Pedagang Kehilangan Barang Sayangkan Pekan Raya Sulsel Dijaga Preman

Pedagang Kehilangan Barang Sayangkan Pekan Raya Sulsel Dijaga Preman

Ahmad Nurfajri Syahidallah - detikSulsel
Minggu, 03 Sep 2023 18:20 WIB
Seorang pedagang bernama Nana Ibrahim (30) di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) kehilangan barang lapakannya di event Pekan Raya Sulsel.
Foto: Seorang pedagang bernama Nana Ibrahim (30) di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) kehilangan barang lapakannya di event Pekan Raya Sulsel. (dok.istimewa)
Makassar -

Pedagang bernama Nana Ibrahim (30) yang kehilangan barang lapakannya dalam acara Pekan Raya Sulsel di Makassar, menyayangkan pihak penyelenggara menggunakan preman dalam pengamanan. Nana menilai acara yang dicetus Pemprov Sulsel itu semestinya dijaga aparat kepolisian.

"Tolong sekali jangan pakai preman kasian untuk pengamanan. Ini contoh yang sangat tidak baik, ini acara Pemprov loh. Keamanan harusnya orang yang betul-betul berwajib. Seperti pihak kepolisian," ujar Nana kepada detikSulsel, Minggu (3/9/2023).

Nana mengatakan sedari awal dirinya menduga pengamanan Pekan Raya Sulsel tidak dikelola dengan baik. Ia tidak menyangka bahwa kepolisian dan Satpol PP tidak dilibatkan pada acara Pekan Raya Sulsel.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya tanya pengamanan ta siapa? polisi kah, Satpol PP kah? Ternyata pengamanannya preman. Jadi kubilang dari awal berarti nda safety ki," tuturnya kesal.

Di sisi lain, dia juga menyoroti sistem keamanan lainnya di pergelaran Pekan Raya Sulsel itu. Nana menuturkan hanya ada satu CCTV yang dipasang pada kegiatan tersebut.

ADVERTISEMENT

"Dicek CCTV, ternyata satu ji. Itupun tidak sampai ki di tempat (booth)," paparnya.

Tidak hanya itu, menurutnya, satuan pengamanan yang berisi preman itu telat dibentuk. Sehingga, saat Nana memasukkan barang dagangannya ke dalam booth, tidak ada yang mengawasi.

"Ada nomor keamanan yang dikasika, saya hubungi mi. Ternyata keamanannya itu dibentuk hari pertama tapi siang pi. Jadi malamnya (waktu memasukkan barang) itu ndada pi," ucapnya.

Nana pun berharap kepada Pemprov Sulsel memberdayakan Event Organizer (EO) yang benar-benar profesional. Sebab, bagi dia kenyamanan dan keamanan menjadi tolok ukur utama.

"Harapanku, kalau pemerintah (provinsi) bikin acara tolong EO yang di pakai betul-betul amanah. Jangan yang begini kodong, dan bisa kita lihat lokasi acaranya juga, Pekan Raya Sulsel loh ini," ucapnya.

"Berani bikin acara berarti berani mempertanggungjawabkan semuanya, dari keamanan, (hingga) kenyamanan," pungkasnya.

Sementara itu, PIC Pekan Raya Sulsel Herman mengaku sudah melibatkan Satpol PP hingga TNI-Polri dalam pengamanan acara. Sementara orang yang disebut pedagang sebagai preman menurutnya kurang tepat karena mereka merupakan orang yang tinggal di sekitar lokasi.

"Terkait keamanan yang teman-teman maksud tadi, kita melibatkan, pertama Satpol PP, Dishub, Polsek, dan Babinsa. Itu setiap hari. Untuk pengamanan di internal, artinya yang malam hari yang ada di sini, itu bukan preman tapi anak-anak di sekitar sini yang kita libatkan," terangnya, kepada wartawan, Minggu (3/8).

"Karena kita tahu daerah sini lumayan rawannya. Sehingga kita libatkan. Sehingga hari ini juga alhamdulillah tidak ada kehilangan. Makanya pada saat dia ada preman yang dilibatkan, itu sebenarnya bukan preman. Kalau bahasa preman bisa bahaya, meluas nanti," sambungnya.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

Diberitakan sebelumnya, Nana mengalami kerugian hingga Rp 20 juta usai dagangannya raib digelondong orang di Pekan Raya Sulsel. Menurutnya, panitia penyelenggara tidak menanggapi serius laporan kehilangan barang lapakannya itu.

"(Total kerugian) Rp 20 jutaan. Dari situ saja, kubilang ini EO pandang sepele ini barang. Betul-betul dia tidak cari (barangku yang hilang)," ujar Nana saat dihubungi detikSulsel, Minggu (3/9).

Di sisi lain, dia mengatakan telah menerima ganti rugi dari pihak penyelenggara Pekan Raya Sulsel. Namun, menurut Nana, ganti rugi itu jauh dari total kerugian yang ia alami.

"Dia bilang saya kasi ki Rp 2,5 juta sebagai tanggungjawabku kepala lapangan. Tapi saya masih berharap itu barang didapat, karena nilainya besar menurutku," paparnya.

Diketahui, Pekan Raya Sulsel ini dicetus oleh Pemprov Sulsel dalam rangka HUT ke-354. Kegiatan ini berlangsung di Central Point of Indonesia (CPI) sejak 28 Agustus hingga 3 September 2023.

Sementara itu, Nana kehilangan barang dagangannya pada Senin, (28/8) sekitar pukul 18.00 Wita. Peristiwa itu dialami usai memasukkan barang sehari sebelumnya, yakni Minggu (27/8) malam.

Halaman 2 dari 2
(asm/hsr)

Hide Ads