"Di Kecamatan Palolo ada 79 rumah rusak, 3 di antaranya tidak dapat dihuni (rusak berat). Sementara di Kecamatan Nokilalaki ada 11 rumah rusak," kata Kepala Pelaksana BPBD Sulteng Akris Fattah Yunus kepada wartawan, Rabu (9/8/2023).
Akris Fattah mengatakan gempa Sigi M 5,3 berdampak di Kecamatan Palolo dan Nokilalaki. Saat ini jumlah keseluruhan warga yang mengungsi di 2 kecamatan tersebut mencapai 1.319 jiwa.
"Pengungsi di Kecamatan Palolo 792 jiwa. Di Kecamatan Nokilalaki ada 527 jiwa," terangnya.
Warga di 2 kecamatan tersebut mengungsi secara mandiri dengan mendirikan tenda-tenda di tempat terbuka. Para pengungsi terdiri dari bayi hingga lansia.
"Pengungsi ada bayi, balita, dan lansia," jelasnya.
Saat ini para pengungsi masih membutuhkan bantuan tenda dan alat perlengkapan tidur. Pihaknya juga telah memberikan imbaun kepada warga agar selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya gempa susulan.
"Kebutuhan mendesak selimut, kelambu, makanan siap saji dan tenda terpal," pungkasnya.
Sementara itu, Tenaga Ahli Kepala BNPB Brigjen Jahidin Chilo telah turun mengecek lokasi yang terdampak gempa di Sigi. Pihaknya menyerahkan bantuan penanganan darurat bencana gempa bumi berupa logistik dan dana siap pakai sebesar Rp 250 juta ke Pemkab Sigi.
"Selain bantuan paket logistik kami juga memberikan bantuan berupa dana operasional sejumlah Rp 250 juta, sekira dapat dimanfaatkan sebaik mungkin untuk keperluan penanganan bencana" Ujar Jahidin dalam keterangannya.
Untuk diketahui, wilayah Sigi diguncang gempa pada Minggu (6/8). Gempa pertama berkekuatan M 5,3 pada pukul 09.44 Wita. Getaran gempa dirasakan hingga ke Palu, Poso, dan Parigi.
"Dirasakan: III Palu, III Poso, III-IV Parigi," tulis BMKG dalam keterangannya, Minggu (6/8).
Selanjutnya gempa susulan kembali mengguncang Sigi pada pukul 18.16 Wita. Gempa tersebut berkekuatan magnitudo 4,7.
(urw/urw)