PDAM Makassar Tak Mengalir, Penjual Air Jeriken Raup Cuan Rp 1 Juta Sehari

PDAM Makassar Tak Mengalir, Penjual Air Jeriken Raup Cuan Rp 1 Juta Sehari

Ahmad Nurfajri Syahidallah - detikSulsel
Rabu, 30 Agu 2023 10:15 WIB
Warga Kompleks NTI Makassar, Sulsel menjual air bersih seharga Rp 3.000 per jeriken.
Foto: Warga Kompleks NTI Makassar, Sulsel menjual air bersih seharga Rp 3.000 per jeriken. (Ahmad Nurfajri Syahidallah/detikSulsel)
Makassar -

Warga di Kompleks Nusa Tamalanrea Indah (NTI), Kecamatan Tamalanrea, Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) meraup cuan Rp 1 juta sehari berkat jualan air jeriken. Inisiatif warga ini dilakukan saat PDAM krisis air baku untuk memproduksi air bersih.

"Sudah lima hari ini kita menjual, dari hari Jumat. Satu jeriken harganya Rp 3.000. Ini kita jual air bor, untuk bantu-bantu juga warga di dalam (kompleks) yang tidak jalan (mengalir) airnya," kata warga kompleks NTI, Arun (30) kepada detikSulsel, Rabu (30/8/2023).

Arun menyebut air yang dijual itu bersumber dari sumur bor miliknya. Ia mengatakan hal ini dijadikan bisnis karena banyak warga yang membutuhkannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini diambil dari sumur borku. Karena orang di dalam biasanya tidak punya (sumur bor). Banyak orang datang, jadi dijual sekalian," paparnya.

Lebih lanjut, Arun menjual air bersih dalam jeriken dari pagi hingga malam. Dalam sehari, ia mendapat keuntungan sekitar Rp 1 juta.

ADVERTISEMENT

"Dari pagi sampai malam kita ini (jual). Biasa karena banyak datang (pembeli), bisa sampai Rp 1 juta satu hari, " ungkap Arun.

Arun menjelaskan, pembeli yang datang ke tempatnya kadang membawa jeriken sendiri. Namun, seringkali pula hanya datang memesan lalu minta diantarkan ke alamat masing-masing.

"Ada yang datang bawa jeriken sendiri pake kendaraannya baru isi (air) di sini. Tapi ada juga yang cuma pesan. Kita catat alamatnya baru antarkan pake bentor (becak motor)," bebernya.

"Jadi ini bentor bukan punya ta. Dia dipanggil, baru dikasihkan alamat (pembeli yang memesan)," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, sejumlah warga di Kecamatan Tamalanrea bolak-balik membawa jeriken demi membeli air. Hal ini dikarenakan suplai air PDAM Makassar tidak mengalir di sejumlah wilayah.

Warga lain di Kompleks NTI, Naharia mengaku resah dengan kondisi suplai air PDAM Makassar yang terganggu. Dia terpaksa mengambil air di rumah keluarganya di depan kampus Unhas demi mendapatkan air bersih.

"Kita kalau mau pergi ambil air biasa di depan pintu 1 Unhas, rumahnya keluarga di sana. Kalau tidak begitu, tidak ada bisa dipakai untuk kebutuhan sehari-hari," papar warga yang tinggal di kompleks NTI Jalan Tanjung blok GF Nomor 18.

Di sisi lain, Kabag Humas PDAM Makassar Idris Tahir mengaku memang ada kekurangan suplai air baku di Makassar. Hal ini terjadi akibat kemarau yang puncaknya berada di bulan Agustus.

"Ini kan kemarau dari Juni, Juli, Agustus, ini kan sudah terasa musim kemaraunya. Puncaknya di Agustus. Kita sudah sampaikan bahwa sekarang air baku ini lagi bermasalah, lagi kering," ujarnya.

Menurutnya, saat ini PDAM telah menyediakan solusi jangka pendek untuk mengatasi kondisi ini. Idris menyebut PDAM Makassar telah menyiapkan 15 armada mobil tangki yang akan disebar kepada masyarakat.

"Yang sekarang ini kan kita mengantarkan mobil tangki. Ada 15 armada mobil tangki yang setiap saat mengantar ke rumah pelanggan, kawasan-kawasan yang memang membutuhkan air," imbuhnya.




(ata/hsr)

Hide Ads