PDAM Makassar Kaji Bangun Kantong Air Atasi Krisis di Musim Kemarau

PDAM Makassar Kaji Bangun Kantong Air Atasi Krisis di Musim Kemarau

Ahmad Nurfajri Syahidallah - detikSulsel
Kamis, 31 Agu 2023 16:19 WIB
Warga Kompleks NTI Makassar, Sulsel menjual air bersih seharga Rp 3.000 per jeriken.
Foto: Warga Kompleks NTI Makassar, Sulsel menjual air bersih seharga Rp 3.000 per jeriken. (Ahmad Nurfajri Syahidallah/detikSulsel)
Makassar -

PDAM Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) merespons sorotan dan saran DPRD Makassar soal krisis air yang terjadi di musim kemarau saat ini. PDAM mengaku akan mengkaji pembangunan kantong-kantong air di wilayah-wilayah tertentu.

"Kalau untuk jangka panjang yang disampaikan Pak ARA (Wakil Ketua DPRD Makassar Adi Rasyid Ali), itu butuh kajian. Bahwa misalnya harus ada kantong-kantong air di bawah permukaan tanah," kata Kepala Bagian Humas PDAM Makassar Idris Tahir kepada detikSulsel, Kamis (31/8/2023).

Idris mengatakan hal itu bertujuan untuk mengetahui seperti apa dan bagaimana model kantong air yang dimaksud oleh ARA. Sehingga, dirinya menyebut PDAM butuh contoh yang dapat diadopsi lalu diterapkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu perlu kajian, bagaimana modelnya, seperti apa bentuknya. Mungkin ada contoh-contohnya dari daerah lain yang bisa diadopsi," ucapnya.

Namun, dia juga mengatakan saat ini PDAM berinisiatif untuk membangun bendungan karet di Sungai Moncongloe. Inisiasi ini akan diusulkan kepada pemerintah pusat demi mengatasi kekurangan air bersih di Kota Makassar.

ADVERTISEMENT

"Yang jelas kita sudah menginisiasi untuk mengusulkan kepada Pemerintah Pusat untuk pembuatan bendungan karet di Sungai Moncongloe. Itu untuk mengantisipasi air laut yang masuk, supaya airnya di musim kemarau, bisa digunakan," terangnya.

Selain itu, Idris juga mengatakan bahwa PDAM akan bekerja sama dengan ahli geologi Universitas Hasanuddin (Unhas). Hal ini disebut merupakan instruksi Wali Kota Makassar untuk mencari sumber air baru saat musim kemarau.

"Sebagaimana dengan petunjuk dan arahan Wali Kota kepada Direksi PDAM supaya melakukan kerja sama dengan Teknik Geologi Unhas untuk mencari sumber air yang baru di bawah permukaan tanah," imbuhnya.

Sehingga menurutnya, hasil kerja sama itu akan diwujudkan menjadi sistem geolistrik. Idris mengatakan rancangan kerja sama ini akan segera diproses oleh PDAM Makassar.

"Jadi sistemnya itu geolistrik nanti. Untuk mencari titik-titik sumber air baru yang digunakan pada saat kemarau. Dan ini segera kita tindaklanjuti," bebernya.

Di sisi lain, Idris juga menanggapi saran ARA kepada PDAM untuk menyediakan tangki air di tempat fasilitas umum. Hanya saja, bagi dirinya usulan itu tidak terlalu efektif.

"Kita ini langsung masuk ke kerumunan warga. Masuk ke lokasi warga. Jadi dimana warga meminta air, disitu langsung kita drop. Supaya dekat dari rumah masing-masing. Itu strateginya," ungkapnya.

"Saya paham apa yang dibilang Pak ARA, tapi sekarang ini caranya kita memang langsung mengantar ke rumah-rumah warga. Kami pikir itu lebih efisien. Jadi cara yang kami tempuh itu sudah sejak lama," pungkasnya.

Selengkapnya di halaman selanjutnya.

Diberitakan sebelumnya, Wakil Ketua DPRD Adi Rasyid Ali alias ARA menyoroti krisis air bersih dari PDAM yang melanda sejumlah wilayah. ARA meminta PDAM Makassar untuk serius dalam mencari solusi kekurangan sumber air baku di musim kemarau.

"Sekarang PDAM sudah harus melakukan kerja-kerja yang terukur. Tidak bisa ini tiap tahun menjadi sebuah permasalahan. Kalau sampai sekarang tetap itu tidak jalan berarti ada yang salah dengan manajemen," katanya kepada detikSulsel, Kamis (31/8).

Sementara itu, ARA menambahkan salah satu solusi yang bisa dilakukan oleh PDAM untuk mengatasi problem kekurangan air baku. Ia menyebut PDAM dapat memfungsikan lahan fasum untuk dibangunkan tangki air di bawahnya.

"Bagaimana penampungannya tidak ada? Ya dibangun penampungannya. Kan banyak itu fasum-fasum, taman-taman, bisa dibangunkan di bawahnya penampungan air baku. Itu kita bisa belajar di daerah lain. Itu di bawah fasum yang ada itu dibuatkan tempat penampungan air untuk disalurkan ke warga," ucapnya.

Sedangkan untuk solusi jangka pendek, dirinya menyarankan PDAM untuk memanfaatkan rumah ibadah sebagai lokasi penampungan air. Sehingga masyarakat yang membutuhkan air bersih bisa langsung ke sana.

"Bisa dipakai di masjid. Atau bisa juga di kantor kelurahan disiapkan tangki air. Jadi masyarakat yang mau mengambil air tinggal datang," bebernya.

Halaman 2 dari 2
(asm/ata)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads