Pemprov Sulawesi Selatan (Sulsel) berjanji segera memperbaiki Jalan Poros Sidrap-Soppeng yang ditanami warga pohon pisang. Aksi warga dilakukan karena kesal ruas jalan provinsi itu tidak kunjung diperbaiki selama 3 tahun terakhir.
Aksi tanam pohon pisang itu dilakukan warga di Desa Tanete, Kecamatan Maritengngae, Kabupaten Sidrap pada Minggu pagi (23/7) sekitar pukul 09.00 Wita. Warga juga membakar ban sehingga arus lalu lintas sempat terhambat.
Kepala Bidang Jalan Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Sulsel Irawan mengatakan pihaknya sudah mengalokasikan anggaran sekitar Rp 15 miliar untuk perbaikan ruas jalan itu. Konstruksi direncanakan bulan ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nilai kontrak hampir Rp 15 miliar untuk pengaspalan sepanjang 6 km. Insyaallah dalam waktu dekat itu dikerjakan, karena sudah ada pemenang kontraknya," tegas Irawan kepada detikSulsel, Minggu (23/7/2023).
Irawan mengatakan proyek Jalan Poros Sidrap-Soppeng terhambat lantaran sempat terjadi pemutusan kontrak. Pihaknya pun kembali melakukan tender ulang.
"Ini memang masalah administrasi dengan paket yang putus kontrak memang butuh waktu untuk review dan lain-lain. Jadi butuh proses," ungkapnya.
Dia pun meminta maaf atas keterlambatan pengerjaan konstruksi jalan tersebut. Irawan memaklumi kekesalan warga yang melakukan aksi penanaman pohon pisang di tengah jalan.
"Wajar juga memang (warga protes sampai tanam pohon pisang) karena parah kondisi rusaknya. Kami minta maaf dengan kondisi itu," papar Irawan.
Irawan memastikan pengerjaan Jalan Sidrap-Soppeng rampung tahun ini. Menurutnya ruas jalan itu sudah menjadi atensi Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman.
"Pak Gub (Andi Sudirman) juga sudah selalu atensi dan tanyakan ke kami bilang bagaimana ini dinas kenapa lama sekali (jalan tidak diperbaiki)," jelasnya.
Warga Bakar Ban hingga Lalu Lintas Macet
Aksi tanam pohon pisang itu dilakukan warga yang tergabung dalam Aliansi Desa Tanete dan Allakuang. Aksi itu sebagai luapan kekecewaan kepada Pemprov yang tidak kunjung merealisasikan janjinya memperbaiki Jalan Poros Sidrap-Soppeng.
"Kami turun atas nama warga sebab sudah jenuh dengan janji pihak Pemprov Sulsel bahwa bulan ini, bulan ini akan dikerjakan," keluh warga Desa Tanete, Mastang Balulu saat dihubungi, Minggu (23/7).
![]() |
Mastang mengatakan warga juga membakar ban bekas di tengah jalan. Asap tebal pun membubung di lokasi.
"Jadi selain tanam pohon pisang, ban juga dibakar. Jarak 500 meter lah begitu," tuturnya.
Situasi ini sempat membuat arus lalu lintas mengalami kemacetan. Truk susah melintas, sementara pengendara motor dan mobil mencari jalan alternatif melewati lorong rumah warga.
"Warga sempat terhalang, api (dari pembakaran ban) sempat membesar jadi banyak takut lewat tadi, terjadi macet jalan tadi di situ," sebut Mastang.
Namun Mastang menyebut kemacetan itu tidak berlangsung lama. Dia berharap pengendara memaklumi dengan harapan pemerintah memberi perhatian terhadap Jalan Sidrap-Soppeng yang sudah rusak 3 tahun.
"(Kerusakan jalan) Kurang lebih 3 tahun. Untuk Desa Tanete ada kurang lebih 3 kilometer," imbuhnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.
DPRD Sulsel Heran Pemprov Lambat Perbaiki
Wakil Ketua DPRD Sulsel, Syaharuddin Alrif mengaku heran Pemprov Sulsel lambat memperbaiki Jalan Poros Sidrap-Soppeng. Syahar mengaku sudah berkali-kali mengingatkan terkait kerusakan jalan itu.
"Entah bagaimana mengapa lambat sekali penanganannya. Saya sudah melakukan rapat berkali-kali dengan Dinas PUTR Sulsel baik dengan meminta komisi D menindaklanjuti perbaikan jalan itu (Poros Sidrap-Soppeng)," sebut Syahar kepada detikSulsel, Minggu (23/7).
Syahar mengatakan perbaikan Jalan Sidrap-Soppeng sudah dianggarkan senilai Rp 64 miliar di APBD 2022. Anggaran itu dipaketkan dengan penanganan ruas Jalan Sidrap-Pinrang.
"Kontraktor hanya mampu selesaikan Sidrap-Pinrang. Sementara Sidrap-Soppeng tidak bisa menyelesaikan hingga Desember 2022 lalu, sehingga pada akhirnya diputus kontrak," ungkapnya.
Legislator Sulsel Fraksi NasDem ini mengaku Pemprov Sulsel kembali mengalokasikan anggaran sekitar Rp 16 miliar untuk Jalan Sidrap-Soppeng. Namun proses tendernya kembali disorot karena lama dilakukan.
"Kan ada lagi anggaran tahun ini itu Rp 16 miliar, tetapi kenapa kontraknya tidak secepatnya di awal Maret lalu. Sementara ini kan sudah masuk bulan Juli," ucap Syahar.
Syahar menganggap wajar jika warga menumpahkan kekesalannya lewat aksi menanam pohon pisang di ruas jalan itu. Menurutnya kerusakan jalan bisa mengganggu aktivitas perekonomian warga.
"Ini kan akhirnya efek ke masyarakat dengan biaya transportasi meningkat dan lambat pertumbuhan ekonomi. Misalnya Jalan Poros Sidrap-Soppeng ini kan merupakan sentra padi, jagung, telur," terangnya.