Tiga ular piton berukuran raksasa ditemukan di wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra) dalam satu bulan terakhir. Dua ekor ular ditemukan di Kabupaten Muna Barat dan satu ekor lainnya ditemukan di Buton Tengah.
Dirangkum detikcom, Minggu (26/2/2023), berikut ulasan terkait peristiwa penemuan ular raksasa tersebut:
1. Ular Piton 8 Meter Serang Babi Hutan
Ular yang pertama ditemukan seorang warga bernama La Bansi (60) di Desa La Haji, Kecamatan Napano Kusambi, Muna Barat pada Jumat (17/2). La Bansi mengatakan ular piton itu awalnya menyerang babi hutan untuk dimangsa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Awalnya itu ular tangkap babi, babinya berteriak," kata La Bansi kepada detikcom, Selasa (21/2/2022).
Namun babi tersebut melepaskan diri. Belakangan, kawanan babi hutan yang berjumlah puluhan menyerang balik piton raksasa tersebut.
"Ada banyak babi hutan yang kelilingi ini ular sekitar 30 ekor, makanya ini ular dia lari di atas pohon," bebernya.
La Bansi menduga piton raksasa ini kalah jumlah dengan kawanan babi yang mengerumuni sehingga ular itu melarikan diri ke atas pohon. Sementara La Bansi yang sedari tadi memperhatikan gerak-gerik piton raksasa itu kemudian berhasil memotong bagian ekornya.
"Saya potong dulu ekornya satu kali terus dia turun dari pohon," kata dia.
![]() |
Ia sempat ragu untuk melumpuhkan ular itu karena sempat berontak dan menyerang ke arahnya usai dipotong di bagian ekornya. Usai memastikan dalam posisi aman, La Bansi lalu mengayunkan kembali parangnya sebanyak dua kali ke arah lehernya.
"Dua kali saya potong di bagian bawah lehernya itu ular langsung mati," tuturnya.
2. Ular Piton 9 Meter Serang Anjing di Muna Barat
Berselang lima hari dari penemuan ular piton 8 meter di Desa La Haji, warga kembali geger dengan penemuan ular piton 9 meter. Ular itu ditemukan di Desa La Haji, Kecamatan Napano Kusamba pada Rabu (22/2) oleh seorang petani bernama La Dewa (55).
La Dewa awalnya sedang dalam perjalanan ke kebunnya bersama seekor anjingnya. Dalam perjalanan, anjing milik La Dewa diserang oleh ular piton itu.
La Dewa kemudian berpikiran menebas ular itu agar berhenti melilit anjingnya. Namun karena ular itu tetap melilit anjingnya, ia akhirnya berinisiatif menggunakan kapak yang disimpan di motornya.
"Nanti 7 kali tebasan pakai kapak baru dia mati itu ular dan anjingku lepas," kata La Dewa kepada detikcom, Kamis (23/2).
Ia menuturkan tebasan pertama hingga ketiga di bagian ular tersebut belum goyah dan masih melilit anjingnya. Kemudian tebasan susulan keempat dan kelima di bagian badan baru ular tersebut mulai goyah.
"Potongan kelima itu baru mulai goyah sudah ada ciri-ciri mulai lepas," terangnya.
La Dewa kemudian menunggu kepala ular tersebut muncul dari balik lilitan anjing dan menghantamnya di bagian bawah leher. Tebasan keenam ternyata membuat ular itu lemah hingga tebasan ketujuh ular itu sudah tidak berdaya.
"Mulai kelihatan kepalanya baru saya tebas, dia mati nanti tebasan ketujuh kali," ungkapnya.
![]() |
Ia mengaku takut menghadapi ular tersebut. Namun jika tak ditebas pakai kapak, anjing yang menemaninya setiap saat ke kebun akan mati karena dililit piton raksasa tersebut.
"Sebenarnya saya takut juga tapi nanti anjingku mati. Nah setelah 7 kali tebasan itu anjingku dia larimi dan itu ular mulai mati," tuturnya.
simak di halaman berikutnya...
3. Warga Tangkap Lagi Piton 9 Meter di Buton Tengah
Hanya berselang tiga hari kemudian, warga kembali menemukan ular piton 9 meter. Ular itu kali ini ditemukan di kebun milik warga Desa Balobone, Kecamatan Mawasangka, Buton Tengah, Selasa (21/2).
"Awalnya ada anak-anak di sini mereka cari kelapa di kebun, nah mereka lihat itu ular di bawah pohon kelapa. Kurang lebih 9 meter," kata Kades Balobone Sabandia kepada detikcom, Sabtu (25/2).
"Posisi ularnya sedang melingkar istirahat di bawah pohon-pohon kelapa," ungkapnya.
Warga yang menemukan bergegas mencari bantuan untuk mengevakuasinya. Warga lantas ramai-ramai ke tempat kejadian untuk menangkapnya.
"Nah mereka yang dapat ini ada yang jaga ularnya di lokasi dan ada yang panggil warga kampung untuk menangkapnya," ungkapnya.
Sabandia menuturkan ular tersebut ditangkap hidup-hidup dan dievakuasi ke tengah kampung. Masyarakat yang mengetahui keberadaan ular itu lalu datang menyaksikan.
"Iya ularnya ditangkap dalam posisi hidup-hidup jadi tidak dibunuh dan dibelah perutnya karena tidak makan apa-apa," tuturnya.
Ia menjelaskan piton tersebut ditangkap menggunakan peralatan kayu seadanya. Setelah berhasil ditangkap, warga kemudian menjualnya ke pengepul ular di Desa Lolibu, Kecamatan Lakudo, Buton Tengah.