Bacaan Niat Sholat Idul Adha 2023 dan Tata Caranya

Bacaan Niat Sholat Idul Adha 2023 dan Tata Caranya

Al Khoriah Etiek Nugraha - detikSulsel
Rabu, 28 Jun 2023 06:50 WIB
Jemaah Muhammadiyah melaksanakan sholat Idul Adha di Parkiran Bekasi Cyber Park, Kota Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (9/7/2022).
Foto: Agung Pambudhy
Makassar - Sholat Idul Adha merupakan ibadah yang sangat disunnahkan untuk dilaksanakan pada Hari Raya Idul Adha 10 Dzulhijjah. Berikut niat dan bacaan sholat Idul Adha.

Mengutip laman NU Online sholat Idul Adha dilakukan dua rakaat. Shalat ini sunnahnya dilakukan secara berjamaah. Namun, jika terlambat berjamaah, shalat Idul Adha ini boleh dilakukan secara sendirian (munfarid).

Pelaksanaan sholat Idul Adha memiliki syarat dan rukun yang sama dengan sholat lainnya pada umumnya. Termasuk berbagai macam hal yang membatalkannya juga tidak memiliki perbedaan dengan sholat lainnya. Hanya saja sholat ini tidak diawali dengan adzan dan iqamah.

Terkait tata caranya shalat memiliki sedikit perbedaan dalam pelaksanaannya. Juga niat dan bacaan di dalamnya juga terdapat sedikit perbedaan.

Berikut ini niat dan bacaan sholat Idul Adha.

Bacaan Niat Sholat Idul Adha

Niat merupakan sesuatu yang wajib dilakukan dalam beribadah. Adapun niat sholat Idul Adha sebagai berikut.

Niat jika Sholat Sendiri

Jika melaksanakan sholat Idul Adha seorang diri, maka niat yang dibaca yakni:

أُصَلِّيْ سُنَّةً لعِيْدِ اْلأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَـــال

Arab latin: ushallî sunnatan li 'îdil adlhâ rak'taini" lillahi ta'ala.

Artinya: "Aku berniat shalat sunnah Idul Adha dua rakaat karena Allah ta'ala."

Niat untuk Imam

Adapun niat sholat Idul Adha sebagai imam adalah:

أُصَلِّيْ سُنَّةً لعِيْدِ اْلأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ إِمَامًا لِلّٰهِ تَعَـــال

Arab latin: "ushallî sunnatan li 'îdil adlhâ imaman rak'taini" lillahi ta'ala.

Artinya: "Aku berniat shalat sunnah Idul Adha dua rakaat menjadi imam karena Allah ta'ala."

Niat untuk Makmum

Niat sholat Idul Adha untuk makmum yaitu:

أُصَلِّيْ سُنَّةً لعِيْدِ اْلأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ مَأْمُوْمًا لِلّٰهِ تَعَـــال

Arab latin: "ushallî sunnatan li 'îdil adlhâ makmuman rak'taini" lillahi ta'ala.

Artinya: "Aku berniat shalat sunnah Idul Adha dua rakaat menjadi makmum karena Allah ta'ala."

Tata Cara Sholat Idul Adha

Sholat Idul Adha dimulai dengan niat yang dilanjutkan dengan takbiratul ihram. Untuk memahami dengan baik, berikut bacaan sholat Idul Adha lengkap dengan tata caranya:

1. Membaca niat
2. Takbiratul ihram sebagaimana shalat biasa
3. Membaca doa iftitah
4. Melakukan takbir dengan mengangkat tangan sebanyak tujuh kali untuk rakaat pertama
5. Membaca lafal berikut di antara takbir-takbir

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا

Arab latin: Allahu akbar kabira walhamdu lilahi katsira wa subhanallahi bukratan wa ashila.

Artinya: "Allah Mahabesar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Mahasuci Allah, baik waktu pagi dan petang."

6. Dilanjutkan membaca Surat al-Fatihah
7. Dianjurkan untuk dilanjutkan dengan membaca Surat al-A'lâ
8. Kemudian ruku', I'tidal, sujud, duduk di antara dua sujud, dan seterusnya hingga berdiri lagi seperti shalat biasa. Lalu berdiri untuk rakaat kedua.
9. Dalam posisi berdiri kembali pada rakaat kedua, takbir lagi sejumlah lima kali seraya mengangkat tangan dan melafalkan "allâhu akbar" seperti sebelumnya.
10. Di antara takbir-takbir itu, melafalkan kembali bacaan sebagaimana dijelaskan pada poin kelima.
11. Membaca Surat al-Fatihah
12. Dianjurkan melanjutkan dengan membaca Surat al-Ghâsyiyah
13. Berlanjut ke ruku', i'tidal, sujud, dan seterusnya hingga salam.
14. Selanjutnya jemaah disunnahkan untuk menyimak khutbah Idul Adha lebih dahulu usai salam.

Waktu Pelaksanaan Sholat Idul Adha

Terkait waktunya pelaksanaan sholat Idul Adha, para ulama dari kalangan madzhab Syafi'i ada yang disepakati dan ada yang diperselisihkan. Yang disepakati di antara mereka adalah tentang akhir waktu shalat Id, yaitu ketika matahari tergelincir.

وَاتَّفَقَ الْاَصْحَابُ عَلَي اَنَّ آخِرَ وَقْتِ صَلَاةِ الْعِيدِ زَوَالُ الشَّمْسِ

Artinya: "Ulama dari kalangan madzhab Syafi'i sepakat bahwa waktu akhir pelaksanaan shalat id adalah ketika tergelincirnya matahari," (Lihat Muhyiddin Syarf An-Nawawi, Al-Majmu' Syarhul Muhadzdzab, Jeddah, Maktabah Al-Irsyad, juz VII, halaman 7).

Setidaknya ada dua pendapat tentang awal waktu pelaksanaan sholat Id, sebagaimana didokumentasikan Muhyiddin Syarf An-Nawawi dalam kitab Al-Majmu' Syarhul Muhadzdzab. Pendapat pertama menyatakan bahwa awal waktu sholat Id adalah dimulai dari terbitnya matahari. Namun yang lebih utama sholat Id ditangguhkan dulu sampai matahari naik seukuran satu tombak. Pandangan ini menurut Muhyiddin Syarf An-Nawawi adalah yang paling sahih.

وَفِى اَوَّلِ وَقْتِهَا وَجْهَانِ (اَصَحُّهُمَا) وَبِهِ قَطَعَ الْمُصَنِّفُ وَصَاحِبُ الشَّامِلِ وَالرُّويَانِىُّ وَآخَرُونَ اَنَّهُ مِنْ اَوَّلِ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَالْاَفْضَلُ تَأْخِيرُهَا حَتَّى تَرْتَفِعَ الشَّمْسُ قَدْرَ رَمْحٍ

Artinya: "Mengenai waktu awal pelaksanaan shalat Id terdapat dua pendapat. Pendapat yang paling sahih, dan ditegaskan pengarang kitab Al-Muhadzdzab (Abu Ishaq Asy-Syirazi), penulis kitab Asy-Syamil, Ar-Ruyani dan ulama yang lain adalah bahwa awal waktu pelaksanaan shalat Id mulai dari terbitnya matahari. Yang paling utama adalah menangguhkan shalat Id sampai naiknya matahari seukuran satu tombak," (Muhyiddin Syarf an-Nawawi, Al-Majmu' Syarhul Muhadzdzab, juz, VII, halaman 7).

Adapun pendapat kedua menyatakan bahwa awal waktu sholat Id adalah ketika matahari naik. Ini adalah pandangan yang ditegaskan oleh Al-Bandaniji dan Abu Ishaq Asy-Syirazi dalam kitab At-Tanbih. Menurut An-Nawawi, pendapat ini zhahirnya adalah ucapan Ash-Shaidalani, Al-Baghawi, dan ulama lainnya.

(وَالثَّانِيُّ) أَنَّهُ يَدْخُلُ بِارْتِفَاعِ الشَّمْسِ وَبِهِ قَطَعَ البَنْدَنيِجِيُّ وَالْمُصَنِّفُ فِي التَّنْبِيهِ وَهُوَ ظَاهِرُ كَلَامِ الصَّيْدَلَانِىُّ وَالْبَغَوِىُّ وَغَيْرُهُمَا

Artinya: "Pendapat kedua menyatakan bahwa masuknya waktu shalat Id adalah ketika naiknya matahari. Pendapat ini ditegaskan oleh Al-Bandaniji dan Abu Ishaq Asy-Syirazi dalam kitab At-Tanbih. Pendapat ini zhahirnya adalah ucapan Ash-Shaidalani, Al-Baghawi dan selain keduanya," (Lihat Muhyiddin Syarf An-Nawawi, Al-Majmu' Syarhul Muhadzdzab, juz VII, halaman 7).

Berdasarkan penjelasan di atas, dalam soal waktu awal terjadi perbedaan di antara para ulama terutama di kalangan madzhab Syafi'i sendiri. Pendapat yang dianggap paling sahih adalah yang menyatakan bahwa awal waktu shalat Id dimulai ketika terbitnya matahari. Sedang mengenai akhir waktunya disepakati yaitu ketika tergelincirnya matahari.


(alk/edr)

Hide Ads