Jalan Poros Kendari-Motaha, Sulawesi Tenggara (Sultra) yang merupakan ruas jalan kewenangan provinsi rusak parah dan berlubang. Warga mengeluhkan jalanan dipenuhi genangan air saat hujan, lalu berdebu saat kemarau.
Pantauan detikcom di lokasi, Minggu (7/5/2023), jalanan berlubang mulai ditemui saat memasuki Desa Boro-boro, Kecamatan Ranomeeto, Konawe Selatan (Konsel). Jalanan sepanjang 2,6 kilometer dipenuhi lubang.
Kondisi serupa juga ditemui pada 6 wilayah di Kecamatan Landono, yakni Desa Arongo, Desa Lakomea, Desa Wonua Sangia, Kelurahan Landono, Desa Amotowo, dan Desa Endanga. Titik terparah kerusakan jalan berada di Desa Amotowo dengan lubang berdiameter besar ditemui di sejumlah titik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Mobil maupun motor yang melintasi jalan tersebut terlihat memperlambat laju kendaraannya. Pengendara tampak berhati-hati saat melewati jalan penuh lubang penuh genangan air.
Ruas jalan tersebut tampak sudah dilakukan pengerasan namun kondisinya penuh kubangan air sehabis hujan. Saat musim kemarau, warga juga mengeluhkan ruas jalan tersebut penuh debu sehingga mengganggu warga setempat.
"Untung kita datangnya sekarang semingguan ini, karena ada sedikit hujan. Tapi kalau kita datang minggu lalu debu bertebaran di sepanjang jalan," kata warga Desa Amotowo bernama Turi Sanjaya ditemui detikcom, Minggu (7/5).
Turi mengatakan ruas Jalan Kendari-Motaha, khususnya yang melintasi Desa Amotowo sudah hampir 5 tahun rusak. Pemerintah sudah melakukan pengerasan pada akhir November 2022.
"Ada kurang lebih 4 sampai 5 tahun kondisi jalan berlubang besar," paparnya.
Warga pun masih menanti pemerintah untuk melakukan pengaspalan atas jalan berlubang sepanjang 800 meter di desa tersebut. Mereka menagih janji Pemprov Sultra setelah melakukan aksi demo.
"Sampai kita demo boikot jalan waktu itu (akhir November 2022), pohon kita tebang. Setelah itu ditimbun sama Pemprov. Jalan di desa ini yang rusak sekitar 800 meter," ungkap Turi Sanjaya.
Sementara Jalan Poros Kendari-Motoha, tepatnya saat memasuki di Desa Mowila, Kecamatan Mowila kondisinya sudah beraspal. Meski di beberapa titik jalan masih ada juga yang berlubang.
"Sekarang ini sudah agak bagus kita lewati jalan Kendari ke Mowila. Dulu itu mungkin ada dua jam baru tiba karena jalan rusak berat," ungkap pengendara bernama Agung saat ditemui di lokasi.
Untuk diketahui, Sulawesi Tenggara termasuk salah satu provinsi di Indonesia dengan jalan rusak terpanjang. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021, total kerusakan jalan mencapai 3.023 kilometer.
Rinciannya, jalan rusak tupoksi nasional ada sepanjang 147 kilometer. Sementara tupoksi kabupaten dan kota sepanjang 2.876 kilometer jalan rusak.
(sar/nvl)