Balita 31 bulan bernama Cyrene Melody Mamonto di Minahasa, Sulawesi Utara (Sulut) dilaporkan meninggal dunia akibat kasus gagal ginjal akut atau gagal ginjal misterius. Cyrene sempat intens diberi obat paracetamol dalam bentuk sirup tiap 4 jam.
Sebelum meninggal, Cyrene juga sempat dirawat di rumah sakit selama 6 hari. Ibu dari Cyrene, Curie Mamonto Loho mengatakan dia awalnya membawa anaknya ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sam Ratulangi Tondano karena demam yang diderita anaknya tidak kunjung reda.
"Demam tanggal 19 Juli, tapi dibawa dan dirawat Selasa 26 Juli masuk di Rumah Sakit Tondano," ujar Curie kepada detikcom, Jumat (21/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Curie, diagnosa awal menunjukkan anaknya mengalami paratifoid, suatu penyakit infeksi pada usus yang disebabkan oleh bakteri. Cyrene lalu menjalani rawat inap di rumah sakit.
"Pas ditanya itu bukan demam berdarah atau malaria tapi ada gejala paratifoid. Tapi karena takutnya ada demam lagi, kami mau nginap," ujar Curie.
Cyrene kemudian kembali mengalami demam pada keesokan harinya, Rabu (27/7). Selanjutnya petugas medis lantas memberikan infus serta antibiotik karena korban sudah malas makan.
Namun, upaya medis tersebut tidak membuat Cyrene membaik. Akhirnya Cyrene dirujuk ke Rumah Sakit Umum Pemerintah (RSUP) Kandou, Manado pada Sabtu (30/7).
Menurut Curie, dalam surat rujukan tersebut terdapat keterangan bahwa anaknya mengalami gagal ginjal akut.
"Saat dirujuk itu gagal ginjal akut," kata Curie.
Selanjutnya sempat diberi paracetamol sirup tiap 4 jam...
Sempat Diberi Paracetamol Sirup Tiap 4 Jam
Curie mengakui sempat memberi anaknya obat paracetamol sirup setiap 4 jam karena mengalami demam. Namun, hal tersebut ia lakukan setelah berkonsultasi dengan dokter.
"Saat itu dia mulai demam, dan tanggal 19 dan 20 Juli 2022 kami konsultasi ke dokter via WhatsApp, karena kami memiliki dokter keluarga. Jadi dari situ dianjurkan untuk minum parasetamol, dan kami membeli di apotek," kata Curie Mamonto kepada detikcom, Jumat (21/10).
"Yang kami beli parasetamol sirup. Melody mulai minum obat itu, tapi demamnya itu setiap minum obat itu selang sejam kemudian dia minum lagi," sambungnya.
Curie mengatakan dalam dua hari demam Cyrene tidak kunjung reda. Ia pun kembali berkonsultasi ke dokter keluarga terkait kondisi anaknya karena setiap satu jam demam anaknya kembali kambuh.
"Kemudian tanggal 21 (Juli) saya kembali menghubungi dokter, dan dia menyarankan untuk meminumkannya setiap 4 jam," ujarnya.
"Mungkin disebut minum secara ekstra. Tapi saat diminumkan secara ekstra, demam Melody pun tetap sama. Jadi selang sejam turun, tapi setelah itu kembali demam lagi," kata dia.
Keesokan harinya karena kondisi kesehatan anaknya masih sama, dokter keluarga menyarankan untuk diberikan tambahan antibiotik. Menurutnya antibiotik tersebut diminum tiga kali sehari.
Kendati begitu, antibiotik tersebut tidak membuat perubahan signifikan terhadap kesehatan anaknya.
"Jadi Jumat, Sabtu, dan Minggu dia masih tetap demam, walaupun sudah pakai antibiotik," jelasnya.
Selanjutnya pada Senin 25 Juli karena Melody tidak lagi demam, sehingga antibiotik dan parasetamol dihentikan. Namun keesokan harinya pada 26 Juli sekitar pukul 03.00 Wita, tangan dan kakinya dingin.
"Karena Selasa subuh demam kami beri parasetamol, nah di pagi jam 8 Melody dibangun, tapi minta minum air putih dan demamnya balik lagi," ujarnya.
Dia mengaku karena demamnya tidak biasanya, sehingga setelah seminggu berada di rumah, mereka lantas memutuskan membawa korban ke RSUD Tondano.
"Kami lalu berpikir ini tidak biasa, jadi kami bawa di RS terdekat di daerah kami," katanya.
Selengkapnya di halaman berikut.
Penjelasan RSUD Sam Ratulangi Tondano
Pihak RSUD Sam Ratulangi Tondano turut buka suara terkait Cyrene Melody yang meninggal akibat gagal ginjal akut. Pihak RSUD Tondano membenarkan Cyrene memang dirujuk ke RSUP Prof Kandow karena gagal ginjal akut.
"Menurut dokter anak yang merawat pasien sempat dirawat di rumah sakit kami, kemudian dirujuk ke RSU Prof Kandow dengan gagal ginjal akut," kata Kepala Bidang Medis RSUD Tondano dr Hellen Manorek, Jumat (21/10).
dr Ellen mengatakan pasien atas nama Cyrene Melody Mamonto itu dirawat di RSUD Tondano sejak 26 hingga 29 Juli. Selama kurang lebih 3 hari di RS, pasien Cyrene dirawat oleh dokter spesialis anak dr Grace.
"Masuk tanggal 26 Juli 2022, dirujuk tanggal 29 Juli 2022, hari ketiga perawatan kemudian dirujuk ke RSU Prof Kandou," ujarnya.
Lebih lanjut, Ellen mengatakan awalnya Cyrene dirawat karena keluhan panas, pilek serta diare sudah kurang lebih satu minggu.
"Menurut dokter spesialis anak yang merawat pasien dirawat karena keluhan panas sudah kurang lebih satu minggu sebelum masuk rumah sakit, ada pilek dan diare," tuturnya.
Dua hari setelah dirawat di rumah sakit rujukan di RSUP Prof Kandow pasien Cyrene dinyatakan meninggal dunia. Cyrene menjalani perawatan di rumah sakit selama 6 hari sebelum meninggal, 4 hari di rumah sakit RSUD Sam Ratulangi Tondano dan 2 hari di rumah sakit rujukan.