Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Batara Siang Pangkep, Sulawesi Selatan (Sulsel) telah mengakomodir keinginan para honorer untuk membayarkan remunerasi yang menunggak dan anjlok. Kini pegawai RSUD Pangkep sudah menerima haknya dan kembali bekerja.
"Semua sudah aman dan terpenuhi, sudah diperbaharui (perhitungan remunerasi)" ungkap Dirut RSUD Batara Siang Pangkep, dr Sri Nurul Hidayah kepada detikSulsel, Rabu (19/4/2023).
Sri menjelaskan, pihaknya telah melakukan rapat internal untuk membahas formulasi remunerasi untuk honorer. Hasilnya, dilakukan perhitungan remunerasi baru dan pegawai pun menyetujui.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya (pakai hitungan remunerasi dan disetujui) karena kan ada rapat bersama yang kami lakukan. Hasil rapat juga mereka tanda tangan dan kami kirim ke DPRD sebagai bentuk laporan," paparnya.
Dia pun meminta kepada 611 honorer yang sebelumnya melakukan mogok kerja agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan sepenuh hati. Sehingga tidak ada lagi yang mempermasalahkan remunerasi yang anjlok hingga menunggak.
"Kami tentu berharap mereka (honorer) ini komitmen dengan hasil rapat sebab itu ada tanda tangan persetujuan mereka. Sehingga pelayanan di rumah sakit juga bisa berjalan dengan baik kembali," imbuhnya.
Salah seorang honorer, N mengaku sangat bersyukur sebab tuntutan mereka untuk dilakukan formula baru perhitungan remunerasi bisa dipenuhi. Dia pun sudah menerima pembayaran remunerasi dan gaji selama satu bulan.
"Alhamdulillah gaji dan remunerasi sudah terbayarkan untuk satu bulan. Kalau remunerasi saya dapat Rp 1,6 juta dan gaji Rp 600 ribu," imbuhnya.
Padahal sebelumnya, pembayaran remunerasi yang dibayarkan sangat anjlok. Dari sebelumnya bisa mendapatkan hingga Rp 2 juta, tersisa hanya Rp 800 ribu.
"Ini tentu kami sangat syukuri artinya tidak terlalu anjlok lagi dari sebelumnya," paparnya.
Diberitakan sebelumnya, Ketua Komisi II DPRD Pangkep Syaharuddin mendesak pihak RSUD Batara Siang Pangkep membuat formula agar remunerasi tenaga honorer tidak anjlok. Syahruddin mengancam akan membentuk panitia khusus (pansus) jika pihak RSUD tak mampu menyelesaikannya.
"Kalau hari ini tidak selesai, maka kami usulkan ke pimpinan dibuatkan pansus. Nantinya juga akan dilakukan audit eksternal terkait pengelolaan keuangan di RSUD Batara Siang sebab ini kan masalah keuangan," kata Syaharuddin kepada detikSulsel, Jumat (14/4).
Syaharuddin mengatakan, pihak RSUD Batara Siang mengaku pendapatan mereka menurun sehingga berdampak kepada remunerasi honorer. Bahkan mereka mengaku berutang Rp 15 miliar pada akhir tahun 2022 lalu.
"Mereka (RSUD Batara Siang) kurang bisa menyelesaikan internal. Utang mereka akhir 2022 kurang lebih Rp 15 miliar, ini terjadi karena pendapatan yang menurun termasuk saat COVID-19, tetapi mereka klaim sudah mulai naik lagi," ujarnya.
(ata/sar)