Ular piton berukuran raksasa 8 meter di Muna Barat, Sulawesi Tenggara (Sultra) mati ditebas warga saat hendak memangsa babi hutan. Ular raksasa tersebut dibawa ke permukiman warga.
Ular raksasa itu awalnya ditemukan di kebun warga bernama La Bansi (60) di Desa La Haji, Kecamatan Napano Kusambi, Muna Barat pada Jumat (17/2) lalu. Ular raksasa ini kemudian dijual salah satu warga.
Dirangkum detikcom, Selasa (21/2/2023), berikut fakta-fakta ular raksasa 8 meter mati ditebas warga Muna Barat:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Serang Babi Hutan
Warga bernama La Bansi (60) awalnya sedang bersantai di sebuah gubuk kecil di kebun miliknya. Tiba-tiba ia mendengar suara tak biasa tak jauh dari gubuknya.
"Saya sementara tidur-tidur di pondok-pondok tiba-tiba dengar suara babi bunyi," kata La Bansi kepada detikcom, Senin (20/2).
La Bansi kemudian mencari asal suara tersebut. Setelah memeriksa asal suara dari balik semak-semak, ia lantas kaget saat melihat piton raksasa itu tengah bersarang di atas pohon.
Ular raksasa ini ternyata menyerang seekor babi hutan. Namun ular itu kemudian naik ke atas pohon karena babi hutan ternyata berjumlah 30 ekor.
"Ada banyak babi hutan yang kelilingi ini ular sekitar 30 ekor, makanya ini ular dia lari di atas pohon," bebernya.
2. Ular Piton Raksasa Ditebas Warga
La Bansi yang melihat ular itu lantas berinisiatif untuk melumpuhkannya. Dia beralasan ular itu menyerang warga sekitar di kemudian hari.
"Kalau saya tidak lumpuhkan takutnya nanti dia serang orang-orang sekitar," ujarnya.
La Bansi lalu mengambil parang miliknya dan mencoba mencari celah untuk bisa menguasai ular tersebut. Ia lebih dulu memotong ekor ular tersebut hingga turun dari pohon.
"Saya potong dulu ekornya satu kalu terus dia turun dari pohon," kata dia.
Ia sempat ragu untuk melumpuhkan ular itu karena sempat berontak. Usai memastikan dalam posisi aman, La Bansi lalu mengayunkan kembali parangnya sebanyak dua kali ke arah lehernya.
"Dua kali saya potong di bagian bawah lehernya itu ular langsung mati," tuturnya.
3. Ular Dievakuasi ke Permukiman
Setelah memastikan ular itu dalam kondisi mati, La Bansi bergegas menuju kampung untuk mengajak warga lainnya agar membantunya mengevakuasi piton raksasa itu dari dalam hutan.
"Saya turun panggil warga untuk bantu angkat. Jadi itu ular diikat di bagian kepala baru dibawa pakai motor turun ke kampung," bebernya.
Warga yang mengetahui keberadaan ular yang cukup besar itu bergegas menghampiri. Ular itu akhirnya dievakuasi ke permukiman.
Simak di halaman berikutnya...
4. Dijual Rp 600 Ribu
Kini ular piton berukuran raksasa 8 meter itu dijual oleh salah satu warga kepada pengepul dengan harga Rp 600 ribu.
"Ularnya sudah dijual, terima bersih Rp 600 ribu," kata Soleh, seorang warga setempat kepada detikcom, Minggu (19/2).
Ular itu memiliki berat sekitar 100 kilogram dengan estimasi berat daging kulit 60 kilogram dan isi dalam sekitar 40 kilogram. Pengepul tersebut membeli dengan harga Rp 10 ribu per kilogramnya.
"Beratnya itu ular bersih daging 60 kilogram kalau dengan usus sekitar 100 kilogram. Jadi dia hanya beli daging saja, Rp 10 ribu per kilogram" ungkapnya.
Ia menuturkan ular tersebut dijual oleh warga bernama La Haema menggunakan mobil pikap dari Desa La Haji menuju Desa Kambara, Kecamatan Tiworo Kepulauan, Muna Barat.
"Malam itu langsung dibawa naik pakai pikap sekitar 20 kilometer dari sini ke Kambara, dibawa naik langsung (dijual utuh) pakai mobil pikap karena besar sekali tidak pas di karung," ujarnya.
Soleh tak mengetahui persis ular tersebut akan diolah seperti apa. Namun selama ini warga Muna Barat kerap menjual hewan melata ke tempat tersebut.
"Saya kurang tahu mau diapakan di sana, tapi di sana memang dia khusus beli ular dan babi," ujarnya.
Usai menjual ular tersebut, La Haema langsung menemui La Bansi untuk menyerahkan uang penjualannya. Namun ternyata La Bansi enggan mengambilnya dengan alasan takut memakan uang hasil penjualan ular.
"Nah yang bunuh ular ini dia ndak mau ambil uangnya karena dia takut makan uangnya ular. Takut nanti ketemu lagi ular," ungkap dia.