RSUD Tenriawaru Mohon Maaf Bayi 4 Bulan Disebut Lamban Ditangani Meninggal

Kabupaten Bone

RSUD Tenriawaru Mohon Maaf Bayi 4 Bulan Disebut Lamban Ditangani Meninggal

Agung Pramono - detikSulsel
Selasa, 11 Apr 2023 13:59 WIB
RSUD Tenriawaru Bone.
Foto: RSUD Tenriawaru Bone. (Agung Pramono/detikSulsel)
Bone -

RSUD Tenriawaru Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) menyesalkan lambannya penanganan bayi bernama Alisa Hayana yang berumur 4 bulan hingga meninggal. Manajemen rumah sakit memohon maaf atas pelayanan yang kurang maksimal.

"Dengan kejadian ini kami segenap Pihak RSUD menghaturkan permohonan maaf jika dalam pelayanan kami tidak maksimal baik itu dalam hal penyampaian informasi. Kami turut berduka cita atas kejadian ini," kata Humas RSUD Tenriawaru Bone Andi Dedy Astaman kepada detikSulsel, Selasa (11/4/2023).

Dedy mengatakan, surat rujukan yang diminta oleh sekuriti RSUD kepada keluarga pasien adalah untuk membantu dalam proses pendaftaran. Menurutnya, saat itu keluarga pasien tidak menyampaikan kalau anaknya dalam kondisi kritis dan butuh penanganan medis segera.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Orang tua pasien menyampaikan kepada sekuriti untuk berobat dan tidak menyampaikan bahwa pasien dalam keadaan gawat. Makanya tindakan pada saat pasien datang untuk kedua kalinya pukul 11.30 Wita berbeda dan langsung diarahkan masuk dan membukakan pintu IGD agar dapat ditangani langsung oleh dokter dan perawat yang bertugas di IGD," sebutnya.

Dedy menyebut, setelah pasien mendapatkan penanganan barulah keluarga diminta untuk melengkapi administrasi pada pukul 13.00 Wita.

ADVERTISEMENT

"Sebenarnya bukan menolak dan cuma menanyakan karena orang-orang yang masuk IGD biasa atas rujukan puskesmas atau RS yang tipe c seperti RS Datu Pancaitana, RS M Yasin dan RS Hapsah. Hal itu dilakukan oleh sekuriti tak lain untuk membantu pihak pasien nantinya untuk mendaftarkan diri di administrasi," jelasnya.

Orang Tua Bayi Diminta Mengurus Surat Rujukan

Orang tua Alisa, Firmansyah mengaku anaknya lambat mendapat penanganan dokter setelah sekuriti rumah sakit memintanya untuk mengambil surat rujukan di puskesmas terlebih dahulu. Hal ini membuat Firmansyah pulang meninggalkan rumah sakit saat anaknya dalam kondisi kritis.

"Saya bawa anakku ke RSUD Tenriawaru, na bilang itu sekuriti mau ki apa, saya bilang mau ka berobat. Dia tanya mi rujukan, saya bilang nda ada, na dia bilang kalau tidak ada rujukan tidak bisa," kata Firmansyah, Senin (10/4).

Saat sekuriti meminta surat rujukan, Firmansyah terpaksa membawa pulang anaknya yang sudah dalam kondisi kritis. Dia kemudian membawanya pulang ke rumahnya di BTN Wellang'e, Kelurahan Bulu Tempe, Kecamatan Tanete Riattang Barat, Kabupaten Bone.

"Langsung ka pulang ke rumah. Setelah itu saya bawa anakku ke Puskesmas Watampone lagi, tapi dibilang (di puskesmas) tidak bisa ditangani karena sudah darurat," sebutnya.

Firmansyah menuturkan, setelah mendapat petunjuk dari Puskesmas Watampone, ia kemudian kembali membawa anaknya ke rumah sakit.

"Pas datang kedua ka jam setengah 12, dan langsung mi ditangani. Karena ada bapak-bapak tolong ka," bebernya.

Namun sayang penanganannya sudah terlambat. Alisa Hayana dinyatakan meninggal pada pukul 16.00 Wita.

"Dokter bilang terlambat ki bawa ki. Terlambat ditangani. Jadi saya jelaskan kembali ke dokternya, kalau sekuriti minta rujukan makanya terlambat ka'. Apalagi mencret-mencret anakku dan sudah jelas kekurangan cairan," jelasnya.




(ata/nvl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads