Benarkah Bulan Suro Tidak Boleh Keluar Rumah? Ini Penjelasannya

Benarkah Bulan Suro Tidak Boleh Keluar Rumah? Ini Penjelasannya

Nur Ainun - detikSulsel
Kamis, 20 Jul 2023 17:30 WIB
Ilustrasi keluar malam hari.
Ilustrasi (Foto: Istimewa/ Unsplash.com)
Makassar -

Suro merupakan sebutan bulan Muharram dalam masyarakat Jawa. Bulan ini dianggap sebagai bulan baik sekaligus bulan sakral yang penuh dengan pantangan.

Menurut kebudayaan masyarakat Jawa, pada bulan Suro ada beberapa kegiatan yang tidak boleh dilakukan salah satunya keluar rumah atau bepergian jauh. Hal itu dilarang karena bulan ini diyakini sebagai bulan nahas, apabila dilanggar maka akan mendatangkan bahaya.

Lantas apakah itu benar? Simak berikut ini penjelasannya!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pandangan Islam Terkait Larangan Keluar Rumah

Dikutip dari jurnal UIN Raden Intan Lampung yang berjudul Tradisi Upacara Satu Suro Dalam Perspektif Islam, bulan Suro bagi sebagian orang sering kali dikaitkan dengan bulan yang penuh mistik atau sakral. Bahkan sering juga dianggap bulan yang sial dan akan mendatangkan bencana.

Maka dari itu bulan ini seringkali dimaknai dengan berlebihan dan tidak masuk akal. Seperti dikaitkan dengan seringnya terjadi kecelakaan, tidak boleh melangsungkan pernikahan, pesta, serta keluar rumah.

ADVERTISEMENT

Hingga kini pemahaman-pemahaman seperti itu telah mendarah daging di masyarakat, terutama masyarakat Jawa. Dalam skripsi ini sebutkan bahwa bulan Muharram atau bulan Suro adalah salah satu bulan yang dimuliakan.

Seharusnya umat muslim dapat bijak menyikapi bulan Suro atau Muharram dengan meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Misalnya melaksanakan puasa Asyura seperti yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW.

Jadi umat muslim jangan terjebak dengan anggapan-anggapan negatif mengenai bulan Suro seperti yang berkembang di masyarakat. Dalam Islam sikap tersebut tidaklah keluar dari dua hal yaitu mencelah waktu dan beranggapan sial dengan waktu tertentu.

Dikutip dari laman Muslim.or.id, perlu diketahui bersama bahwa mencela waktu adalah kebiasaan orang-orang musyrik. Mereka menyatakan bahwa yang membinasakan dan mencelakakan mereka adalah waktu.

Allah pun mencela perbuatan mereka ini. Allah Ta'ala berfirman,

وَقَالُوا مَا هِيَ إِلَّا حَيَاتُنَا الدُّنْيَا نَمُوتُ وَنَحْيَا وَمَا يُهْلِكُنَا إِلَّا الدَّهْرُ وَمَا لَهُمْ بِذَلِكَ مِنْ عِلْمٍ إِنْ هُمْ إِلَّا يَظُنُّونَ

"Dan mereka berkata: 'Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang akan membinasakan kita selain masa (waktu)', dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja." (QS. Al Jatsiyah 45) (3)

Jadi, mencela waktu adalah sesuatu yang tidak disenangi oleh Allah. Itulah kebiasaan orang musyrik dan hal ini berarti kebiasaan yang jelek.

Nah, demikianlah penjelasan tentang pandangan Islam terhadap larangan keluar rumah pada bulan Suro. Semoga kita semua terhindar dari perilaku tercela dan tak sesuai dengan syariat agama.




(edr/urw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads