Aksi Menantang Maut Guru dan Siswa Lewati Jembatan Ambruk di Kolaka Timur

Sulawesi Tenggara

Aksi Menantang Maut Guru dan Siswa Lewati Jembatan Ambruk di Kolaka Timur

Tim detikSulsel - detikSulsel
Sabtu, 21 Jan 2023 06:45 WIB
Kondisi jembatan di Kecamatan Ueesi, Kolaka Timur, Sultra yang ambruk.
Foto: Kondisi jembatan di Kecamatan Ueesi, Kolaka Timur, Sultra yang ambruk. (dok. istimewa)
Kolaka Timur -

Guru dan siswa di Kecamatan Ueesi, Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara (Sultra) terpaksa menantang maut akibat jembatan kayu penghubung desa ambruk. Jembatan ini menjadi satu-satunya akses warga dari 3 desa.

Dalam rekaman video yang dilihat detikcom, sejumlah siswa berseragam sekolah dasar (SD) tampak berada di tengah-tengah jembatan yang ambruk. Seorang guru turut menemani para siswa SD tersebut.

Sang guru lalu menggendong salah satu siswa itu untuk melewati jembatan ambruk. Mereka memanfaatkan puing-puing kayu dari jembatan yang masing tersisa untuk berpegangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Camat Ueesi, Husen mengatakan kondisi jembatan yang ambruk ini sangat membahayakan. Warga sekitar sangat tersiksa dengan rusaknya jembatan yang dijadikan akses utama itu.

"Karena satu-satunya jalan itu yang menghubungkan tiga desa. Mulai dari Desa Puurau, Tongauna, Likuwalanapo. Satu-satunya jalan hanya itu saja, tidak ada yang lain," kata Husen saat dihubungi, Jumat (20/1/2023).

ADVERTISEMENT

Jembatan kayu sepanjang 50 meter itu ambruk sejak Rabu (17/1) lalu. Warga yang hendak melintas menggunakan kendaraan terpaksa menyeberangi sungai.

"Kendaraan sekarang tidak bisa lagi. Langsung mentok di situ. Bisa lewat ke bawah tapi dia lewat sungai, hancur-hancuran itu. Sekarang ini kan dangkal, tapi ketika datang banjir tidak bisa lagi ada yang lewati itu," ujar Husen.

Dia mengatakan jembatan dengan material kayu memang sangat rawan rusak, terutama ketika memasuki musim hujan dan terjadi banjir. Hal ini pula yang membuat warga terancam terisolir.

"Jadi itu jembatan sekalipun mau kayu apa, karena itu kan pantangannya 50 meter, ketika datang banjir, satu kali saja banjir langsung hanyut. Karena sudah berapa kali dibikin itu hanyut-hanyut terus," ungkapnya.

Dengan kondisi ini, Husen berharap ada perhatian terhadap kondisi warga di Kecamatan Ueesi. Menurutnya, perlu segera ada pembangunan jembatan permanen agar warga tidak lagi was-was dengan ancaman jembatan ambruk.

"Harus jembatan permanen itu di situ, dari beton. Karena kalau hanya diperbaiki pakai kayu pasti rusak lagi. Mending kalau bisa tahan sekitar satu atau dua tahun itu," pungkasnya.




(asm/hsr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads