Pembully Siswi SMP di Kendari Dikeluarkan dari Sekolah, Punya Catatan Buruk

Sulawesi Tenggara

Pembully Siswi SMP di Kendari Dikeluarkan dari Sekolah, Punya Catatan Buruk

Nadhir Attamimi - detikSulsel
Selasa, 01 Agu 2023 21:06 WIB
Neglected lonely child against the white wall.  Little girl crying in the corner. Violence concept.
Ilustrasi bully. Foto: iStock
Kendari -

Seorang siswi di Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) menjadi korban bully atau perundungan teman sekolahnya. Pihak sekolah pun mengambil sikap tegas dengan mengeluarkan pelaku pembully siswi tersebut karena punya catatan buruk.

"Untuk sekarang tidak bisa kami mempertahankan, tapi kami sarankan cari sekolah lain," kata Kepala Sekolah SMP Negeri 8 Kendari Muliadi kepada detikcom, Selasa (1/8/2023).

Muliadi mengungkapkan perundungan itu terjadi saat jam sekolah pada Rabu (27/7) lalu viral di media sosial (medsos) pada Jumat (29/7). Pelajar pembully berinisial RI (13) dan korbannya AC (13), keduanya duduk di kelas VIII.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Muliadi mengungkapkan sikap tegas diambil setelah pihak sekolah melakukan penelusuran terhadap perilaku RI mulai dari kalangan guru hingga wali kelasnya. Bahkan pembinaan sudah dilakukan sejak awal dengan optimal.

"Awal kelas VII dia sudah menunjukkan gejala-gejala suka membully dan pembinaan sudah berulang kali dilakukan," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Selain itu, lanjut Muliadi, pihaknya juga kerap tidak mendapat respon yang baik dari orang tua RI. Seperti kurangnya respon orang tua menanggapi surat panggilan pihak sekolah.

"Pendekatan kekeluargaan dan respon keluarga minim, tidak agresif untuk menangani anak ini, seperti surat yang kami kirim tidak datang. Jadi pembinaan tanpa dukungan orang tua," ungkapnya.

Ia mengatakan pihak sekolah sudah berusaha melakukan pembinaan terhadap RI, namun tidak menemui perubahan berarti. RI kembali menunjukkan sikap serupa.

"Karena selama pembinaan, kami tidak terlalu nampak ada perubahan, hanya sesaat, mengganggu teman sudah berkali-kali," ungkap dia.

Muliadi mengungkapkan dengan berbagai alasan dan pertimbangan itu, RI terpaksa tidak bisa melanjutkan pendidikan di sekolah tersebut. Menurut Muliadi, RI disarankan mencari lingkungan sekolah yang bisa merubah sikapnya.

"Barangkali sekolah atau lingkungan yang lain yang bisa membangkitkan semangatnya dan membina pribadinya," pungkasnya.

Rencananya, lanjut dia, pihak sekolah akan bertemu orang tua RI pada Rabu (2/8) untuk menyampaikan pernyataan secara resmi pihak sekolah terkait peristiwa tersebut.

"Besok Insya Allah kami panggil orang tuanya, nanti setelah ketemu orang tuanya kita akan arahkan (untuk ke sekolah lain)," bebernya.

Sebelumnya, heboh di medsos siswi SMP di Kendari, Sultra menjadi korban bully atau perundungan oleh teman sekolahnya. Korban hanya pasrah saat bukunya dirusak oleh rekannya.

Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Dikmudora) Kendari, Saemina mengatakan perundungan itu terjadi di SMPN 8 Kendari, Rabu (27/7). Pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak sekolah.

"Iya benar itu terjadi di SMP di Kendari," kata Saemina saat dikonfirmasi detikcom, Selasa (1/8).




(ata/ata)

Hide Ads