Siswa SMA Negeri 1 Unaaha Konawe Doni Amansya mengundurkan diri menjadi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Sulawesi Tenggara (Sultra). Doni mengaku kecewa karena sebelumnya dia lulus Paskibraka tingkat nasional namun tiba-tiba diganti.
"Terus terang saya sudah sakit hati kepada panitia-panitia di sini (panitia seleksi di Sultra) sudah mencurangi saya," kata Doni saat dimintai konfirmasi wartawan, Sabtu (29/7/2023).
Doni mengaku kecewa impiannya mengibarkan bendera pusaka di Istana Negara pupus. Dia menilai impiannya telah dicuri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka sudah mencuri impian saya (menjadi anggota Paskibraka Nasional)," tegas Doni.
Doni mengungkapkan dirinya lebih bangga jika dipersilahkan pemerintah daerah di Kabupaten Konawe untuk mengibarkan bendera merah putih pada 17 Agustus mendatang. Ia pun mengaku sudah menyampaikan perihal keputusan mundurnya dari Paskibraka Provinsi Sultra ke panitia Kesbangpol Konawe.
"Mending saya mengibarkan sang merah putih di daerah (Konawe) ketimbang di provinsi yang tidak benar," bebernya.
Setelah penyampaian ke daerah, Doni mengaku mendapat lampu hijau menjadi paskibraka pada perayaan kemerdekaan RI di Kabupaten Konawe. Hal itu sedang dirembukkan bersama sang ibu dan kuasa hukumnya.
"Dari Kesbangpol Konawe katanya sudah disiapkan posisi (paskibraka Konawe)," bebernya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya...
Awal Mula Siswa Konawe Diganti
Kabar Doni diganti ini berawal dari curhatan ibunya bernama Samsuani. Ia menyebut anaknya, Doni Amansa, tiba-tiba diganti usai diumumkan lolos sebagai Paskibraka Nasional.
"Malam itu dinyatakan perwakilan Sultra ke Paskibraka Nasional yakni Doni dan Nadira," kata Samsuani, Sabtu (15/7/2023).
Diketahui, ada 4 siswa yang mengikuti proses seleksi Paskibraka Nasional di tingkat Sultra sejak Mei 2023. Keempat siswa itu adalah Doni Amansa utusan SMA Negeri 1 Unaaha Konawe, Nadira Syalvallah utusan SMA Negeri 2 Baubau, serta Wiradinata Setya Persada dan Aini Nur Fitriani utusan SMA Negeri 1 Baubau.
Samsuani mengatakan Doni dan Nadira saat itu diumumkan sebagai anggota inti Paskibraka Nasional, sedangkan Wira dan Aini menjadi cadangan. Setelah pengumuman itu, Samsuani mengaku anaknya langsung mendapat ucapan dan dukungan dari Pemerintah Konawe dan guru-gurunya, serta teman-teman Doni.
Setelah beberapa waktu, Samsuani mendapat kabar jika posisi anaknya, Doni Amansa sebagai pasukan inti diganti. Siswa yang sebelumnya diumumkan sebagai cadangan justru tiba-tiba menjadi pasukan inti.
"Kita buka berita ternyata sudah Wira yang mau berangkat (ke Jakarta), ternyata Doni mereka simpan jadi cadangan," ujar Samsuani.
Samsuani mengatakan, anaknya sempat diminta mengikuti pembekalan. Namun, dalam pembekalan itu, ia menyebut ada seleksi lagi yang harus diikuti oleh anaknya.
"Waktu pembekalan saya lepas anakku dengan bismillah, tapi ternyata muncul lagi seleksi. Saya ndak tahu seleksi apa itu," ujar dia.
Kesbangpol Sultra memberikan tanggapan terkait informasi Paskibraka Nasional yang mendadak diganti. Kepala Kesbangpol Sultra Harmin menyebut tidak ada peserta yang tiba-tiba batal setelah pengumuman lolos Paskibraka Nasional.
"Tidak ada (mengganti). Proses seleksi ini dilakukan panitia seleksi (pansel) sudah sesuai mekanisme dan transparan," kata Harmin kepada detikcom,Sabtu(15/7).
Simak Video "Video: Mengenal Konsep Desa Bahagia yang Jadi Tempat Pelatihan Paskibraka"
[Gambas:Video 20detik]
(hmw/ata)