MUI Sulsel Tegaskan Aliran Bab Kesucian Gowa Sesat, Ungkap Fakta Lapangan

MUI Sulsel Tegaskan Aliran Bab Kesucian Gowa Sesat, Ungkap Fakta Lapangan

Rasmilawanti Rustam - detikSulsel
Kamis, 05 Jan 2023 18:27 WIB
Penampakan Yayasan Nur Mutiara Makrifatullah, Gowa.
Foto: Agil Asrifalgi/detikSulsel
Gowa -

Majelis Ulama Indonesia Sulawesi Selatan (MUI Sulsel) merespons Hari Minallah Aminnullah Ahmad alias Bang Hadi yang membantah pengajaran bab kesucian sesat. MUI Sulsel menilai Bang Hadi hanya tak mau mengakui secara terang-terangan melarang salat lima waktu.

"Jadi kalau yang bersangkutan tidak mengaku, ya bisa saja karena tidak mau di-judge," ujar Sekretaris MUI Sulsel Muammar Bakry kepada detikSulsel, Kamis (5/1/2023).

Muammar tetap yakin, ajaran 'bab kesucian' tersebut mengajarkan aliran sesat. Bahkan dia memberikan informasi baru, yakni ada pembayaran di yayasan tersebut .

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tapi fakta di lapangan berdasarkan konfirmasi dari korban dan keluarganya, ya seperti itu dengan berapa laporan-laporan. Poin-poinnya sudah seperti laporannya. Mereka tidak shalat 5 waktu, kemudian mengharamkan ikan, daging dan lain-lain. Kemudian ada pembayaran," ungkapnya.

Tidak hanya itu, Muammar mengklaim tudingannya juga diperkuat oleh MUI Tanah Datar, Sumatera Barat (Sumbar). Menurutnya, ciri-ciri yang disebutkan pelapor, sama dengan yang disebut MUI Tanah Datar.

ADVERTISEMENT

"(MUI) itu sudah dikeluarkan maklumatnya atas kesesatannya. Jadi kasusnya sama persis, orangnya, jemaahnya pada pekannya di Sumatera Barat. Ya itu lalu berpindah ke Sulsel," kata Muammar

Muammar juga menanggapi pernyataan ketua yayasan tersebut terkait kekecewaannya dengan MUI yang menuding tanpa meninjau langsung.

"Ya kita kan merujuk ke MUI Tanah Datar, MUI Sumatera Barat, sudah itu kesesatannya," katanya.

Pihaknya mengatakan, orang yang di Sumatera merupakan orang yang sama dengan yang ada di Gowa saat ini. Hal itu disimpulkan berdasarkan yang ada di berita, media sosial, serta orang-orang yang ditampilkan, menurutnya sama.

"Ya sama saja. Dia juga di sana di Sumatera Barat baru pindah ke sini, lari ke sini. Ya sama aja," tutur Muammar.

"Jadi mereka terusir dari Sumatera Barat, lalu pindah ke Sulawesi Selatan," sambungnya.

Persis coba lihat di berita, di media sosial, orang-orangnya, tokohnya. Jadi mereka terusir dari Sumatera Barat, lalu pindah ke Sulawesi Selatan.

Pihaknya juga menambahkan, sudah ada pengikut aliran 'Bab Kesucian' yang bermasalah. Salah satunya, korban melihat istrinya melakukan ibadah yang tidak sesuai dengan syariat Islam.

"Sudah ada konflik internal rumah tangga. Sudah tidak sama model ibadahnya dan model praktek ibadahnya," ungkapnya.

3 Jawaban Aliran Bab Kesucian Soal Tudingan Sesat

Bang Hadi selaku Ketua Yayasan Nur Mutiara Makrifatullah sebelumnya membantah jika alirannya disebut melarang salat lima waktu. Dia menegaskan pernyataan MUI Sulsel yang menyebut pihaknya sesat adalah tuduhan yang tidak pernah diklarifikasi.

"Masa datang tidak klarifikasi, tidak bertanya, masuk tanpa izin memvonis kami ini sesat, bertanya tidak, mempelajari tidak, ikut tidak, kenal pun tidak," kata Bang Hadi, Selasa (3/1).


Bang Hadi juga menjawab tudingan bahwa pihaknya melarang salat lima waktu. Dia kembali menegaskan tudingan itu tidak berdasar.

"Buktinya saya membaguskan sembahyang karena saya punya masjid," kata Bang Hadi.

Dia mengatakan dirinya tak mungkin membangun masjid apabila dirinya sendiri melarang salat lima waktu.

"Mana ada melarang orang sembahyang. Masa bangun masjid larang orang sembahyang. Justru yang melarang orang sembahyang itu orang yang menghancurkan masjid," katanya.

Sementara untuk larangan memakan ikan dan meminum susu, Bang Hadi menilai MUI Sulsel telah salah persepsi.

"Jadi kenapa saya melarang makan binatang ini, itulah yang dimaksud dengan gizi buruk. Mana yang gizi yang sehat diambil dari nabati. Itu tidak dipaksakan itu kan masing masing," ujarnya.

Dia pun mengatakan dengan keseringan memakan daging binatang akan lebih mudah memicu timbulnya kanker dalam tubuh manusia. Namun dia menegaskan hal tersebut dilarang tidak dalam konteks beragama.

"Nah apabila seringnya makan hewan atau makan binatang itu menimbulkan cancer (miring), tidak ada hubungannya dengan agama, memicu penyakit," ucapnya.

"Tapi kalau darah memang tidak boleh dimakan walaupun sedikit, nah mereka salah dengar, dia bilang saya mengharamkan binatang," lanjut Hadi.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Detik-detik Penangkapan Napi yang Kabur dari Rutan Sinjai Sulsel"
[Gambas:Video 20detik]
(hmw/hmw)

Hide Ads