Siswa SMA Negeri 1 Unaaha Konawe, Doni Amansya masih belum bisa menutupi kekecewaannya usai tiba-tiba diganti setelah dinyatakan lulus menjadi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) tingkat nasional. Doni yang dipindahkan menjadi paskibraka tingkat provinsi lantas menyatakan mundur.
Mundurnya Doni itu disampaikan oleh kuasa hukumnya, Andre Darmawan di LBH HAMI Sultra, Kendari, Sabtu (29/7). Pengunduran Doni telah didiskusikan oleh pihak keluarga.
"Setelah berembuk bersama keluarga dan kuasa hukum, kami memutuskan bahwa Doni mengundurkan diri dari Paskibraka provinsi," kata Andre Darmawan, Sabtu (29/7).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Andre mengatakan ada berbagai pertimbangan yang membuat pihaknya mengambil langkah mundur. Namun psikologi Doni menjadi pertimbangan utama.
"Kami pertimbangkan juga terutama masalah psikis, kalau dikarantina akan ketemu dengan panitia-panitia dari Kesbangpol (Sultra)," ujarnya.
Andre mengaku pihaknya tidak bisa menjamin psikologi Doni akan baik-baik saja saat mengikuti karantina yang dilaksanakan oleh Kesbangpol Sultra hingga pelaksanaan pengibaran bendera. Doni dan ibunya sudah menyampaikan secara resmi pengunduran dirinya tersebut ke Kesbangpol Konawe.
"Intinya walaupun Doni tidak jadi berangkat ke Jakarta mengibarkan bendera tapi bagi kami Doni yang sudah berhasil mengibarkan bendera kebenaran dan kejujuran disaksikan seluruh Indonesia," ungkapnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya...
Doni Merasa Sakit Hati
Doni juga telah angkat bicara terkait pengunduran dirinya. Dia mengaku kecewa karena sebelumnya dia lulus Paskibraka tingkat nasional namun tiba-tiba diganti.
"Terus terang saya sudah sakit hati kepada panitia-panitia di sini (panitia seleksi di Sultra) sudah mencurangi saya," kata Doni kepada wartawan, Sabtu (29/7).
Doni juga tak bisa menyembunyikan rasa kecewa setelah impiannya mengibarkan bendera pusaka di Istana Negara pupus. Dia menegaskan impiannya telah dicuri.
"Mereka sudah mencuri impian saya (menjadi anggota Paskibraka Nasional)," tegas Doni.
Kini, Doni mengaku akan menjadi paskibraka di daerah asalnya di Kabupaten Konawe pada 17 Agustus mendatang. Menurut Doni, hal itu jauh lebih membuatnya bangga.
"Mending saya mengibarkan sang merah putih di daerah (Konawe) ketimbang di provinsi yang tidak benar. Dari Kesbangpol Konawe katanya sudah disiapkan posisi (paskibraka Konawe)," bebernya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya...
Sebagai informasi, kabar Doni tiba-tiba diganti usai lulus paskibraka nasional ini berawal dari curhatan ibunya yang bernama Samsuani. Ia menyampaikan segala keresahannya melalui media sosial.
Diketahui, ada 4 siswa yang mengikuti proses seleksi Paskibraka Nasional di tingkat Sultra sejak Mei 2023. Keempat siswa itu adalah Doni Amansa utusan SMA Negeri 1 Unaaha Konawe, Nadira Syalvallah utusan SMA Negeri 2 Baubau, serta Wiradinata Setya Persada dan Aini Nur Fitriani utusan SMA Negeri 1 Baubau.
Samsuani mengatakan Doni dan Nadira saat itu diumumkan sebagai anggota inti Paskibraka Nasional, sedangkan Wira dan Aini menjadi cadangan. Setelah pengumuman itu, Samsuani mengaku anaknya langsung mendapat ucapan dan dukungan dari Pemerintah Konawe dan guru-gurunya, serta teman-teman Doni.
Setelah beberapa waktu, Samsuani mendapat kabar jika posisi anaknya, Doni Amansa sebagai pasukan inti diganti. Siswa yang sebelumnya diumumkan sebagai cadangan justru tiba-tiba menjadi pasukan inti.
"Kita buka berita ternyata sudah Wira yang mau berangkat (ke Jakarta), ternyata Doni mereka simpan jadi cadangan," ujar Samsuani, Sabtu (15/7).
Samsuani mengatakan, anaknya sempat diminta mengikuti pembekalan. Namun, dalam pembekalan itu, ia menyebut ada seleksi lagi yang harus diikuti oleh anaknya.
"Waktu pembekalan saya lepas anakku dengan bismillah, tapi ternyata muncul lagi seleksi. Saya ndak tahu seleksi apa itu," ujar dia.
Kesbangpol Sultra memberikan tanggapan terkait informasi Paskibraka Nasional yang mendadak diganti. Kepala Kesbangpol Sultra Harmin menyebut tidak ada peserta yang tiba-tiba batal setelah pengumuman lolos Paskibraka Nasional.
"Tidak ada (mengganti). Proses seleksi ini dilakukan panitia seleksi (pansel) sudah sesuai mekanisme dan transparan," kata Harmin kepada detikcom, Sabtu(15/7).