Apakah Sel Otak Manusia Bisa Digunakan untuk Menciptakan Biokomputer?

Apakah Sel Otak Manusia Bisa Digunakan untuk Menciptakan Biokomputer?

Tim detikEdu - detikSulsel
Sabtu, 11 Mar 2023 21:40 WIB
SYDNEY, AUSTRALIA - JUNE 04:  Tony Domanski, Operations manager IT and Infrastructure for the Reverse Garbage Co-Op poses with printed circuit boards from a computer undergoing recycling June 4, 2007 in Sydney Australia. Modern machines such as computers and personal entertainment devices are being recycled by the Co-Op in Sydneys West, preventing them from ending up in landfill sites. The mother-boards and other usable materials are removed and re-used in re-built machines, and also sold on to artists for artwork. The so-called
Foto: Getty Images/Ian Waldie
Jakarta -

Komputer merupakan salah satu jenis teknologi yang memiliki peranan penting dalam kehidupan sehari-hari manusia. Dari waktu ke waktu, teknologi komputer ini terus mengalami perkembangan yang pesat.

Dilansir dari detikEdu, revolusi teknologi yang terjadi saat ini didorong oleh perkembangan komputasi hingga kecerdasan buatan yang semakin masif. Revolusi teknologi ini yang akhirnya mendorong para peneliti berlomba-lomba mengembangkan biokomputer.

Seorang profesor ilmu kesehatan lingkungan John Hopkins, Thomas Hartung menjelaskan, biokomputer adalah sebuah upaya besar yang dilakukan untuk memadatkan daya komputasi dan meningkatkan efisiensi komputer untuk melampaui batas teknologi yang ada.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu, apakah sel otak manusia bisa digunakan untuk menciptakan biokomputer di masa depan? Berikut penjelasan studi dikutip Science Daily.

Penelitian Terhadap Organoid Otak

Para ilmuwan berulang kali melakukan eksperimen pada ginjal, paru-paru, dan organ lainnya tanpa melakukan uji coba langsung terhadap hewan atau manusia. Dalam eksperimen yang dilakukan, ilmuwan umumnya menggunakan organoid kecil yang merupakan jaringan yang tumbuh di laboratorium yang menyerupai organ sebenarnya.

ADVERTISEMENT

Dalam penelitian yang dilakukan Hartung dan rekannya di John Hopkins, mereka bekerja dengan organoid otak. Organoid ini menyerupai bola seukuran titik pena dengan neuron dan fitur lainnya yang mempertahankan fungsi dasar otak seperti belajar dan mengingat.

Penelitian yang mereka lakukan mencoba mencari tahu terkait bagaimana cara kerja otak manusia. Penelitian tersebut bertujuan agar mereka dapat memanipulasi sistem dan dapat melakukan hal-hal yang tidak dapat mereka lakukan secara etis terhadap otak manusia.

Pada tahun 2012, Hartung menggunakan sampel sel-sel kulit manusia untuk merakit sel-sel otak untuk menjadi organoid fungsional. Selanjutnya, sel-sel kulit manusia tersebut diprogram ulang untuk menjadi seperti sel punca embrionik.

Setiap organoid yang terbentuk tersusun dari sekitar 50.000 sel. Jumlah tersebut menyebabkan ukuran organoid ini menyerupai ukuran sistem saraf dari lalat buah. Melalui eksperimennya tersebut, Hartung membayangkan organoid otak itu bisa digunakan untuk membangun komputer futuristik.

Komputer dan Organoid Otak

Para ilmuwan memprediksi komputer yang berjalan menggunakan perangkat keras biologis dapat mengurangi tuntutan konsumsi energi dari energi yang dikeluarkan oleh supercomputing saat ini. Secara efisiensi, hal ini akan menguntungkan karena tidak menghabiskan energi seperti saat ini.

Komputer memiliki kemampuan yang luar biasa untuk memproses kalkulasi dan data dengan sangat cepat, melebihi kecepatan otak manusia. Kendati demikian, dalam membuat keputusan logis yang rumit, otak manusia tetap jauh lebih unggul jika dibandingkan dengan komputer, contohnya cara membedakan anjing dan kucing.

Frontier yang merupakan supercomputer dari Kentucky memiliki instalasi senilai $600 juta dan seluas 6.800 kaki persegi.

Pada bulan Juni tahun 2022, untuk pertama kalinya komputer tersebut berhasil melampaui kapasitas komputasi satu otak manusia. Namun, untuk sampai di tahap itu, teknologi ini membutuhkan satu juta kali energi yang lebih banyak.

Oleh karena itu, para peneliti masih membutuhkan waktu yang sangat panjang agar kecerdasan organoid dapat menggerakkan sistem seperti tikus. Mereka akan meningkatkan produksi organoid otak dan melatihnya dengan kecerdasan buatan untuk mewujudkan biokomputer yang lebih efisien dan hemat energi.

Hartung memprediksi, biokomputer di masa depan mungkin akan memiliki manfaat untuk mendukung kecepatan komputasi, kekuatan pemrosesan, efisiensi data, dan kemampuan penyimpanan yang unggul.




(urw/asm)

Hide Ads