Isu Mahasiswa S3 FEB Unhas Dipaksakan Lulus Pemicu Mundurnya 7 Guru Besar

Tim detikSulsel - detikSulsel
Kamis, 03 Nov 2022 13:19 WIB
Kampus Universitas Hasanuddin (Unhas) di Makassar. Foto: (Ibnu/detikcom)
Makassar -

Kasus mundurnya tujuh guru besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Hasanuddin (Unhas) diduga dipicu kebijakan dekan fakultas. Sejumlah guru besar mengaku dipaksa meluluskan mahasiswa S3 di Program Studi (Prodi) Manajemen.

Intervensi itu diungkap beberapa guru besar melalui surat pengunduran dirinya yang akhirnya bikin heboh. Dalam surat pengunduran diri itu disampaikan adanya kebijakan dekan yang memaksa untuk memberikan nilai kepada mahasiswa yang tidak layak mendapatkannya.

Adapun ketujuh guru besar tersebut ialah Prof Muhammad Idrus Taba, SE., M.Si, Prof Dr Idayanti Nusyamsi, SE, MSi, Prof Dr Siti Haerani, SE, MSi, Prof Dr Cevi Pahlevi, SE, MSi, Prof Dr Haris Maupa, SE, MSi, Prof Dr Muhammad Asdar, SE, MSi, dan Prof Dr Mahlia Muis, SE, MSi, CIPM.


Prof Dr Siti Haerani, SE, MSi dalam surat pengunduran dirinya mengungkapkan bahwa ada intervensi dekan dalam pemberian nilai mahasiswa S3. Dia diminta meluluskan mahasiswa yang tidak pernah mengikuti perkuliahan tanpa alasan yang jelas.

"Adanya intervensi Dekan dalam pemberian nilai mahasiswa mata kuliah yang saya ampu pada Program S3 dimana saya diminta untuk meluluskan mahasiswa yang sama sekali tidak memenuhi syarat untuk diluluskan (nol kehadiran padahal perkuliahan dilakukan secara online, tidak ada tugas, tidak ikut ujian, tidak ada komunikasi dengan dosen, baik melalui chat whatsapp pribadi maupun group, untuk menyampaikan alasan ketidakhadirannya pada perkuliahan) hingga keluarnya nilai di akhir semester, justru yang sibuk mencarikan alasan yang tak masuk akal dan mengada-ada adalah Dekan FEB sendiri," tulis surat pengunduran diri Prof Siti Haerani.

Buntut dari intervensi tersebut, Siti Haerani mengaku diberi hukuman dari fakultas. Hukuman tersebut berupa tidak dilibatkan dalam kegiatan mengajar, membimbing, dan menguji tanpa alasan akademis dan pertimbangan yang rasional.

"Tanpa alasan akademis dan pertimbangan yang objektif dan rasional, Dekan FEB telah sewenang-wenang 'menghukum saya' secara tidak pantas, tidak adil dan tak beretika atas kasus no 1 di atas dengan cara tak melibatkan saya sama sekali pada kegiatan mengajar, membimbing dan menguji mulai pada semester Akhir TA 2021-2022 hingga saat ini. Hal ini amat sangat menciderai perasaan saya sebagai dosen, Guru Besar yang bisa dianggap tidak kompeten oleh mahasiswa dan rekan dosen," ungkapnya.

Pengakuan itu tidak hanya diungkap Siti Haerani. Guru besar lainnya Prof Dr Idayanti Nusyamsi, SE, MSi juga mengungkapkan hal serupa.

"Dekan telah melalukan intervensi upaya perubahan nilai mata kuliah Riset SDM untuk meluluskan mahasiswa S3, di mana mahasiswa tersebut tidak layak diluluskan," beber Idayanti dalam surat pengunduran dirinya.

Setelah itu, Idayanti mengaku mendapat ancaman dan hukuman dari Dekan FEB. Hukumannya sama yakni berupa tidak dilibatkan dalam kegiatan mengajar selama dua semester berturut-turut.

"Adanya ancaman Dekan kepada saya pada saat rapat dan adanya hukuman yang telah dilakukan oleh Dekan dengan tidak melibatkan saya pada kegiatan pengajaran selama 2 semester berturut-turut hingga saat ini. Hal tersebut merupakan tindakan sewenang-wenang, tidak mengacu pada peraturan, bertindak tidak adil, mengabaikan kompetensi dan kualifikasi, melakukan perilaku tidak etis penyebaran berita negative," ungkapnya.

Terkait hal tersebut, detikSulsel sudah melakukan konfirmasi kepada Dekan FEB Unhas Prof Abdul Rahman Kadir. Namun dia sampai saat ini belum memberikan tanggapan.

Kebijakan Fakultas Bermasalah

Ruslin mengatakan mundurnya para guru besar ini dilatarbelakangi masalah di internal fakultas. Diduga ada kebijakan yang tidak diterima oleh para guru besar tersebut dan tidak diselesaikan pihak fakultas.

"Itu sepertinya ada masalah internalnya di tingkat fakultas. Nah, tidak diselesaikan oleh pimpinannya," ujar dia.

Namun demikian, Ruslin tidak menjelaskan secara detail masalah apa yang terjadi. Ruslin mengatakan Rektorat Unhas sementara mengusut dan mengklarifikasi hal tersebut kepada masing-masing guru besar.

"Iya, makanya kami lagi proses untuk minta klarifikasi. Kan kita belum tahu persisnya bagaimana," terangnya.

Rektor Unhas turun tangan di halaman selanjutnya.




(asm/nvl)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork