6 Bantahan Yayasan 'Puang Nene' di Bone Terkait Tudingan Aliran Sesat

6 Bantahan Yayasan 'Puang Nene' di Bone Terkait Tudingan Aliran Sesat

Agung Pramono - detikSulsel
Rabu, 29 Mar 2023 02:05 WIB
Wali Nono atau Puang Nene beserta 5 orang diperiksa Tim Pakem.
Foto: Tim Pakem Bone saat mengundang pengurus Yayasan 'Puang Nene' di Bone, Sulsel. (Dok. Istimewa)
Bone -

Yayasan Al Mukarrama Al Khaerat Segitiga Emas Sunda Nusantara yang didirikan Puang Nene di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) membantah tudingan mengajarkan aliran sesat. Mereka mengaku cuma tarekat yang tetap menjalankan syariat Islam.

Hal itu terungkap usai tim pengawasan aliran kepercayaan dan aliran keagamaan (Pakem) tingkat Bone memeriksa Wali Nono atau yang disebut Puang Nene di Kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Bone pada Senin (27/3/2023). Pertemuan itu turut dihadiri Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bone.

"Aliran Puang Nene belum tentu sesat. Yang sesat itu kalau tidak mengakui rukun Islam, tidak mengakui nabi, tidak mengakui Alquran dan tidak mengakui salat," kata Ketua MUI Bone Prof KH Muh Amir HM kepada detikSulsel, Senin (27/3).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun Tim Pakem bersama MUI Bone masih akan melakukan pemeriksaan terhadap yayasan itu. Pihaknya belum menyatakan jika yayasan tersebut mengajarkan aliran sesat.

"Intinya kami tidak menyatakan sesat. Saya tidak berani mengatakan sesat (aliran Puang Nene) sebelum memahami keadaan mereka," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Untuk diketahui, Warga Bone sempat dihebohkan dengan kabar kemunculan aliran Puang Nene yang diduga sesat. Ajarannya berada di Desa Mattirowalie, Kecamatan Libureng, Kabupaten Bone.

Dirangkum detikSulsel, berikut 6 bantahan yayasan 'Puang Nene' yang sempat dituding mengajarkan aliran sesat:

1. MUI Sebut Hanya Berbeda Paham

Amir menegaskan, ajaran yang dicetuskan Puang Nene tetap menjalankan syariat Islam. Namun mereka dianggap punya paham yang berbeda dalam memaknai Islam.

"Dia (Puang Nene) hanya punya pemahaman yang berbeda. Selama ini dia mengakui itu tidak sesat, hanya perbedaan paham," sebut Amir.

Sementara Wakil Ketua Pakem Bone Andi Hairil Akhmad mengatakan pihaknya belum bisa menyimpulkan persoalan ini. Tim Pakem masih sementara melakukan pengumpulan bahan keterangan dan pengumpulan data.

"Tetap masih puldata dan pulbaket. Nanti kalau sudah dianggap cukup baru rapat dan diundang MUI. Kita masih butuh data sebagai pendamping, belum bisa disimpulkan sementara, apalagi ini baru juga klaim dari mereka," jelas Hairil.

2. Yayasan Puang Nene Cuma Tarekat

Hairil menegaskan Puang Nene yang mendirikan Yayasan Al Mukarrama Al Khaerat Segitiga Emas Sunda Nusantara cuma tarekat. Mereka membantah disebut mengajarkan aliran sesat.

Hairil menambahkan, kegiatan Puang Nene adalah tarekat. Mereka juga mengklaim tidak pernah mencampuri orang lain yang berbeda paham dengannya.

"Tarekat Puang Nene tarekat pangaderen yang soal ade pitue (adat 7), to manurung, dan sebagainya. Mereka juga mengaku tidak pernah mengganggu orang lain," jelas Hairil kepada detikSulsel, Selasa (28/3).

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

3. Puang Nene Pendiri Yayasan, Bukan Aliran

Wakil Ketua Pakem Bone Andi Hairil Akhmad menegaskan Puang Nene merupakan nama pendiri yayasan. Sebutan itu bukan julukan untuk menamakan alirannya sebagaimana yang ditudingkan.

"Nama Puang Nene hanya panggilan biasa untuk Wali Nono dari pengurus dan anggota Yayasan Al Mukarrama Al Khaerat Segitiga Emas Sunda Nusantara. Wali Nono merupakan pendiri yayasan tersebut," ucap Hairil.

Aliran Puang Nene di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel).Yayasan Puang Nene di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel). Foto: (dok.istimewa)

Hairil mengatakan, Tim Pakem melakukan penyelidikan atas persoalan Puang Nene yang dituding sesat. Puang Nene beserta pengurusnya kooperatif datang di Kejari Bone untuk menjelaskan masalah ini.

"Tidak ada perlakuan khusus bagi Puang Nene. Mereka bukan aliran hanya sebagai yayasan," sebutnya.

4. Tetap Laksanakan Salat dan Berhaji

Hairil menambahkan Yayasan Al Mukarrama yang diinisiasi Puang Nene tetap menjalankan salat. Mereka juga meyakini Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah SWT.

"Kalau masalah salat lima waktu tetap, mengakui Allah SWT sebagai tuhannya, Nabi Muhammad SAW sebagai rasulnya," sebutnya.

Pengurus yayasan tersebut dikatakan mengamalkan rukun Islam. Para penganutnya tetap melaksanakan haji dan umrah.

"Ada pengurusnya sudah berapa kali berangkat umroh, bahkan mendaftar haji reguler," kata Khairil.

5. Bantah Ada Iuran hingga Bawa Sesajen

Hairil juga mengatakan, Puang Nene membantah adanya tudingan jika pengikutnya diwajibkan membayar iuran Rp 750 ribu. Nominal uang yang disebut-sebut untuk membeli kursi di akhirat.

"Terkait ada katanya beli kursi di akhirat mereka bantah, iuran Rp 750 ribu juga tidak ada juga. Memang ada iuran tapi itu setelah panen bisa Rp 10 ribu atau Rp 20 ribu, pokoknya seikhlasnya," ucap Hairil.

Yayasan Puang Nene juga disebut tidak pernah membawa sesajian seperti yang dituduhkan.

"Termasuk diisukan bawa sesajen ke sungai itu tidak ada, cuman pernah memang ke sungai tangkap ikan, dan bawa nasi sendiri dari rumah lalu makan bersama," imbuhnya.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

6. Yayasan Puang Nene Kecewa Dianggap Sesat

Hairil mengemukakan, Puang Nene kecewa atas tudingan sesat ditujukan kepada dirinya beserta kelompoknya. Apalagi Puang Nene disebut tidak pernah mengganggu orang lain, atau memaksa seseorang masuk dalam kelompoknya.

"Mereka malah kecewa kenapa ada tudingan sesat seperti itu," beber Hairil.

Menurut Hairil, Yayasan Al Mukarrama Al Khaerat Segitiga Emas Sunda Nusantara milik Wali Nono atau Puang Nene beranggotakan 90 orang. Pengurus dan anggota yayasan tersebut mayoritas dari petani.

"Pengurus dan anggotanya memang rata-rata petani. Jumlahnya di Bone sekitar 90 orang pengurus dan anggota," imbuhnya.

Halaman 2 dari 3
(sar/ata)

Hide Ads