Polisi mengatakan bentrokan maut antarwarga dari dua desa di Kecamatan Kei Besar, Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku diwarnai kabar pembakaran masjid. Namun polisi menegaskan isu tersebut hoax.
"Kami pastikan sekaligus mengklarifikasi bahwa beredar isu bahwa ada rumah ibadah terbakar itu tidak benar," kata Kabid Humas Polda Maluku Kombes M Roem Ohoirat kepada detikcom, Sabtu (12/11/2022) malam.
Kombes Roem mengatakan tak ada rumah ibadah yang menjadi sasaran pembakaran massa. Oleh sebab itu dia menegaskan seluruh rumah ibadah aman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semua rumah ibadah aman, tidak ada yang rusak sedikit pun," tegas Kombes Roem.
MUI Kei Besar Kecam Isu Masjid Terbakar: Provokator!
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Kei Besar, Sulaiman Uar turut menegaskan tak ada masjid yang terbakar saat bentrok antarwarga. Dia menegaskan informasi itu sengaja dibuat oleh provokator.
"Itu informasi provokator. Semua masjid di Elat sampai Wakol itu utuh, tidak terbakar. Itu hoax," ungkap Sulaiman dalam keterangan yang diterima detikcom, Sabtu (12/11).
Sulaiman mengatakan setelah bentrokan mereda hingga saat ini, kondisi di wilayahnya aman dan terkendali.
"Kondisi sementara aman terkendali," katanya.
Kendati demikian, Kombes Roem mengakui massa bentrokan ini melakukan pembakaran terhadap sejumlah rumah. Dua bangunan sekolah tak luput dari sasaran massa untuk dibakar.
"Bangunan sekolah ada dua, 1 SMP dan 1 SMA (terbakar), kemudian ada beberapa rumah warga terbakar," ungkap Kombes Roem.
Simak di halaman berikutnya..
Kronologi dan Pemicu Bentrokan
Bentrokan tersebut melibatkan warga Desa Bombai dan Desa Ohoi Elat, Sabtu (12/11) pagi. Bentrokan dipicu oleh aksi warga memasang larangan adat atau sasi.
Awalnya warga Desa Bombai memasang larangan adat atau sasi di perbatasan desa. Namun warga dari Desa Ohoi Elat tak sepakat karena menganggap pihak warga Desa Bombai memasang sasi melewati batas desa.
"Sekitar pukul 7 pagi sekelompok warga dari Desa Bombai dan ada desa tetangga ikut memasang sasi. Sasi itu larangan adat di perbatasan," kata Roem.
"Kemudian ini sudah didengar dengan warga Desa Elat sehingga mereka juga mempersiapkan alat tajam," sambungnya.
Menurut Roem, warga Desa Bombai yang datang ke lokasi pemasangan sasi juga sudah membawa senjata tajam. Akibatnya bentrokan tak terhindarkan.
"Warga dari Desa Bombai tadi itu juga datang ke lokasi menggunakan alat tajam. Konvoi mereka," katanya.
2 Warga Tewas-2 Polisi Kena Panah
Bentrokan tersebut turut menyebabkan dua orang warga tewas. Salah satu warga meninggal diduga terdampak pembakaran rumah, seorang lainnya karena luka-luka.
"Itu (korban meninggal) karena rumahnya terbakar dan dia lumpuh. Memang dia tidak terbakar tapi mungkin karena menghirup asap hingga meninggal," ujarnya.
"Kemudian yang satu terluka. Terluka saja dulu lah karena masih simpang siur (penyebab korban terluka)," sambung Kombes Roem.
Bentrokan tersebut juga menyebabkan dua anggota polisi terluka akibat terkena anak panah. Keduanya pun telah dibawa ke rumah sakit untuk dirawat.
"Termasuk 2 anggota polisi dari Brimob Polda Maluku kemudian yang satu anggota Polsek Kei Besar mengalami luka akibat kena panah," katanya.