Enam kepala keluarga (KK) di Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara (Sultra) memindahkan rumahnya diduga akibat beda pilihan saat pemilihan kepala desa (pilkades). Keenamnya terpaksa angkat kaki dari lahan yang selama ini mereka tumpangi.
Peristiwa itu terjadi di Desa Maroko, Kecamatan Ranteangin, Kolaka Utara, pada Selasa (2/5) dan Rabu (3/5). Informasi yang dihimpun, ada sebanyak tiga calon yang memperebutkan kursi kepala desa di Desa Maroko.
"Sudah dua hari ini (pemindahan rumah) total semua ada 6 rumah. Itu (pemindahan) karena beda pilihan saat Pilkades," kata Sekretaris Desa Maroko Ita kepada detikcom, Rabu (3/5/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ita mengungkapkan keenam kepala keluarga tersebut pindah di lahan keluarga masing-masing yang sudah disediakan. Ia mengatakan rumah dipindahkan dengan cara digotong ramai-ramai.
"Calon kepala desa ini mereka bukan yang punya lahan tapi pendukungnya. Rumahnya diangkat rame-rame karena rumah papan semua," ujar dia.
Terpisah, Kapolsek Ranteangin Ipda Ady Satria meluruskan kejadian yang menimpa beberapa kepala keluarga di Desa Maroko. Ia mengungkapkan peristiwa itu bukan tindakan pengusiran, namun inisiatif langsung dari para pemilik rumah.
"Sebenarnya bukan pengusiran, tapi sindiran saja. Mereka (pemilik rumah) disindir sama keluarganya (pendukung paslon kalah), katanya enggak tahu terima kasih sudah ditumpangi selama ini," ungkapnya.
Merasa tersindir, lanjut Ady, para kepala keluarga lalu berinisiatif untuk pindah sendiri. Ia mengatakan kejadian pemindahan pada Selasa (2/5) ada sebanyak 5 rumah. Mereka diketahui sudah menempati lahan milik paslon nomor urut yang kalah selama 20 tahun lamanya.
"Kemarin itu ada 5 rumah dan mereka sudah tumpangi selama 20 tahun di lahan milik pak SO," ujarnya.
Ia mengatakan pemilik lahan inisial SO tadi sebenarnya tidak melakukan pengusiran, namun SO sebatas kecewa atas perilaku warga itu yang sudah menempati lahannya tidak bisa memberikan dukungan kepada jagoannya di Pilkades.
"Pak SO ini tidak mengusir hanya saja dia kecewa, tapi yang marah kelurganya (keluarga SO). Kalau pengusiran ndak sampai begitu ji, mereka inisiatif sendiri di samping malu mungkin mereka tidak mendukung," ujarnya.
(hmw/sar)











































