Warga Ancam Blokade Akses Bandara Buntut Jalan Kendari-Motaha Dibiarkan Rusak

Sulawesi Tenggara

Warga Ancam Blokade Akses Bandara Buntut Jalan Kendari-Motaha Dibiarkan Rusak

Nadhir Attamimi - detikSulsel
Senin, 08 Mei 2023 13:13 WIB
Aksi blokade ruas Jalan Poros Kendari-Motaha dengan membakar ban dan menebang pohon pada Senin (21/11/2022) lalu.
Foto: Aksi blokade ruas Jalan Poros Kendari-Motaha dengan membakar ban dan menebang pohon pada Senin (21/11/2022) lalu. (Dok. Istimewa)
Konawe Selatan -

Warga mengancam memblokade jalan menuju Bandara Haluoleo lantaran Jalan Poros Kendari-Motaha, Sulawesi Tenggara (Sultra) rusak 4 tahun terakhir belum diperbaiki. Masyarakat gerah dijanji Pemprov Sultra namun belum juga ditepati.

"Kalau sampai akhir Juni nanti tidak ada realisasi, saya akan boikot (tutup jalan) Bandara (Haluoleo Kendari)," kata warga Desa Amotowo Turi Sanjaya kepada detikcom, Minggu (7/5/2023).

Turi mengatakan aksi serupa pernah dilakukan warga Desa Amotowo, Kecamatan Landono, Konawe Selatan (Konsel) pada 21 November 2022. Warga membentangkan pohon di jalan hingga membakar ban.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena sebenarnya demo waktu itu kalau tidak segera dianggarkan itu kan kita mau boikot langsung," ujarnya.

Aksi itu pun reda ketika pemerintah berjanji akan mengalokasikan anggaran perbaikan Jalan Kendari-Motaha di tahun 2023.

ADVERTISEMENT

"Saya sudah lihat RAB-nya untuk tahun 2023 (pembangunan ruas jalan Kendari-Motaha)," tambah Turi.

Namun Turi memperingatkan agar tuntutannya tidak dipandang sebelah mata oleh pemerintah. Dia mengancam penutupandi Jalan Poros Bandara Haluoleo Kelurahan Ambaipua, Kecamatan Ranomeeto, Konsel bisa dilakukan kapan saja.

"Mudahnya boikot (Bandara Haluoleo), saya tebang pohon di Ambaipua, terus mereka mau lewat mana," ungkapnya.

"Saya tidak ancam pemerintah, tapi saya akan wujudkan, saya akan boikot jalan bandara. Saya orangnya tidak suka main-main," tambah Turi.

Turi mengatakan ruas Jalan Kendari-Motaha, khususnya yang melintasi Desa Amotowo sudah hampir 4 tahun rusak. Pemerintah terakhir melakukan pengerasan jalan pada akhir November 2022 namun tidak kunjung diaspal.

"Ada kurang lebih 4 sampai 5 tahun kondisi jalan berlubang besar," jelasnya.

Terpisah, Sekretaris Desa Amotowo Laode Tonaha mengakui warga sudah meluapkan kekesalannya atas kondisi Jalan Poros Kendari-Motaha yang rusak. Warga nekat menebang 5 pohon kemudian dibentangkan di jalan.

"Iya ada penebangan pohon untuk tutup jalan, sekitar 5 pohon," ungkapnya.

Laode menuturkan aksi boikot jalan murni inisiatif warga Amotowo. "Masyarakat sendiri yang blokir jalan gara-gara keluhkan jalan rusak," imbuhnya.




(sar/asm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads