Gejala demam dapat ditimbulkan akibat infeksi COVID-19 dan DBD pada anak. Ternyata gejala demam ini dapat dibedakan.
Lantai bagaimana membedakannya? Simak ulasan lengkapnya berikut ini.
Dilansir dari detikHealth, Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Infeksi dan Penyakit Infeksi Tropik IDAI, dr Mulya Rahma Karyanti, SpA(K),IBCLC menjelaskan DBD dan COVID-19 bisa dibedakan secara pasti melalui pemeriksaan laboratorium. Maka dari itu, penting untuk melakukan pemeriksaan pasien ke fasilitas kesehatan sedini mungkin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk demam sendiri demam berdarah tinggi itu sulit kalau kita 3 hari pertama membedakan suatu infeksi virus yang mana ya. Makanya kalau dua sampai tiga hari nggak membaik sebaiknya segera ke faskes terdekat untuk dicari penyebabnya ya," terangnya.
"Karena kalau awal demam memang sulit kita membedakan. Tapi kita ada pemeriksaan penunjang, pemeriksaan lab yang bisa mengkonfirmasi," imbuhnya.
Kendati demikian, secara awal gejala pendamping demam bisa menjadi pembeda. Misalnya DBD, demamnya akan dibarengi dengan gangguan pencernaan seperti mual dan diare.
Sementara demam akibat COVID-19 akan dibarengi masalah pernapasan saluran atas.
"Misalnya COVID yang di awal hanya demam saja belum kelihatan gejalanya. Tapi pada COVID seperti yang kita tahu pada Delta dia sudah ada gangguan selain ada gangguan misalnya rasa, penciuman, kemudian mulai batuk-pilek. Pileknya yang dominan.Terutama untuk kasus-kasus yang infeksi pernapasan atas itu lebih banyak batuk-pileknya, pileknya meler," jelasnya.
"Tapi kalau dengue tidak pilek seperti itu. Jadi demam tinggi, bisa dengan mual. Lebih dominan ke gejala saluran cerna (seperti) mual, muntah, atau misalnya dengan diare. 20 sampai 30 persen kasus anak bisa dengan diare juga. Tapi yang membedakan itu ya batuk-pilek dominan di COVID," pungkasnya.
(edr/asm)