Pemkab Luwu Timur, Sulawesi Selatan (Sulsel) mengungkap angka kematian hewan ternak babi akibat virus African Swine Fever (ASF) di wilayahnya tembus 14.756 ekor. Kematian tersebut tersebar merata pada 11 wilayah Kecamatan.
"Totalnya 14.756 (babi mati) di sebelas Kecamatan di Luwu Timur, yakni Kecamatan Burau, Wotu, Tomoni, Tomoni Timur, Angkona, Malili, Towuti, Nuha, Wasuponda, Mangkutana dan Kaleana," kata dokter hewan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Lutim, Gusti Ngurah, Sabtu (13/5/2023).
Angka kematian tersebut terhitung dari bulan April sampai Sabtu 13 Mei 2023. Gusti mengatakan Lutim termasuk salah satu wilayah di Sulsel dengan tingkat pemelihara ternak babi terbanyak karena dijadikan sebagai pendongkrak ekonomi setelah sektor pertanian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada banyak sekali titik peternakan babi yang ada di Luwu Timur. Kalau yang masyarakat memelihara dalam jumlah banyak sekali anggaplah kita bilang Tomoni Timur," kata Gusti.
Gusti menjelaskan, tindakan yang dilakukan pemerintah daerah saat ini ialah dengan melakukan pengecekan kandang dan penyemprotan disinfektan. Hal ini sebagai upaya pencegahan agar virus tidak menyebar.
"Kita lakukan per masing-masing wilayah, kita lakukan penyemprotan disinfektan, kita juga lakukan inovasi istilahnya janganlah terlalu sembarang orang lalu lalang di peternakan kita. Penyemprotan kandang, untuk mencegah penularan secara langsung atau tidak langsung," ujarnya.
Selain itu, lanjut Gusti, babi yang mati segera langsung dikuburkan. Tidak ada lagi bangkai babi yang ditemukan di saluran irigasi.
"Teknik yang bagus kalau sudah terlanjur mati lebih baik di kubur yah dua sampai dua setengah meterlah kedalamannya. Kalau ada kaporit bagusnya itu di kasih kaporit atau kapur," tambahnya.
Diberitakan sebelumnya, sebanyak 18 bangkai babi ditemukan tersebar di 3 desa di Lutim. Awalnya, sebanyak 10 ekor bangkai babi ditemukan di Desa Rinjani, Kecamatan Wotu.
Adapula 4 ekor lainnya ditemukan di Desa Non Blok, Kecamatan Kalaena pada Senin (8/5). Terakhir, 4 ekor bangkai babi juga ditemukan di Desa Lewonu, Kecamatan Burou pada Sabtu (13/5).
Dokter hewan Dinas Pertanian dan Kehutanan Luwu Timur Gusti Ngurah mengatakan, bangkai babi tersebut mati karena terpapar virus ASF.
"Ya, untuk saat ini kami bisa simpulkan, kemungkinan besar penyebabnya dari virus ASF. Karena hampir semua yang mati menunjukkan gejala yang sama," kata Gusti, Sabtu (13/5).
(ata/hmw)