Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Otorita Ibu Kota Negara (IKN) Silvia Halim mengungkap tantangan pembangunan IKN Nusantara. Kendati demikian, Silvia memastikan pengerjaan IKN tetap berjalan sesuai dengan target.
"Sebenarnya banyak ya tantangannya (pembangunan), tapi mungkin yang paling utama adalah kondisi alamnya itu sendiri. Ini kan kita bangunnya di tengah hutan yang kontur tanahnya tidak rata, berbukit," terang Silvia usai peringatan HUT ke-78 RI di Sumbu Kebangsaan IKN, Kamis (17/8/2023)
Silvia menegaskan pembangunan IKN tetap memperhatikan kondisi lingkungan. Pembabatan pohon di lokasi pembangunan juga dipertimbangkan secara matang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tentu saja pendekatan atau cara pembangunannya harus sangat memperhatikan lingkungan," tambahnya.
Dia menegaskan pembangunan IKN jangan sampai berdampak pada lingkungan sekitar. Hal ini sejalan dengan pembangunan IKN mengusung konsep forest city atau kota hutan.
"Kita tidak bisa di sini (asal babat pohon), walaupun disuruh percepatan, tetap aja harus memperhatikan aspek lingkungannya," tegas Silvia.
Menurutnya kontur tanah kawasan IKN yang berbukit memang perlu perlakuan khusus. Jenis tanahnya yang disebut clay shale, menjadi ciri khas jenis tanah di sekitar wilayah Kalimantan.
"Memang kondisi atau jenis tanahnya itu di sini juga yang butuh penanganan khusus. Ini jenis tanah yang kita ngomongnya clay shale," katanya.
Silvia menjelaskan, jenis tanah clay shale memiliki ciri yang apabila terpapar air dan udara akan menjadi bertekstur lunak. Sehingga, penanganan-penanganan untuk menguatkan tekstur tanah penting untuk dilakukan.
"Itu (jenis tanah clay shale) yang kalau terekspos ke udara dan air, dia akan menjadi tanah lunak. Jadi, setiap kali kita harus mulai pembangunan kita harus treatment dulu tanahnya, treatment-nya apakah digali, dipindahkan, diganti dengan tanah yang lebih baik dulu, ataupun mungkin bentuk-bentuk penguatan (struktur tanah) lainnya," jelas Silvia.
Sebelumnya diberitakan, progres pembangunan kawasan IKN secara umum sudah mencapai 37%. Progres pembangunan yang dimaksud meliputi infrastruktur dasar, yakni Bendungan Sepaku Semoi, intake air dari Sungai Sepaku, Istana Negara, Kantor Presiden, Kantor Kemensetneg, Kantor Kemenkeu, 4 kawasan Kantor Kemenko.
Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) 1A di IKN juga dikebut penyelesaiannya. Di area tersebut akan dibangun Istana Presiden yang direncanakan menjadi lokasi HUT ke-79 RI pada tahun 2024.
"Jadi, Istana Presiden dan kawasan sekitarnya itu yang salah satunya tentu akan dikejar penyelesaiannya untuk Agustus (upacara peringatan kemerdekaan) tahun depan. Kalau istana sendiri, Juli-Agustus (2024) sudah selesai. Harus selesai," jelas Silvia.
(sar/asm)