Lokasi sholat gerhana bulan perlu diketahui bagi umat muslim yang hendak melaksanakan sholat gerhana bulan atau sholat khusuf. Umat muslim yang akan melaksanakan sholat gerhana bulan, sebaiknya mengetahui lokasi sholat gerhana karena ibadah ini disunnahkan untuk dilakukan secara berjamaah.
Gerhana bulan adalah sebuah fenomena astronomi yang terjadi ketika matahari, bumi, dan bulan berada dalam satu garis lurus, dengan bumi berada di antara keduanya. Saat fenomena ini terjadi, Rasulullah SAW sangat menganjurkan umatnya untuk melaksanakan sholat gerhana.
Gerhana Bulan Total (GBT) akan terjadi pada tanggal 8 November 2022. Fenomena ini dapat disaksikan di sejumlah wilayah Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di Sulawesi Selatan (Sulsel) Gerhana bulan total dapat disaksikan malam ini mulai pukul 18.16 Wita. Fenomena Gerhana Bulan Total ini diperkirakan akan berlangsung sekitar 3 jam 41 menit.
Selama fenomena gerhana bulan berlangsung, umat muslim dapat melaksanakan sholat gerhana.
Lokasi Sholat Gerhana di Makassar
Salah satu lokasi pelaksanaan sholat gerhana di Makassar yaitu di Masjid Al Markaz Al Islami Jendral M Yusuf, Makassar. Pelaksanaan sholat gerhana bulan ini dilaksanakan atas kerja sama MUI Sulsel dengan pengurus Masjid Al Markaz Islamic Center Makassar.
Berikut ini jadwal dan lokasi pelaksanaan sholat gerhana MUI Sulsel:
Lokasi: Masjid Al Markaz Al Islami Makassar
Waktu: Selasa, 8 November 2022
Pukul: 17.00-22.00 Wita
Pelaksanaan sholat gerhana bulan di Masjid Al Markaz Al Islami akan diimami oleh Drs. KH. Mursidin Hamid. Sementara itu, khatib yang akan membawakan khutbah usai pelaksanaan sholat gerhana adalah Dr. Muh. Rasywan Syarif, M. Si.
Tata Cara Sholat Gerhana
Setelah mengetahuI lokasi shalat gerhana, perlu juga diketahui tata cara pelaksanaan sholat gerhana. Tata cara sholat gerhana bulan memiliki ketentuan tertentu karena berbeda dengan pelaksanaan sholat pada umumnya.
Berikut ini tata cara pelaksanaan sholat gerhana bulan yang dikutip dari laman resmi Kemenag:
- Berniat di dalam hati
- Takbiratul ihram, yaitu bertakbir sebagaimana shalat biasa
- Membaca do'a iftitah dan berta'awudz, kemudian membaca surat Al Fatihah dilanjutkan membaca surat yang panjang (seperti surat Al Baqarah) sambil dijaharkan (dikeraskan suaranya, bukan lirih) sebagaimana terdapat dalam hadits Aisyah: "Nabi Saw. menjaharkan (mengeraskan) bacaannya ketika shalat gerhana."(HR. Bukhari no. 1065 dan Muslim no. 901)
- Kemudian rukuk sambil memanjangkan bacaannya
- Kemudian bangkit dari rukuk (i'tidal) sambil mengucapkan 'Sami'allahu Liman Hamidah, Rabbana Wa Lakal Hamd'
- Setelah i'tidal tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat Al Fatihah dan surat yang panjang, berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama
- Kemudian rukuk kembali (rukuk kedua) yang panjangnya lebih pendek dari rukuk sebelumnya
- Selanjutnya, bangkit dari rukuk (i'tidal)
- Kemudian sujud yang panjangnya sebagaimana rukuk, lalu duduk di antara dua sujud, kemudian sujud kembali
- Selanjutnya, bangkit dari sujud lalu mengerjakan rakaat kedua. Rakaat kedua ini dilaksanakan sebagaimana rakaat pertama hanya saja bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya
- Salam
Setelah melaksanakan sholat gerhana, imam menyampaikan khutbah kepada para jamaah yang berisi anjuran untuk berdzikir, berdoa, beristighfar, dan bersedekah.
(urw/alk)