. Nah, saya pikir sudah clear nih," paparnya.
Di sisi lain, dia juga membantah pernah menjamin ganti rugi sebesar Rp 5 juta kepada pedagang tersebut. Menurut Herman, angka itu justru disebut oleh salah satu Kepala Bidang di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulsel.
"Iya betul. Itu yang ada di IG. Betul tapi itu salah. Tidak pernah saya memberi statement seperti itu Rp 5 juta. Saya koordinasi dengan Kepala Bidang (di Disperindag) yang membuat statement itu bahwa dia bilang salah dengar," ungkapnya.
"Bahwa uang Rp 2,5 juta pribadi dari saya. Kalau pribadi, artinya saya sebagai PIC bertanggungjawab dalam hal ini. Dan beliau itu bilang, iya saya terima. Ini ada chatnya, ada nomor rekening, saya transfer, ada buktinya," sambungnya.
Tidak hanya itu, Herman juga menampik telah menggaransikan ganti rugi 50%. Ia menyebut, kala itu pedagang tersebut mengklaim kerugiannya mencapai Rp 20 juta.
"Tidak ada (ganti rugi 50%). Kemarin beliau mengatakan bahwa dirincikan harga tersebut kurang lebih Rp 20 juta. Kami sebagai EO juga bukan tidak mau mengganti. Kita punya SOP yang jelas," tuturnya.
Bagi Herman, ganti rugi itu bisa saja dilakukan, dengan syarat pihaknya melakukan pendataan barang. Akan tetapi, saat itu pihaknya sama sekali tidak melakukan hal tersebut.
"Artinya kalau barang itu terlihat, ada inventarisasi kami, dan hilang, kita ganti. Tapi kalau kita ngak tahu barangnya itu apa (tidak bisa diganti)" bebernya.
Dia pun menuturkan inventarisasi jualan para pelapak dilakukan saat pembukaan Pekan Raya Sulsel, pada Senin (28/8). Herman pun mengaku heran kenapa penjual itu nekat menitip barangnya padahal belum dicatat panitia.
"Listnya itu tanggal 28. Kalaupun misalnya tidak ada listnya, kan bisa dibawa pulang itu koper. Karena kan kecil kopernya. Listing barangnya tidak ada. Gambar kopernya saja, itu pun kejauhan," paparnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya...
Herman menduga panitia yang dimaksud oleh pedagang itu bukan dari pihaknya. Sehingga, menurutnya, barang jualan itu lebih baik dibawa pulang ketimbang disimpan di lokasi lapak.
"Sekarang pertanyaannya panitia mana? Karena selama ini yang beredar, bukan panitia resmi dari kita. Harusnya kalau tidak ada jaminan barang aman, harusnya dibawa pulang," imbuhnya.
Lebih lanjut, Herman menegaskan bahwa pihaknya melibatkan unsur keamanan pada pergelaran Pekan Raya Sulsel. Menurutnya, preman yang dimaksud oleh pedagang itu adalah rakyat setempat yang diberdayakan.
"Terkait keamanan yang teman-teman maksud tadi, kita melibatkan, pertama Satpol PP, Dishub, Polsek dan Babinsa. Itu setiap hari. Untuk pengamanan yang malam hari yang ada di sini, itu bukan preman tapi anak-anak di sekitar sini yang kita libatkan," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Nana Ibrahim mengaku mengalami kerugian hingga Rp 20 juta usai kehilangan barang jualannya di Pekan Raya Sulsel. Peristiwa itu terjadi saat hari pertama event tersebut pada, Senin (28/8).
"(Total kerugian) Rp 20 jutaan. Dari situ saja, kubilang ini EO pandang sepele ini barang. Betul-betul dia tidak cari (barangku yang hilang)," ujar Nana saat dihubungi detikSulsel, Minggu (3/9).