Sorotan DPRD Makassar ke PDAM Krisis Air Bersih Bikin Warga Menjerit

Sorotan DPRD Makassar ke PDAM Krisis Air Bersih Bikin Warga Menjerit

Andi Nur Isman, Ahmad Nurfajri Syahidallah - detikSulsel
Jumat, 01 Sep 2023 07:05 WIB
Warga di Kecamatan Tamalanrea, Makassar, bolak-balik bawa jeriken beli air.
Foto: Warga di Kecamatan Tamalanrea, Makassar, bolak-balik bawa jeriken beli air. (Ahmad Nurfajri/detikSulsel)
Makassar -

DPRD Makassar menyoroti kinerja PDAM yang mengalami krisis air bersih di tengah kemarau panjang hingga membuat warga menjerit. DPRD meminta PDAM bisa segera menuntaskan persoalan tahunan ini.

Wakil Ketua DPRD Makassar Adi Rasyid Ali alias ARA mengatakan PDAM sudah mesti merancang kerja-kerja yang efektif. Dia menilai ada masalah pada manajemen jika persoalan ini tidak kunjung ada solusi.

"Sekarang PDAM sudah harus melakukan kerja-kerja yang terukur. Tidak bisa ini tiap tahun menjadi sebuah permasalahan. Kalau sampai sekarang tetap itu tidak jalan berarti ada yang salah dengan manajemen," kata ARA kepada detikSulsel, Kamis (31/8/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai satu-satunya perusahaan penyedia air bersih, PDAM mau tidak mau harus segera menuntaskan masalah ini. ARA meminta PDAM mencari solusi jangka pendek hingga jangka panjang lantaran air bersih merupakan kebutuhan primer masyarakat.

"Ini kan PDAM perusahaan monopoli, tidak ada PDAM lain. Harus menyelesaikan ini. Nah PDAM harus fokus. Pertama tempat penampungan air baku di daerah Tamalanrea," ujarnya.

ADVERTISEMENT

"Ini menyangkut hajat hidup orang banyak. Ini masalah primer, hal utama buat masyarakat. Semua kita hidup melalui air. Jadi kalau air yang tersendat maka kacaulah kehidupan ini," tambahnya.

ARA menegaskan PDAM mesti serius menyikapi keluhan-keluhan masyarakat. Dia meminta PDAM membentuk tim khusus untuk meneliti persoalan yang terjadi dan mencari solusinya.

"Saya minta keseriusan dari PDAM agar ini dikerja, buatkan tim khusus untuk memperhatikan apa masalahnya. Soal biaya, anggaran, ada kok. PDAM punya anggaran, besar anggarannya itu. PDAM kan bisa membangun berkoodinasi dengan pemerintah," kata dia.

Menurut ARA, salah satu solusi yang bisa dilakukan ialah dengan membuat penampungan air di wilayah-wilayah yang sering terdampak. PDAM disebutnya bisa memanfaatkan lahan fasum yang ada untuk dibangunkan tangki air di bawahnya.

"Bagaimana penampungannya tidak ada? Ya dibangun penampungannya. Kan banyak itu fasum-fasum, taman-taman, bisa dibangunkan di bawahnya penampungan air baku. Itu kita bisa belajar di daerah lain. Itu di bawah fasum yang ada itu dibuatkan tempat penampungan air untuk disalurkan ke warga," imbuh Ketua DPC Demokrat Makassar itu.

Sementara untuk solusi jangka pendek, ARA menyebut PDAM sudah melakukannya dengan menyiapkan suplai air ke wilayah terdampak. Namun hal itu dinilai masih perlu dimaksimalkan dengan memanfaatkan rumah-rumah ibadah sebagai lokasi penampungan air.

"Bisa dipakai di masjid. Atau bisa juga di kantor kelurahan disiapkan tangki air. Jadi masyarakat yang mau mengambil air tinggal datang," ucapnya.

Respons PDAM dan Wali Kota Makassar di halaman selanjutnya.

Respons PDAM Makassar

PDAM Makassar pun langsung merespons sorotan dan saran ARA. PDAM mengaku akan mengkaji pembangunan kantong-kantong air di wilayah-wilayah tertentu.

"Kalau untuk jangka panjang yang disampaikan Pak ARA (Wakil Ketua DPRD Makassar Adi Rasyid Ali), itu butuh kajian. Bahwa misalnya harus ada kantong-kantong air di bawah permukaan tanah," kata Kepala Bagian Humas PDAM Makassar Idris Tahir kepada detikSulsel, Kamis (31/8).

Menurut Idris, kajian itu bertujuan untuk mengetahui seperti apa dan bagaimana model kantong air yang dimaksud oleh ARA. Sehingga, dia menyebut PDAM butuh contoh yang dapat diadopsi lalu diterapkan.

"Itu perlu kajian, bagaimana modelnya, seperti apa bentuknya. Mungkin ada contoh-contohnya dari daerah lain yang bisa diadopsi," ucapnya.

Di sisi lain, Idris mengaku PDAM saat ini berinisiatif untuk membangun bendungan karet di Sungai Moncongloe. Inisiasi ini akan diusulkan kepada pemerintah pusat demi mengatasi kekurangan air bersih di Kota Makassar.

"Yang jelas kita sudah menginisiasi untuk mengusulkan kepada Pemerintah Pusat untuk pembuatan bendungan karet di Sungai Moncongloe. Itu untuk mengantisipasi air laut yang masuk, supaya airnya di musim kemarau, bisa digunakan," terangnya.

Walkot Makassar Akan Gandeng Ahli

Sementara, Wali Kota Makassar Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto mengaku sudah punya rencana dalam menuntaskan persoalan krisis air bersih itu. Danny menyebut akan menggandeng tim ahli geologi dari Universitas Hasanuddin (Unhas) untuk mencari sumber air bawah tanah di dalam kota.

"Maka saya minta tim geologi Unhas, saya sudah kontek ketua Himpunan Alumni Geologi Unhas untuk membantu Pemerintah Kota Makassar untuk mencari sumber-sumber air bawah tanah yang ada di Makassar," kata Danny kepada detikSulsel, Kamis (31/8).

Danny mengatakan sudah meminta PDAM untuk berkoordinasi dengan tim ahli tersebut. Menurutnya, waktu yang tepat untuk mencari sumber air baik dilakukan saat musim kemarau.

"Saya minta PDAM berkoordinasi dengan ahli geologi Unhas. Karena memang skrining terbaik untuk mencari air itu di musim air seperti ini," terangnya.

Selengkapnya di halaman selanjutnya.

Di sisi lain, Danny mengungkapkan sumber air baku di Bendungan Leko Pancing kini menyusut 50 persen sehingga membuat PDAM mengalami krisis air bersih. Danny pun berharap warga untuk hemat dalam menggunakan air.

"Jadi kalau kita lihat pertama soal sumber air. Sumber air kita di Leko Pancing dan Sungai Jeneberang. Itu dua sumber air kita dengan sumber air yang di tengah kota. Nah persoalan sumber air sekarang, khusus Leko Pancing itu sudah menyusut 50 persen," kata Danny.

Danny mengatakan kondisi ini terjadi karena musim kemarau panjang yang melanda wilayah Sulawesi Selatan (Sulsel). Bahkan, kata dia, kondisi ini diprediksi terjadi hingga akhir Desember nanti.

"Persoalan sumber air, ini kan kalau kita mau buat hujan buatan tidak mungkin karena awan tidak ada. Tadi pidato Presiden dalam Zoom menyatakan bahwa kemungkinan (kemarau) sampai akhir Desember," tuturnya.

Selain itu, Danny berharap masyarakat bisa berhemat dalam menggunakan air. Dia mengimbau warga tidak banyak menggunakan air untuk keperluan yang tidak begitu mendesak.

"Imbauan saya yang pertama hemat pemakaian air. Kedua jangan buang sampah di sembarang tempat, karena itu akan lari ke air juga, sumber-sumber air baku kita. Yang ketiga misalnya cuci mobil kita hemat, tidak usah cuci mobil tiap hari," ujarnya.

Halaman 2 dari 3
(asm/hsr)

Hide Ads