Jalan Provinsi Kendari-Motaha 4 Tahun Rusak Parah Sudah Telan Korban Jiwa

Sulawesi Tenggara

Jalan Provinsi Kendari-Motaha 4 Tahun Rusak Parah Sudah Telan Korban Jiwa

Nadhir Attamimi - detikSulsel
Senin, 08 Mei 2023 11:10 WIB
Jalan Poros Kendari-Motaha, Sultra rusak parah.
Foto: Jalan Poros Kendari-Motaha, Sultra rusak parah. (Nadhir Attamimi/detikcom)
Kendari -

Jalan Poros Kendari-Motaha, Sulawesi Tenggara (Sultra) yang merupakan ruas jalan kewenangan provinsi rusak parah dan berlubang selama 4 tahun terakhir. Akibatnya, kecelakaan sering terjadi hingga menelan korban jiwa.

"Iya ada korban meninggal gara-gara jatuh lewati jalan berlubang," kata warga Amotowo, Turi Sanjaya saat ditemui detikcom, Minggu (7/5/2023).

Turi mengungkapkan peristiwa itu terjadi di Desa Amotowo, Kecamatan Landono yang melibatkan pengendara motor pada Sabtu (19/11/2022). Saat itu seorang mahasiswi yang mengemudikan motor bersama ibunya melintasi ruas jalan kubangan dan terjatuh.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mungkin saat melintas karena tidak tahu medan, tiba di lubang dia jatuh dan mungkin lehernya kena dan di tempat itu ada airnya, meninggal dan ibunya luka-luka," ujarnya.

Akibat kejadian itu, Turi mengaku berang dan menggerakkan warga untuk memboikot beberapa titik jalan. Mereka melakukan pemboikotan jalan raya tidak kurang selama 6 hari.

ADVERTISEMENT

"Makanya setelah peristiwa itu besok pagi saya turun gerakkan massa boikot jalan," ujarnya.

Turi mengatakan ruas Jalan Kendari-Motaha, khususnya yang melintasi Desa Amotowo sudah lebih dari 4 tahun rusak. Menurut dia, pengerasan yang dilakukan pemerintah pada akhir November 2022 lalu tidak efektif.

"Ada kurang lebih 4 sampai 5 tahun kondisi jalan berlubang besar. Itu bukan pengerasan menurut saya, hanya ditimbun dan ditempel-tempel saja, saya pun bisa," paparnya.

Dia menuturkan selain mengganggu mobilitas warga dan pengguna jalan, debu mengotori rumah-rumah warga akibat ruas jalan rusak itu. Bahkan, saat siang hari, pintu-pintu rumah warga ditutup rapat untuk menghindari debu yang cukup tebal.

"Untuk kita datangnya sekarang semingguan ini, karena ada sedikit hujan. Tapi kalau kita datang minggu lalu debu bertebaran di sepanjang jalan," ujarnya.

Terpisah, Sekretaris Desa Amotowo Laode Tonaha membenarkan adanya korban jiwa akibat ruas jalan rusak itu. Akibatnya, massa melakukan boikot jalan.

"Iya benar ada yang meninggal sebelum ada demo itu, pengemudi meninggal dan ibunya luka-luka," ungkapnya.

Sebelumnya, jalan Poros Kendari-Motaha yang merupakan ruas jalan kewenangan provinsi rusak parah dan berlubang. Warga mengeluhkan jalanan dipenuhi genangan air saat hujan, lalu berdebu saat kemarau.




(asm/sar)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads