Kota Makassar

8 Poin Kritikan Eks Pimpinan KPK soal Banjir Makassar

Hermawan Mappiwali - detikSulsel
Rabu, 15 Feb 2023 07:10 WIB
Foto: Ari Saputra
Makassar -

Mantan Komisioner KPK Laode M Syarif mengkritik Wali Kota Makassar Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto yang menyebut banjir terjadi karena air laut pasang dan tingginya curah hujan. Alumni Universitas Hasanuddin (Unhas) itu lantas mengungkap delapan hal kritikan terkait banjir Makassar.

Laode awalnya menyampaikan kritikannya terkait banjir Makassar itu melalui akun twitternya. Dia mengaku tak sepakat dengan pernyataan Danny yang menyebut banjir karena air laut pasang dan curah hujan tinggi.

"Jangan salahkan curah hujan dan air pasang karena dari dulu sudah seperti itu," ujar Laode melalui akun Twitternya, dikutip Selasa (14/2/2023). Laode memberikan izin cuitannya itu dikutip dan ejaannya telah disempurnakan.


Saat dimintai konfirmasi lebih lanjut, Laode mengungkap 8 poin kritikannya terkait banjir Makassar. Pertama, dia mengkritik reklamasi menjadi penyebab banjir di Makassar.

"Saya kebetulan dulu ikut kajian waktu saya di Pusat Studi Lingkungannya Unhas ya, saya ikut salah satu tim kajian tentang Sungai Jeneberang yang mengalir ke Pantai Losari. Terus waktu itu, awal proyek reklamasi ke arah sana itu kan yang sekarang jadi perumahan itu kan, itu kajiannya tidak merekomendasikan itu karena berbahaya," kata Laode kepada detikSulsel.

"Itu sudah disampaikan jauh sebelum saya di KPK. Jadi pasti jangka panjang akan menyebabkan salah satunya banjir di Kota Makassar dan itu sudah terjadi. Itu banjirnya sebelum ada reklamasi tidak pernah separah ini sekarang," imbuhnya.

Kedua, Laode menyinggung rawa-rawa di Makassar kini telah beralih fungsi menjadi area perkantoran, pusat usaha dan perumahan. Dia menegaskan kondisi ini menjadi masalah serius.

"Pokoknya semua lahan basah dulu daerah resapan berubah jadi perumahan, pusat usaha, perkantoran," katanya.

Sementara yang ketiga adalah soal drainase yang juga perlu lebih diperhatikan. Laode menganggap drainase di Makassar belum mengalami perubahan signifikan.

"Kalau lihat drainase dan gorong-gorong yang dibangun sama Belanda, sekarang ada nggak perubahan signifikan gorong-gorong. Yang agak besar itu yang ada di depan kantor Gubernur tetapi tidak besar (amat)," katanya.

Untuk yang keempat, Laode juga menilai drainase di Makassar tersumbat karena kualitasnya kurang baik. Dia lalu menyinggung kurangnya perawatan drainase sebagai penyebabnya.

"Kualitas gorong-gorong selokan kita di Makassar tersumbat, rusak semuanya. Tidak dirawat. Bandingkan dengan di Jakarta itu ada pasukan oranye yang dibikin Ahok yang dilanjutkan sama Pak Anies itu setiap mau menjelang hujan itu gorong-gorong selalu dibersihkan supaya cepat mengalir air," katanya.

Kemudian yang kelima, Laode menganggap banjir juga disebabkan sungai-sungai yang semakin dangkal. Laode lantas menyinggung Sungai Tallo hingga Sungai Jeneberang tidak pernah dikeruk.

"Banyak sekali terjadi pendangkalan Sungai Tallo, Sungai Jeneberang, sehingga itu tidak pernah diperdalam, dikeruk, akhirnya apa meluber keluar menjadi banjir karena dia tidak bisa lagi menampung air, debit sungainya menjadi kurang karena terjadi pendangkalan," katanya.

Sementara yang keenam adalah Laode menilai ruang terbuka hijau di Makassar masih kurang memadai. Lalu untuk poin ketujuh, dia mengkritik kepatuhan RT RW di Makassar terhadap tata ruang.

"Ketujuh, kepatuhan RT RW tata ruang, ini perkantoran, ini untuk usaha ini daerah resapan air. Itu RT RW mananya ya, setelah itu apakah diikuti atau tidak," ujarnya.

Kemudian untuk yang kedelapan, Laode menyinggung Pemprov Sulsel dan Pemkot Makassar belum memiliki program jitu mengatasi banjir.

"Tanyakan apa program pemerintah baik itu Provinsi maupun Kota untuk mengatasi banjir. Ini apa programnya, kalau Jakarta kan perbaikan gorong-gorong, membuka sodetan sungai, mengeruk sungai, kalau kita di Makassar apa yang dibikin?" katanya.

Simak di halaman berikutnya Walkot Makassar jawab kritikan Laode...




(hmw/hsr)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork