Warga Tetap Berburu Cakar di Pasar Senggol Parepare, Cuek Larangan Pemerintah

Warga Tetap Berburu Cakar di Pasar Senggol Parepare, Cuek Larangan Pemerintah

Muhclis Abduh - detikSulsel
Senin, 20 Mar 2023 20:20 WIB
Pembeli pakaian bekas impor atau pakaian cap karung (cakar) di Pasar Senggol Kota Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Foto: Pembeli pakaian bekas impor atau pakaian cap karung (cakar) di Pasar Senggol Kota Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel). (Muhclis Abduh/detikSulsel)
Parepare -

Pedagang di Pasar Senggol Kota Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel) mengaku pembeli pakaian bekas impor atau pakaian cap karung (cakar) tetap ramai meski ada larangan pemerintah. Bahkan pembeli berasal dari luar Kota Parepare.

Pantauan detikSulsel di Pasar Senggol, Senin (20/3/2023) sekitar pukul 17.00 Wita, para pedagang cakar terlihat mulai mengeluarkan jualan mereka dari dalam karung besar berwarna putih. Setelah dikeluarkan, mereka memajang pakaian bekas tersebut di lapak masing-masing.

Para pedagang menggantung pakaian bekas yang mereka jual di tiang besi hingga bambu sebagai sandaran. Bahkan ada yang menumpuknya saja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lokasi berjualan sangat sederhana. Sebagian malah hanya beratapkan terpal sehingga terasa panas saat memasuki lapak para pedagang pakaian bekas impor di pasar ini.

Pedagang juga menyiapkan 'kamar pas' yang terbuat dari terpal yang didesain mengelili tembok. Sejumlah pembeli pun mencoba pakain cakar yang hendak mereka beli di kamar tersebut.

ADVERTISEMENT

Menjelang pukul 18.00 Wita, para pembeli terlihat semakin ramai. Pembeli ini beragam, mulai dari remaja, dewasa hingga orang tua.

Salah seorang pedagang cakar, Aco mengaku sudah mengetahui adanya larangan pakaian bekas impor itu. Namun dia menyampaikan pembeli masih terlihat normal.

"Kalau pembeli saya lihat masih normal begitu. Kalau sore begini belum terlalu ramai karena baru buka, nanti masuk malam mulai itu paling ramai," tutur Aco saat ditemui detikSulsel, Senin (20/3).

Menurutnya, pembeli ramai akhir pekan atau Sabtu dan Minggu. Biasanya banyak yang dari luar kota datang untuk membeli cakar.

"Sabtu dan Minggu yang paling ramai," paparnya.

Soal larangan pakaian bekas impor, dia menilai kebijakan tersebut tidak tepat. Apalagi tak ada solusi yang diberikan pemerintah.

"Sebenarnya kalau mau diberantas, mau ditutup setidaknya kasih solusi. kami rakyat kecil mau mandiri, kasih solusi (jika dilarang menjual barang seken impor)" ungkapnya.

Sementara, salah seorang pembeli cakar, Amirullah mengaku cukup menyayangkan adanya larangan penjualan pakaian bekas impor. Bagi dia, konsumen tahu mana yang mereka butuhkan.

"Kalau saya sih sesuai kebutuhan. Biasanya beli celana pendek, ya kan kualitas bagus dan harganya cukup terjangkau lah," tuturnya.




(hsr/hsr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads