Hukum Mengucapkan Selamat Tahun Baru Islam, Boleh atau Tidak?

Hukum Mengucapkan Selamat Tahun Baru Islam, Boleh atau Tidak?

Syachrul Arsyad - detikSulsel
Rabu, 19 Jul 2023 13:55 WIB
Ilustrasi ucapan selamat Ramadan
Foto: Ilustrasi bulan Muharram. (Getty Images/iStockphoto/Forclick Studio)
Makassar -

Peringatan 1 Muharram 1445 Hijriyah kerap disambut umat muslim dengan mengirimkan ucapan selamat Tahun Baru Islam. Aktivitas itu dilakukan dengan maksud berbagi kebahagiaan kepada saudara sesama umat Islam.

Tahun Baru Islam 1445 Hijriyah jatuh pada 19 Juli 2023 hari ini. Momen itu dianjurkan bagi muslim melakukan berbagai macam amalan yang mendatangkan pahala, bahkan bisa juga diisi dengan berbagai acara keagamaan.

Tidak sedikit umat muslim yang mengawali 1 Muharram 1445 H dengan berbagi doa dan kata-kata inspiratif di media sosial maupun pesan elektronik. Lantas bagaimana hukum mengucapkan selamat Tahun Baru Islam 2023?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yuk, simak penjelasannya berikut ini.

Hukum Ucapan Selamat Tahun Baru 1445 Hijiriyah

Khadim Ma'had Aly Al-Iman Bulus Ustaz Muhammad Hanif Rahman sebagaimana dilansir dari NU Online menegaskan ucapan selamat Tahun Baru Hijriyah 1 Muharram tidak ada dalillnya. Menurutnya, tidak ada dalil sharih (jelas) baik dari Al-Qur'an ataupun hadits Nabi yang melarang atau dalil yang menetapkannya.

ADVERTISEMENT

Namun, ada nash yang memungkinkan untuk digunakan sebagai penjelasan hukum ucapan selamat tahun baru Hijriyah. Salah satunya sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat Ibrahim Ayat 5:

وَذَكِّرْهُمْ بِاَيّٰىمِ اللّٰهِ ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّكُلِّ صَبَّارٍ شَكُوْرٍ

Artinya: "Dan ingatkanlah mereka tentang hari-hari Allah." Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi setiap orang yang sangat penyabar lagi banyak bersyukur."

Dari ayat tersebut, Al-Imam Fakhruddin ar-Razi (wafat 606) kemudian menjelaskan tafsirannya.

وَالتَّذْكِيرُ بِأَيَّامِ اللَّهِ لَا يَحْصُلُ إِلَّا بِتَعْدِيدِ نِعَمِ اللَّهِ تَعَالَى

Artinya: "Mengingat hari-hari Allah dapat dihasilkan dengan menghitung-hitung nikmat-nikmatnya."

Berdasarkan pendapat al-Wahidi, ar-Razi berkata: "kata 'aýyam' adalah jamaknya 'yaum' sedangkan makna 'yaum' adalah kadar waktu dari munculnya matahari sampai tenggelamnya matahari."

Ar-Razi menambahkan, "Allah mengungkapan kata 'aŷyam' untuk peristiwa-peristiwa besar yang terjadi di waktu itu". Lanjut beliau menjelaskan makna ayat:

إذا عرفت هذا، فالمعنى عظهم بالترغيب والترهيب والوعد والوعيد، فالترغيب والوعد أن يذكرهم ما أنعم الله عليهم وعلى من قبلهم ممن آمن بالرسل في سائر ما سلف من الأيام، والترهيب والوعيد: أن يذكرهم بأس الله وعذابه وانتقامه ممن كذب الرسل ممن سلف من الأمم فيما سلف من الأيام، مثل ما نزل بعاد وثمود وغيرهم من العذاب، ليرغبوا في الوعد فيصدقوا ويحذروا من الوعيد فيتركوا التكذيب

Artinya: "Jika engkau telah mengetahui penjelasan di atas, maka maknanya adalah peringatkan mereka dengan; ajakan dan intimidasi, janji dan ancaman. Adapun ajakan dan janji adalah dengan mengingatkan mereka tentang nikmat-nikmat Allah kepada mereka dan orang-orang sebelum mereka dari orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dari sisa-sisa waktu yang telah lalu. Sedangkan intimidasi dan ancaman adalah dengan mengingatkan mereka tentang kengerian siksaan dan balasan Allah kepada orang-orang yang telah lalu yang mendustakan Rasul-Nya dari umat-umat terdahulu di hari-hari yang telah lampau. Semisal siksaan yang diturunkan kepada kaum Ad, Tsamud dan selainnya, supaya mereka termotivasi dengan janji-janji Allah kemudian membenarkan, dan menjauhi ancaman-Nya serta meninggalkan kedustaan."

Kemudian makna firman Allah:


إن في ذلك لآيات لكل صبار شكور

Maknanya adalah sesungguhnya pada tadzkir dan tanbih yang demikian itu merupakan tanda-tanda (keesaan Allah) bagi orang yang sangat penyabar lagi banyak bersyukur. Karena kondisi; adakalanya cobaan berat atau karunia. Ini merupakan peringatan bahwasanya orang mukmin itu wajib untuk tidak mengosongkan waktunya dari satu dari dua hal tersebut, yakni bersyukur jika waktu (kejadian yang dialami) berjalan sesuai dengan keinginannya. Dan sabar jika sebaliknya. Lihat: (Fahruddin Ar-Razi, Tafsir Mafatihul Ghaib, [Beirut, Darul Ihya': 1420 H], juz XIV, halaman 65).

Ibnu Asyur juga mengatakan dalam tafsirnya terkait makna frasa "ayyamillah" dalam al-Qur'an sebagai berikut.


وقد يطلق أيام الله في القرآن على الأيام التي حصل فيها فضله ونعمته على قوم، وهو أحد تفسيرين لقوله تعالى: وذكرهم بأيام الله [إبراهيم: 5]

Artinya: "Dan dimutlaqkan bahwa kata 'ayyamillah' dalam al-Qur'an pada hari-hari yang terdapat keutamaan dan nikmat-Nya kepada kaum. Dan ini adalah salah satu tafsir untuk firman Allah surat Ibrahim ayat 5." (Muhammad at-Thahir Asyur, At-Tahrir wa At-Tanwir, [Tunis, Dar-At-Tunisia: 1984 M], juz XXV, halaman 341)

Bolehkah Mengucapkan Selamat Tahun Baru Islam 2023?

Jika merujuk pada penjelasan di atas, maka memperingati peristiwa-peristiwa besar merupakan perbuatan yang disyariatkan (masyru'). Dengan begitu, memperingati hari-hari yang terdapat kejadian atau peristiwa besar baik berupa cobaan dan anugerah adalah dibenarkan dalam syariat. Kedua peristiwa tersebut terkumpul dalam Hijrah An-Nawabiyyah.

Salah satu contohnya adalah peristiwa hijrahnya para sahabat Nabi dari Makkah ke Madinah. Di mana saat itu para sahabat Nabi di Makkah menerima penyiksaan dan penindasan kemudian di Madinah mereka mendapatkan anugerah dan kenikmatan yang besar.

Kesimpulannya, memperingati dan mengucapkan 'Selamat Tahun Baru Islam' diperbolehkan dan tidak melanggar syari'at. Hal itu disebutkan sebagai tanda syukur atas karunia-Nya lebih-lebih dalam ucapan tersebut berisi doa dan harapan baik.

Doa Awal Tahun Baru 1 Muharram 1445 H

Umat muslim juga dianjurkan untuk berdoa saat menyambut Tahun Baru Islam 2023. Berikut salah satu doa yang dapat dibaca menyambut awal tahun 1445 Hijriyah:

اَللّٰهُمَّ أَنْتَ الأَبَدِيُّ القَدِيمُ الأَوَّلُ وَعَلَى فَضْلِكَ العَظِيْمِ وَكَرِيْمِ جُوْدِكَ المُعَوَّلُ، وَهٰذَا عَامٌ جَدِيْدٌ قَدْ أَقْبَلَ، أَسْأَلُكَ العِصْمَةَ فِيْهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَأَوْلِيَائِهِ، وَالعَوْنَ عَلَى هٰذِهِ النَّفْسِ الأَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ، وَالاِشْتِغَالَ بِمَا يُقَرِّبُنِيْ إِلَيْكَ زُلْفَى يَا ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ

Artinya: "Tuhanku, Kau yang Abadi, Qadim, dan Awal. Atas karunia-Mu yang besar dan kemurahan-Mu yang mulia, Kau menjadi pintu harapan. Tahun baru ini sudah tiba. Aku berlindung kepada-Mu dari bujukan Iblis dan para walinya di tahun ini. Aku pun meminta pertolongan-Mu dalam mengatasi nafsu yang kerap mendorongku berlaku jahat. Kepada-Mu, aku memohon bimbingan agar aktivitas keseharian mendekatkanku pada rahmat-Mu. Wahai Tuhan Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan."

Bacaan doa ini dapat dibaca sebanyak 3 kali. Selain membaca doa ini, alangkah baiknya dilanjutkan dengan amalan lain seperti puasa, khatam Quran, sedekah ataupun amalan lainnya.

Nah, demikianlah penjelasan terkait hukum mengucapkan Selamat Tahun Baru Islam. Semoga kita semua mendapat berkah di awal 1 Muharram 1445 H. Aamiiin!




(sar/urw)

Hide Ads