Kota Makassar

Danny Jawab Kritik Laode Syarif soal Banjir Makassar: Tak Seperti Kenyataan

Hermawan Mappiwali - detikSulsel
Selasa, 14 Feb 2023 17:12 WIB
Wali Kota Makassar Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto. Foto: Istimewa
Makassar -

Wali Kota Makassar Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto menjawab kritikan mantan Komisioner KPK Laode M Syarif yang menyebut banjir Makassar terjadi karena reklamasi hingga drainase tersumbat. Bagi Danny, kritikan Laode soal drainase tersumbat itu tak seperti kenyataan saat ini.

"Komentar drainase tersumbat itu karena beliau tidak di lokasi jadi wajar ada komentar tidak seperti kenyataan seperti itu," kata Danny Pomanto kepada detikSulsel, Selasa (14/2/2023).

Kendati demikian, Danny mengamini kritik Laode soal drainase di Kota Makassar kecil. Namun dia mengaku memiliki diksi sendiri soal drainase yang kecil tersebut.


"Kalau dianggap kecil drainase itu benar, makanya harus dikoreksi, bukan kecil sebenarnya, karena airnya yang membanyak, air turun itu yang jadi berlipat-lipat," ujar Danny.

Dia menjelaskan curah hujan pada Senin (13/2) kemarin mencapai 350 milimeter. Menurut Danny, normalnya curah hujan sebanyak itu turun dalam 90 hari.

"Kalau 350 mm turun dalam satu hari itu sama dengan 3 bulan hujan berturut-turut turun dalam 1 hari. Jadi kalaupun dibilang sekarang kecil, boleh, itu dalam bahasa yang lain. Kalau saya, drainase tidak bisa menampung air yang turun dari langit karena curah hujan itu diukur mm," kata Danny.

Danny Jawab Kritikan Laode soal Reklamasi

Danny Pomanto sebelumnya juga sudah menjawab kritik Laode soal reklamasi sebagai biang kerok penyebab banjir. Menurutnya, kritikan itu tidak tepat.

"Kalau masalah teknis itu kita tidak boleh berdebat narasi, kita harus berperang data. Reklamasi kebetulan saya yang desain dari awal itu adalah bagian daripada mitigasi dan itu sudah bagian daripada undang-undang," ujar Danny.

Dia mengatakan reklamasi justru dibutuhkan untuk melindungi pantai dari banjir rob atau naiknya air laut. Dia lalu mengungkapkan kenaikan air laut di Makassar bisa mencapai 114 Cm.

"Ya, itu ada namanya brown effect, kenaikan 1 Cm saja bisa berakibat 100 kali lipat di pesisir, apalagi kenaikan 114 Cm. Pada saat dia pasang tertinggi kita sampai 1,6 ditambah dengan gelombang tinggi bisa sampai 3 meter berarti sudah 4,6 (meter) itu bisa merusak, efeknya 100 kali lipat di pesisir jadi pusat kota kita tidak terlindungi itu sudah jelas," kata Danny.

"Sekarang kita lihat pesisir Jawa hancur semua, itu gara-gara rob sudah masuk 60 Cm di Semarang, Pekalongan di sepanjang Pantura Jawa termasuk di Jakarta," kata dia lagi.

Banjir merendam sejumlah wilayah di Makassar, Sulsel, Senin (13/2/2023). Warga di Kelurahan Maricaya Baru mulai mengungsi. Foto: (Ibnu Munsir/detikSulsel)

Dia menegaskan untuk itulah reklamasi berbasis mitigasi diperlukan untuk mempertahankan pesisir pantai di Makassar.

"Cara alaminya mangrove, secara buatan reklamasi berbasis mitigasi. Buktinya reklamasi di Dubai sukses, di Singapura sukses, reklamasi Hongkong yang begitu masif sekali," ujar Danny.

"Dan sekarang malah itu usaha yang paling murah untuk mendapatkan ruang kota. Kalau dia bilang penyebab banjir, itu sampai sekarang belum ada yang bisa buktikan hipotesis itu," sambung Danny.

Simak kritikan Laode M Syarif di halaman berikutnya...



Simak Video "Danny Pomanto Dedikasi 'Anak Lorong' Untuk Kota Makassar"

(hmw/asm)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork