Curhat Nakhoda Perahu Rakit Tenggelam-15 Tewas gegara Penumpang Memaksa Naik

Curhat Nakhoda Perahu Rakit Tenggelam-15 Tewas gegara Penumpang Memaksa Naik

Nadhir Attamimi - detikSulsel
Minggu, 30 Jul 2023 06:45 WIB
Nakhoda kapal tenggelam yang menewaskan 15 Warga Buton Tengah ditetapkan menjadi tersangka.
Foto: Nakhoda kapal tenggelam yang menewaskan 15 Warga Buton Tengah ditetapkan menjadi tersangka. (Antara)
Makassar -

Nahkoda perahu rakit berinisial S (50) di Buton Tengah, Sulawesi Tenggara (Sultra) ditetapkan tersangka atas tewasnya 15 orang penumpang. Ia mengaku penumpang memaksa naik ke perahunya hingga kelebihan muatan.

S mengatakan dirinya mengantar para penumpang atas permintaan para korban yang hendak menonton konser HUT ke-9 Buton Tengah pada Minggu (23/7) malam. Para penumpangnya merupakan warga Desa Lagili, Kecamatan Mawasangka Timur.

Saat hendak berangkat penumpang terus memaksa naik ke perahu meskipun dirinya meminta agar berhenti. Sayangnya sejumlah penumpang tetap nekat dengan berdalih hanya sendirian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Iya (memaksa naik), saya bilang sudah-sudah (berhenti naik lagi). (Ada yang bilang) eh, sendiri saja saya naik," kata S kepada wartawan di Mako Polairud Polda Sultra, Jumat (28/7/2023).

S bahkan tidak mengetahui pasti jumlah penumpang yang naik ke perahu rakitnya tersebut. Akhirnya, dengan terpaksa ia memberangkatkan perahu tersebut menuju ke Desa Lakorua, Kecamatan Mawasangka Tengah.

ADVERTISEMENT

"Saya tidak tahu berapa orang yang naik (ke perahu rakit)," ujarnya.

Saat berangkat ke tujuan di Desa Lakorua mereka tidak menemui kendala. Seluruh penumpang pun tiba dengan selamat.

"Dari Desa Lagili saya antar selamat semua," bebernya.

Namun saat perjalanan pulang menuju Desa Lagili perahu tersebut terjadi kecelakaan. Akibatnya 15 penumpang tewas tenggelam.

Perahu Miring Usai Hindari Tali

Awal perjalanan pulang kondisi kapal masih normal. Kapal mulai miring usai S menghindari tali bagang di tengah laut.

"Iya sekitar 30 menit (menyeberang). Waktu saya mau menyeberang itu ada tali bagang di tengah laut saya menghindar sebelah kiri," ujar S.

"Habis itu saya jalan, saya kasi mati mesin di situ, sudah lewat tali saya kasih jalan lagi tinggal 20 meter lagi jembatan Lagili kondisi kapal sudah miring sebelah kiri," ujarnya.

Setelah itu kecelakaan pun terjadi. S sempat meminta ke semua penumpang agar memegang perahu rakit agar tetap selamat.

"Setelah itu tenggelam saya kasih tahu anak-anak pegang di bodi (perahu rakit), jangan sampai lepas," ujarnya.

Namun situasi saat itu sudah tidak terkendali. Para penumpang yang jatuh ke laut saling tarik menarik hingga ada penumpang tenggelam dan meninggal.

"Karena banyak sekali orang, sudah baku tarik-tarik orang yang sudah panik," bebernya.

S mengatakan perahu yang dikemudikannya tenggelam sekitar 20 meter dari dermaga tujuan.

"Tinggal 20 meter lagi jembatan (dermaga) Desa Lagili, kondisi kapal sudah miring sebelah kiri (tenggelam)," kata S.

Baca selengkapnya di halaman berikutnya...

Perahu Kelebihan Muatan

Untuk diketahui, kapal dinahkodai S tenggelam saat melakukan pelayaran di Teluk Mawasangka Tengah, Buton Tengah pada Senin (24/7) sekitar pukul 00.00 Wita. Perahu tersebut tenggelam karena kelebihan muatan dan tidak memenuhi standar keselamatan penumpang.

Dirpolairud Polda Sultra Kombes Faisal Florentinus Natipul mengungkapkan perahu rakit tersebut mengangkut sebanyak 69 orang.

"Rinciannya itu 66 warga Desa Lagili dan 3 orangnya dari desa Wambuloli Kecamatan Mawasangka Timur. Akibat kecelakaan itu 15 orang meninggal dunia dan 54 orang selamat," bebernya.

Perahu yang dikemudikan S merupakan perahu rakitan yang menggunakan mesin ketinting. Modelnya dimodifikasi dari 2 perahu kecil yang dijadikan satu dengan ukuran panjang 8,35 meter dan lebar 2,30 meter.

"Dari hasil pengukuran perahu rakit memiliki panjang 8,35 meter dan lebar 2,30 meter," ujarnya.

Halaman 2 dari 2
(alk/hsr)

Hide Ads