Ortu Cerita Momen Bayinya Kritis Dipersulit Sekuriti IGD RSUD Tenriawaru

Kabupaten Bone

Ortu Cerita Momen Bayinya Kritis Dipersulit Sekuriti IGD RSUD Tenriawaru

Agung Pramono - detikSulsel
Selasa, 11 Apr 2023 14:55 WIB
RSUD Tenriawaru Bone.
Foto: RSUD Tenriawaru Bone. (Agung Pramono/detikSulsel)
Watampone -

Bayi berusia 4 bulan Alisa Hayana meninggal dunia di RSUD Tenriawaru, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) setelah terlambat ditangani pihak rumah sakit. Orang tua Alisa, Firmansyah menceritakan momen dirinya dipersulit sekuriti IGD rumah sakit yang memintanya membawa surat rujukan.

Firmansyah mengungkapkan, awalnya Alisa menderita diare dan kejang-kejang pada Senin (10/4) lalu, sehingga pada pukul 08.20 pagi dia membawa anaknya ke RSUD Tenriawaru. Karena kondisi Alisa kritis, Firman bersama istrinya bergegas mengendarai motor dengan membungkus sarung anaknya.

"Tiba di rumah sakit sekitar pukul 08.30 Wita, saya bawa anakku naik motor dibungkus pakai sarung. Saya sama istriku dan anakku langsung ke IGD dan ditahan sama sekuriti," kata Firman kepada detikSulsel, Selasa (11/4/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski ditahan sama sekuriti, Firman mencoba memahamkan kepada petugas dan sekuriti jika kondisi anaknya kritis dan butuh penanganan segera. Namun pihak sekuriti tetap meminta Firman mengurus surat rujukan dan mengarahkannya ke bagian administrasi.

"Keadaan anak saya gawat darurat makanya saya bawa ke IGD. Kalau memang cuman berobat biasa bisa saya bawa ke bidan," ujarnya.

ADVERTISEMENT

"Kalau memang sekuritinya ingin membantu kenapa tidak disuruh masuk (IGD) untuk dilayani. Ini saya langsung diarahkan ke gedung sebelahnya untuk mendaftar di bagian administrasi," lanjutnya.

Firman menegaskan jika anaknya telah terdaftar di BPJS Kesehatan. Namun dia terlebih dahulu membawa anaknya ke IGD agar dapat penanganan segera.

"Saya tidak ke bagian administrasi karena akan ribet lagi pengurusannya, karena kondisinya anakku sudah dalam keadaan kritis," ungkapnya.

Karena terus dipersulit oleh sekuriti rumah sakit, Firman bersama istri lantas membawa kembali anaknya ke rumah pada pukul 09.00 Wita. Setibanya di rumah kondisi anaknya kian lemas.

"Jam 9.30 Wita saya bawalah dia naik motor lagi ke Puskesmas. Namun orang Puskesmas tidak bisa tangani, diarahkan ke rumah sakit lagi," paparnya.

Pada pukul 12.00 Wita Firman kembali membawa anaknya ke IGD RSUD Tenriawaru. Di sana dia dibantu seorang bapak yang berkomunikasi dengan petugas sehingga anaknya langsung ditangani pihak rumah sakit.

"Sekitar setengah 12 lewat saya ke RS lagi gendong anakku. Saat itu ada mi bapak-bapak kasian bantu ka komunikasikan dan baru ditangani sama dokter," jelasnya.

Namun malang, Alisa menghembuskan nafas terakhirnya pada pukul 16.00 Wita. Dokter menyampaikan kepada Firman jika anaknya terlambat dibawa ke rumah sakit. Dia lantas menceritakan momen dipersulit sekuriti.

"Kalau memang sekuriti mau bantu ka, tidak dia suruh saya urus rujukan, langsung dia arahkan saja untuk ditangani. Memang tidak bisa kita pungkiri kehendak tuhan, tapi kemarin seandainya cepat ditangani, mungkin bisa ji terselamatkan," tuturnya.

Permohonan Maaf RSUD Tenriawaru Bone

Humas RSUD Tenriawaru Bone Andi Dedy Astaman meminta maaf atas pelayanan yang diterima Firman hingga bayinya meninggal dunia.

"Dengan kejadian ini kami segenap Pihak RSUD menghaturkan permohonan maaf jika dalam pelayanan kami tidak maksimal baik itu dalam hal penyampaian informasi. Kami turut berduka cita atas kejadian ini," kata Dedy kepada detikSulsel, Selasa (11/4).

Menurut Dedy, saat itu pihak sekuriti meminta surat rujukan untuk proses pendaftaran ke rumah sakit, sementara pihak keluarga tidak menyampaikan kalau anaknya dalam kondisi kritis dan butuh penanganan medis segera.

"Orang tua pasien menyampaikan kepada sekuriti untuk berobat dan tidak menyampaikan bahwa pasien dalam keadaan gawat," ungkapnya.




(hmw/nvl)

Hide Ads