Kota Makassar

Saat Sapi Dituding Jadi Penyebab Makassar Gagal Raih Penghargaan Adipura

Rasmilawanti Rustam - detikSulsel
Jumat, 03 Mar 2023 07:35 WIB
Foto: TPA Antang, Kecamatan Manggala, Kota Makassar. (Darmawati/detikSulsel)
Makassar -

Sapi di tempat pembuangan akhir (TPA) dituding turut menjadi salah satu penyebab Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) gagal meraih penghargaan Adipura 2022. Persoalan ini disoroti lantaran dianggap menjadi bagian indikator penilaian.

"Tahun ini Kota Makassar gagal menerima piala Adipura atau sertifikat Adipura," ungkap Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Makassar Ferdy Mochtar kepada detikSulsel, Kamis (2/3/2023).

Ferdy mengatakan, ada sejumlah indikator penilaian kebersihan maupun kesehatan yang tidak bisa dipenuhi Kota Makassar. Pengelolaan sampah dan penanganan TPA Antang, Kelurahan Tamangapa, Kecamatan Manggala yang masih semrawut menjadi pemicunya.


"Hal lainnya lagi yang menjadi penilaian tim Adipura adalah adanya ternak yang secara liar masuk di lokasi persampahan," paparnya.

Menurutnya, sejumlah sapi ternak yang ada di TPA Antang mengkonsumsi sampah sebagai makanan. Ketika kemudian dagingnya diolah dan dikonsumsi manusia, hal ini bisa membahayakan.

"Ini penanganan ternak ini insyaallah akan kami koordinasikan dengan pihak kecamatan, pemilik ternak sapi yang ada di lokasi tersebut agar betul-betul serius menghadapi persoalan seperti ini," tutur Ferdy.

Kondisi TPA saat ini pun memprihatinkan lantaran sudah over kapasitas. Situasi menandakan Makassar masuk kategori darurat sampah.

"Yang menjadi persoalan besar adalah penanganan sampah yang ada di Antang. Kita Makassar sudah masuk dalam kategori darurat sampah," ungkapnya.

TPA Antang saat ini dianggap sudah sulit menampung produksi sampah di Makassar yang mencapai 800-1.000 ton per hari. Di satu sisi, upaya pengelolaan dan mereduksi sampah di TPA belum maksimal.

"Volume sampah di (TPA) Antang ini sangat besar, rata-rata 700, 800 ton bahkan di atas dari 1.000 ton per hari. Pada hari-hari besar keagamaan biasa muncul," bebernya.

Ferdy mengemukakan, pihaknya sudah berupaya mengurangi yang akan dibuang di TPA dengan pemilahan sampah di tingkat rumah tangga lewat bank sampah. Namun upaya ini belum cukup di samping ruang terbuka hijau yang juga masih minim.

"Indikator-indikator lainnya saya kira untuk kota Makassar sudah sangat bagus, dan memang konsennya adalah terhadap pengolahan sampah yang ada di Antang," sebut Ferdy.

Kebut Realisasi Proyek PSEL

Proyek Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) diklaim menjadi solusi penanganan sampah di TPA Antang. Pemkot Makassar mendorong agar proyek ini bisa segera direalisasikan.

"Solusinya TPA Antang tahun ini insyaallah ada program pemerintah pusat, yaitu pengelolaan sampah menjadi energi listrik," tegas Ferdy.

Menurutnya, PSEL ini dalam penerapannya mereduksi sampah dengan cara dibakar yang bisa dikonversi menjadi energi listrik ramah lingkungan. Pihaknya menargetkan, PSEL ini dapat beroperasi pada pertengahan tahun 2023. Proyek ini

"On schedule diharapkan pertengahan tahun ini sudah bisa diinformasikan dan sudah ada konsorsium yang akan bekerja secara serius untuk menggarap sampah," imbuhnya.

Simak daftar peraih penghargaan Adipura di halaman berikutnya.




(sar/hsr)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork