Sejarah Hari Tritura, Tonggak Sejarah Lahirnya Orde Baru

Sejarah Hari Tritura, Tonggak Sejarah Lahirnya Orde Baru

Nur Ainun - detikSulsel
Senin, 09 Jan 2023 21:15 WIB
Ilustrasi untuk Sejarah Hari Tritura
Ilustrasi sejarah HAri Tritura. (Foto: Andhika Prasetia/detikcom)
Makassar -

Hari Tritura diperingati setiap tanggal 10 Januari. Momen bersejarah ini disebut sebagai tonggak lahirnya Orde Baru.

Tritura atau Tri Tuntutan Rakyat bermula dari tragedi berdarah Gerakan 30 September 1965. Tragedi tersebut mengakibatkan adanya aksi yang diprakarsai oleh Gerakan Mahasiswa yaitu aksi Tritura dengan dalih bahwa pemerintahan Orde Lama yang lambat dan tidak tegas terhadap Partai Komunis Indonesia (PKI) yang dianggap sebagai biang kerusuhan pada Gerakan 30 September 1965.

Lantas bagaimana sejarah Tritura dan apa saja tuntutan di dalamnya. Simak penjelasannya berikut ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Sejarah Hari Tritura 10 Januari

Dilansir dari laman Kemdikbud, 10 Januari 1966 merupakan catatan sejarah aksi mahasiswa yang dilatarbelakangi rasa tidak puas dan haus keadilan. Aksi tersebut erat kaitannya dengan penentangan terhadap peristiwa Gerakan 30 September 1965.

Aksi anak muda ini terjadi erat kaitannya dengan penentangan terhadap peristiwa G30S PKI tahun 1965. Saat itu massa menempuh aksi damai sebagai wujud menderita atas krisis nasional.

ADVERTISEMENT

Maka aksi mahasiswa pada 10-13 Januari 1966 adalah bentuk kekecewaan terhadap rezim yang berkuasa. Sikap kurang tanggap atas kelaliman komunis menyulut tercetusnya TRITURA (Tiga Tuntutan Rakyat) yang mewakili dahaga rakyat untuk menurunkan harga barang, merombak Kabinet Dwikora dan mengenyahkan Partai Komunis Indonesia.

Hal itu mengiring para mahasiswa yang haus keadilan mengunjungi Gedung Sekretariat pada 10 Januari 1966.

Beberapa organisasi turut andil dalam aksi demonstrasi Tritura ini antara lain KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia),KAPI (Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia), KAPPI (Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia), KABI (Kesatuan Aksi Buruh Indonesia), KASI (Kesatuan Aksi Sarjana Indonesia), KAWI (Kesatuan Aksi Wanita Indonesia), KAGI (Kesatuan Aksi Guru Indonesia) dan sebagainya.

Namun, bukannya Wakil Perdana Menteri Chaerul Shaleh yang mereka temui, melainkan semburan gas air mata. Keadaan kronis itu tidak menghentikan langkah mahasiswa untuk melakukan long march yang diperpanjang hingga tanggal 13 Januari 1966.

2. Dampak Aksi Tritura

Suasana genting akhirnya mendorong Soekarno melakukan reshuffle kabinet. Pada 21 Januari 1966 Soekarno pun mengumumkan kabinet baru.

Keputusan presiden yang telah terealisasi itu, masih tidak sesuai dengan cita-cita mahasiswa sehingga aksi protes kembali dilaksanakan pada 24 Februari 1966.

Pada momen itu terjadi insiden berdarah yang menewaskan salah satu mahasiswa Universitas Indonesia (Arif Rahman Hakim). Akibat kericuhan yang terjadi pemerintah dengan tegas membubarkan KAMI.

Antipati terhadap pemerintah kemudian dilanjutkan oleh KAPPI (Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia) yang pada masa itu mengobrak-abrik Departemen Luar Negeri sebagai tempat kedudukan Menteri Subandrio.

Berakar dari ekshibisi mahasiswa, maka MPRS menyadari bahwa kemerosotan ekonomi disebabkan oleh minimnya pengawasan yang efektif dari DPR terhadap kebijaksanaan ekonomi. Saat itu kepentingan ekonomi tumbang dari kepentingan politik karena pemikiran rasional dalam memecahkan masalah ekonomi terkiri.

Keadaan itu membuat MPRS menemukan jalan keluar dengan mengadakan stabilitas dan rehabilitas seperti yang termaktub dalam ketetapan No.XXIII/ MPRS/ 1966 tentang pembaharuan Kebijakan Landasan Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan yang pada hakikatnya merupakan suatu konsepsi strategi untuk menanggulangi kemerosotan ekonomi yang terjadi sejak tahun 1955. Solusi pemerintah untuk membenahi problem ekonomi dengan melakukan pengendalian inflasi, rehabilitas kebutuhan pangan, rehabilitas prasarana ekonomi, peningkatan kegiatan ekspor, dan pencukupan kebutuhan pangan.

Ikhtiar mahasiswa 1966 adalah wujud resistansi dalam memperjuangkan kehidupan sejahtera. Sehingga Hari Tritura sebagai pengingat untuk menghargai kemerdekaan dan kebahagiaan.

Sejatinya Tritura adalah sejarah yang menggambarkan peran mahasiswa sebagai anak bangsa yang peristiwanya tak lekang oleh waktu karena terukir dalam kisah sejarah.

3. Isi Tuntutan Mahasiswa

Berikut tiga tuntutan mahasiswa dalam Tritura:

  1. Bubarkan Partai Komunis Indonesia, karena Pemerintah dianggap lambat dalam mengambil sikap terhadap PKI yang dianggap terlibat dalam peristiwa G30S dan banyak tokoh komunis yang berada di dalam kabinet pemerintahan.
  2. Rombak Kabinet Dwikora, karena Pemerintah dinilai tidak bisa mengendalikan kestabilan politik, ekonomi dan sosial. Menurut masyarakat, Presiden Soekarno lebih mementingkan perebutan Irian Barat dan urusan konfrontasi Indonesia-Malaysia.
  3. Turunkan Harga, kebijakan ekonomi yang diambil pemerintah kurang tepat yang membuat kestabilan ekonomi yang semakin memburuk.



(alk/asm)

Hide Ads