"Kami hanya mau menata pasar agar potensi pendapatan asli daerah bisa naik karena potensi pendapatan daerah karena betul betul mati suri (dari Pasar Lakessi)" tuturnya kepada media, Rabu (5/4/2023).
Taufan menjelaskan, sejumlah lapak pedagang yang berada di luar pasar dianggap aktivitasnya ilegal. Mereka menempati lahan negara namun retribusinya tidak jelas.
"Ciri-ciri ilegal, di dalam (Pasar Lakessi) kosong melompong di luar terisi dan ada pungutan yang tidak masuk ke kas daerah," jelasnya.
Menurutnya pedagang harus memperhatikan kewajibannya. Jangan pemasukan ke pemerintah minim lantaran retribusi tidak terbayar.
"Kita ingin pedagang bisa membayar kewajiban dengan mengoptimalkan fungsi pasar," papar Taufan.
Dia berharap kawasan dalam Pasar Lakessi bisa dimaksimalkan. Apalagi masih banyak ruang kosong di dalam pasar tersebut.
"Jadi kita ingin melakukan penataan tata kelola manajemen pasar. Saya harap ini bisa dipahami dan dipatuhi," ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, Pemkot Parepare membongkar lapak 250 lapak liar di sekitar Pasar Lakessi pagi tadi. Mereka akan direlokasi untuk berdagang di dalam pasar.
"Ada sekitar 250 pedagang itu yang di luar pasar yang akan kita pindahkan masuk," jelas Kepala Disdag Parepare Prasetyo kepada detikSulsel, Rabu (5/4).
Namun Prasetyo tidak menyebut kapan para pedagang yang ditertibkan itu direlokasi masuk ke dalam pasar. Dia beralasan penataan akan dilakukan bertahap.
"Kita pelan-pelan jalankan. Tidak bisa langsung, tetapi kita tentu mau secepatnya maunya dipindahkan," jelasnya.
(sar/nvl)