Kapal selam Titan yang membawa 5 orang penumpang dalam tur wisata ke bangkai Titanic ternyata mengalami ledakan dahsyat. Semua penumpangnya dilaporkan tewas.
Dilansir dari detikNET, Kapal selam Titan yang dioperasikan oleh OceanGate Expeditions mulai turun pada Minggu (18/6) sekitar pukul 8 pagi (1200 GMT). Setelah 2 jam menyelam kapal selam Titan hilang kontak dengan kapal penunjang permukaannya.
Sejumlah upaya pencarian telah dilakukan namun tidak ada hasil. Tim pencari harus berpacu dengan waktu karena menyadari bahwa para penumpang jika masih hidup akan menghadapi persediaan oksigen yang semakin menipis.
Sampai akhirnya penelitian Prancis Atalante ikut diterjunkan. Mereka mengerahkan sebuah robot penyelam yang mampu turun ke reruntuhan Titanic, dan akhirnya puing-puing Titan ditemukan.
Puing kapal selam yang ditemukan berupa lima fragmen utama Titan sepanjang 22 kaki (6,7 meter). Puing besar ini terletak di bidang puing-puing yang tersisa dari kehancurannya, termasuk kerucut ekor kapal dan dua bagian lambung tekanan. Tidak disebutkan apakah jasad manusia ditemukan.
"Puing-puing di sini konsisten dengan ledakan dahsyat kendaraan," kata US Coast Guard, Laksamana Muda John Mauger.
Mauger mengatakan seluruh penumpang dalam Kapal selam wisata Titanic tewas. Kapal itu disebut mengalami ledakan dahsyat.
Adapun penumpang kapal selam tersebut terdiri dari pendiri dan CEO perusahaan, Stockton Rush, yang mengemudikan Titan.
Empat lainnya adalah miliarder dan penjelajah Inggris Hamish Harding (58), Pengusaha kelahiran Pakistan Shahzada Dawood (48) dan putranya yang berusia 19 tahun, Suleman, keduanya warga negara Inggris; dan ahli kelautan Prancis dan ahli Titanic terkenal Paul-Henri Nargeolet (77) yang telah mengunjungi bangkai kapal itu puluhan kali.
Tidak Memenuhi Standar Keamanan
Kapal selam Titan tersebut dicurigai tidak memenuhi standar keamanan. Hal ini diungkapkan oleh CEO OceanGate sendiri, Stockon Rush.
Rush pernah menyatakan dia melanggar beberapa aturan saat merancang Titan. Pada 2021 dia mengatakan ingin dikenang sebagai inovator yang melanggar aturan demi terobosan yang berguna.
"Saya ingin dikenang sebagai seorang inovator," kata Rush.
Dia mengatakan teknologi yang dia pakai untuk membuat Titan adalah rekayasa yang baik.
"Saya pikir saya telah merusak aturan dengan logika dan teknik yang bagus. (Material) titanium serat karbon (misalnya), ada aturan yang Anda (tidak boleh) lakukan. Saya melakukannya," kata Rush.
Menurutnya, inovasi adalah ketika sebuah penemuan yang dibuat bisa diterima secara luas. Kapal selam Titan sendiri memang berhasil dalam beberapa misi mengunjungi Titanic sebelumnya, tapi tetap ada kekhawatiran.
Biaya Wisata Kapal Selam Titan
Ekspedisi ke kapal Titanic sebelumnya berjalan cukup lancar, sebelum hilang dalam misi terakhir. Para peserta akan menjalani waktu sekitar 8 hari dari awal sampai selesai.
Pertama-tama para peserta melakukan pembayaran yang cukup Besar. Para peserta akan membayar sekitar USD 250 ribu atau di kisaran Rp 3,7 miliar.
Kemudian peserta menandatangani surat kesepakatan. Bunyinya antara lain menegaskan bahwa Titan adalah: "Sebagai kapal submersible eksperimental yang belum disetujui atau disertifikasi oleh badan regulator dan bisa mengakibatkan luka fisik, cacat, trauma emosional, atau kematian".
Baca selengkapnya di halaman berikutnya...
(hsr/hsr)