Viral Suami Kades di Luwu Timur Terobos Antrean BBM-Ancam Operator SPBU

Viral Suami Kades di Luwu Timur Terobos Antrean BBM-Ancam Operator SPBU

Arzad - detikSulsel
Selasa, 22 Nov 2022 00:00 WIB
Mobil pelat merah menerobos antrean dan memaki petugas SPBU di Mangkutana, Kabupaten Luwu Timur.
Mobil berpelat merah menerobos antrean dan memaki petgas SPBU di Mangkutana, Kabupaten Luwu Timur. Foto: Dok. Istimewa
Luwu Timur -

Viral di media sosial mobil berpelat merah menerobos antrean pengisian bahan bakar minyak (BBM) dan mengancam petugas SPBU di Mangkutana, Kabupaten Luwu Timur (Lutim), Sulawesi Selatan (Sulsel). Pria arogan itu disebut-sebut suami dari seorang kepala desa (kades) di Lutim.

Dalam video beredar, Senin (21/11), memperlihatkan sebuah mobil hitam berpelat merah menerobos antrean warga yang masuk melalui depan SPBU dengan cara mundur. Warga yang juga sedang ikut antre lalu mengabadikan kejadian tersebut dan mengunggahnya ke media sosial.

"Luar biasa orang ngantre sampai 3 jam dia langsung motong," ucap pengunggah dalam video.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikonfirmasi terpisah, Pjs Area Manager Comm, Rel dan CSR Pertamina Patra Niaga Sulawesi Taufiq Kurniawan mengatakan bahwa pengendara mobil tersebut merupakan suami Kepala Desa Wonorejo, Mangkutana. Suami dari Kades itu menggunakan mobil dinas milik istrinya menerobos antrean pengisian BBM.

"Dia ngisinya pertalite. Itu ceritanya suaminya menggunakan mobil Kepala Desa Wonorejo," kata Taufiq Kurniawan kepada detikSulsel, Senin (21/11).

ADVERTISEMENT

Taufiq menjelaskan, suami kepala desa tersebut sempat dilarang masuk oleh petugas operator. Operator SPBU lalu diancam akan dilaporkan ke salah satu anggota DPRD (Luwu Timur) jika tidak melayaninya.

"Dan ternyata informasinya itu dia sudah dilarang masuk tapi dia ngotot dan ngancam mau lapor ke anggota DPRD jadi mau nggak mau jadi dilayani," tuturnya.

Dikatakan Taufiq, hal itu sudah terjadi sejak tahun 2020 saat BBM jenis Premium masih berlaku. Ia juga tidak menyalahkan operator SPBU akibat dari perbuatan suami Kades tersebut.

"Terus ternyata kebiasaan dia ini sudah dari tahun 2020 kemarin pada saat masih premium. Jadi memang kita nggak bisa salahkan operator (SPBU) karena yang berperilaku agak menyimpang ini oknum konsumennya," jelasnya.

Taufiq menegaskan akan mengusut tuntas hal tersebut karena menurutnya hal itu sudah sangat meresahkan terlebih adanya pengancaman dari suami Kades tersebut.

"Kalau ini nggak diangkat pasti akan meresahkan juga apa lagi sudah diancam segala macam begitu," imbuhnya.




(ata/hmw)

Hide Ads