Bentrokan antarwarga dari dua desa di Kecamatan Kei Besar, Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku, kembali pecah. Bentrokan tersebut menyebabkan dua warga tewas dan sejumlah bangunan dibakar.
Bentrokan tersebut melibatkan warga Desa Bombai dan Desa Ohoi Elat, Sabtu (12/11) sekitar pukul 07.00 WIT. Selain dua korban tewas, bentrokan juga menyebabkan dua polisi terkena anak panah.
Dirangkum detikcom, Minggu (13/11/2022), berikut fakta-fakta bentrokan maut warga dua desa di Kecamatan Kei Besar, Maluku Tenggara, Maluku:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Bentrokan Susulan
Untuk diketahui, bentrokan warga dari Desa Bombai dan Desa Ohoi Elat sempat terjadi pada 6 dan 7 Oktober 2022. Saat itu, 30 warga dilaporkan luka-luka.
Bentrokan pada awal Oktober lalu ini dipicu bentrokan antarpelajar. Belakangan orang tua dari pelajar tersebut juga terlibat bentrokan.
Kabid Humas Polda Maluku Kombes M Roem Ohoirat mengatakan bentrokan yang terjadi pada Sabtu (12/11) kemarin adalah bentrokan susulan. Dia mengatakan kedua peristiwa bentrokan tersebut memang saling berkaitan.
"Ini terkait kasus sebelumnya yang terjadi tanggal 6 dan 7 Oktober lalu," kata Roem, (Sabtu 12/11).
2. Pemicu Bentrokan
Bentrokan yang terjadi pada Sabtu (12/11) kemarin berawal dari aksi warga Desa Bombai memasang larangan adat atau sasi di perbatasan desa. Namun warga dari Desa Ohoi Elat tak sepakat karena menganggap pihak warga Desa Bombai memasang sasi melewati batas desa.
"Sekitar pukul 7 pagi sekelompok warga dari Desa Bombai dan ada desa tetangga ikut memasang sasi. Sasi itu larangan adat di perbatasan," kata Roem.
"Kemudian ini sudah didengar dengan warga Desa Elat sehingga mereka juga mempersiapkan alat tajam," sambungnya.
Menurut Roem, warga Desa Bombai yang datang ke lokasi pemasangan sasi juga sudah membawa senjata tajam. Akibatnya bentrokan tak terhindarkan.
"Warga dari Desa Bombai tadi itu juga datang ke lokasi menggunakan alat tajam. Konvoi mereka," katanya.
Simak di halaman berikutnya..
3. Dua Polisi Terluka Kena Panah
Menurut Roem, pihaknya sebenarnya sudah menyiagakan 3 SST aparat TNI-Polri sejak bentrokan pecah pada awal Oktober 2022 lalu. Hanya saja aparat juga menjadi sasaran.
"Jumlah dari kedua kelompok ini begitu besar. Sehingga bentrokan langsung tidak terhindarkan," tutur Roem.
Bentrokan tersebut akhirnya turut menyebabkan dua anggota polisi terluka akibat terkena anak panah. Keduanya pun telah dibawa ke rumah sakit untuk dirawat.
"Termasuk 2 anggota polisi dari Brimob Polda Maluku kemudian yang satu anggota Polsek Kei Besar mengalami luka akibat kena panah," katanya.
4. Rumah hingga Sekolah Dibakar Massa
Selain saling serang dengan panah dan parang, warga juga melakukan pembakaran. Sejumlah rumah pun menjadi sasaran pembakaran.
"Beberapa rumah warga terbakar," kata Roem.
Selain itu, warga juga membakar dua bangunan sekolah. Kedua bangunan sekolah tersebut merupakan gedung SMP dan SMA.
"Bangunan sekolah ada dua, 1 SMP dan 1 SMA (terbakar)," katanya.
Simak di halaman berikutnya..
5. Dua Orang Tewas
Bentrokan tak hanya berdampak pada pembakaran bangunan rumah dan sekolah. Pasalnya, dua orang meninggal dunia akibat bentrokan tersebut.
"Ada korban 2 meninggal dunia," kata Roem.
Roem mengatakan satu korban meninggal akibat rumahnya dibakar saat bentrokan. Korban tersebut mengalami lumpuh sehingga tidak dapat melarikan diri saat kejadian.
"Dia tidak terbakar, tapi mungkin karena asap yang ini sehingga meninggal," katanya.
Sementara satu korban lainnya menurut Roem meninggal akibat luka. Namun dia belum dapat memastikan luka apa yang mengakibatkan korban hingga meninggal dunia.
"Karena masih simpang siur ada yang mengatakan kena tembakan senapan angin di tenggorokan, ada yang bilang kena ini tumpul," tuturnya.
Selain korban meninggal, sejumlah warga dilaporkan luka-luka kena parang. Hanya saja pihak kepolisian belum merilis jumlah pasti warga yang terluka.
6. Hoax Masjid Terbakar
Polisi mengatakan bentrokan maut tersebut turut diwarnai isu pembakaran masjid. Namun polisi menegaskan isu tersebut hoax.
"Kami pastikan sekaligus mengklarifikasi bahwa beredar isu bahwa ada rumah ibadah terbakar itu tidak benar," kata M Roem Ohoirat.
"Semua rumah ibadah aman, tidak ada yang rusak sedikit pun," sambung M Roem Ohoirat.
Sementara itu, Ketua Majelis Ulama Indonesa (MUI) Kecamatan Kei Besar, Sulaiman Uar juga membantah informasi soal adanya masjid yang terbakar saat terjadi bentrok antarwarga. Sulaiman mengatakan informasi itu dibuat oleh provokator.
"Itu informasi provokator. Semua masjid di Elat sampai Wakol itu utuh, tidak terbakar. Itu hoax," ungkap Sulaiman dalam keterangan yang diterima detikcom, Sabtu (12/11).
Sulaiman mengatakan setelah bentrokan mereda hingga saat ini, kondisi di wilayahnya aman dan terkendali.
"Kondisi sementara aman terkendali," katanya.
Simak di halaman berikutnya..
7. Lima SST Personel TNI-Polri Disiagakan di Lokasi
Polisi kini menyiagakan lima Satuan Setingkat Peleton (SST) aparat TNI-Polri di lokasi bentrokan. Hal ini untuk mencegah bentrok susulan.
"Sudah aman. Saat ini Kapolres dan pasukan sudah di sana. Kurang lebih 5 SST pasukan disiagakan di sana," ujar Roem.
Roem mengatakan 3 SST aparat gabungan sudah bersiaga sejak bentrokan pecah pada 6 dan 7 Oktober 2022 lalu. Kemudian dua SST personel kembali diterjunkan ke lokasi menyusul bentrokan kembali pecah hari ini.
"Sebelumnya kan 3 SST sudah ada di sana. Kemudian tadi ada tambahan 2 SST dipimpin Kapolres," sambungnya.
Roem mengatakan pihaknya sebenarnya sudah membangun pos pengamanan di lokasi bentrokan. Hanya saja, pos tersebut juga sempat diserang massa.
"Jadi kita sudah bangun pos di sana. Tadi juga mereka menerobos pos pengamanan itu, karena serangannya tadi sporadis," kata Kombes Roem.