Tiga keluarga di Kabupaten Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara (Sultra) diusir pemilik lahan dari tempat tinggalnya karena beda dukungan saat pemilihan kepala desa (pilkades). Polisi pun tengah menyelidiki insiden ini.
"Iya ada tiga keluarga informasinya," ungkap Bhabinkamtibmas Polsek Ngapa Briptu Erik Anhar kepada detikcom, Selasa (2/5/2023).
Peristiwa itu terjadi di Desa Sarona, Kecamatan Watunohu, Kolaka Utara, pada Senin (1/5). Namun Erik belum menjelaskan lebih jauh soal kronologi peristiwa tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Polisi masih melakukan pendalaman dan penyelidikan terkait peristiwa tersebut," ungkapnya.
Sementara warga berinisial A juga membenarkan 3 keluarga diusir dari kediamannya. Mereka selama ini tinggal di atas tanah orang lain.
"Ada total tiga orang semua yang disuruh pindah untuk di Desa Sarona," katanya.
Ketiga keluarga tersebut dikatakan menempati rumah di atas lahan yang menjadi salah satu calon kepala desa (cakades). Menurutnya pengusiran itu terjadi karena ketiganya berbeda pilihan.
"Dia pemilik lahan dan tuan tanah, dan ada masyarakat yang tidak mau ikut dengan dia. (Pengusiran terjadi) Penyebabnya karena beda pilihan pilkades," ujarnya.
Menurutnya, sebelum terjadinya pengusiran, ketiga keluarga tersebut diduga telah diberi kabar untuk memilih salah satu calon tertentu sebelum hari pemilihan pilkades berlangsung pada Minggu (30/4).
"Memang sebelum pemilihan masyarakat ini sudah disampaikan untuk memilih salah satu cakades," jelasnya.
Diketahui, pemilik lahan belakangan memenangkan Pilkades tersebut. Pemilik lahan merupakan incumbent kades dua periode sebelumnya.
"Yang mengusir mereka ini yang menang kades 3 kali sebagai incumbent. Tapi dia melalui perantara orang, pak dusun dan warga tetangga," jelasnya.
(sar/urw)