Hujan deras dengan durasi lama di Sulawesi Barat (Sulbar) menimbulkan bencana banjir bandang yang mengakibatkan ribuan rumah, ratusan warga mengungsi dan sejumlah fasilitas umum rusak. Dampak terparah terjadi di Mamuju dan Polewali Mandar (Polman).
Di wilayah Mamuju, bencana banjir bandang dan longsor terjadi di Kecamatan Mamuju dan Kalukku. Bencana ini terjadi sejak Selasa (11/10/2022).
Akibat dampak bencana yang parah di Mamuju, Pemkab setempat memperpanjang masa tanggap darurat. Masa tanggap darurat tersebut berlaku hingga 16 Oktober 2022.
Berikut fakta-fakta banjir bandang yang menerjang Polewali Mandar hingga Mamuju yang dirangkum detikcom, Minggu (16/10):
1. Sebanyak 2.705 Rumah-8.004 Warga Terdampak Banjir Mamuju
Banjir bandang dan longsor yang terjadi di Mamuju menerjang 5 desa dan 3 kelurahan. Akibatnya ada 2.704 rumah dan 8.004 warga terdampak.
"Total semua yang terdampak 2.705 rumah dalam 5 desa dan 3 kelurahan di Kecamatan Kalukku dan Kecamatan Mamuju. Ada 8.004 warga terdampak," kata Kepala Pelaksana BPBD Mamuju Muhammad Taslim kepada wartawan, Sabtu (15/10).
Taslim menuturkan banjir merendam Desa Tadui untuk di Kecamatan Mamuju. Sementara untuk Kecamatan Kalukku, ada 4 desa dan 3 kelurahan lainnya yang diterjang banjir dan tanah longsor.
"Paling parah itu di Kecamatan Kalukku terdampak banjir dan ada tanah longsor. 8 (rumah) hanyut dan 15 rusak berat. Ada Desa Sondoang, Keang, Pamulukan sama Uhaimate. Di dekat jalan ada Kelurahan Sinyonyoi, Sinyonyoi Selatan dan Bebanga," jelasnya.
2. Banjir Bandang Picu 392 Warga Mamuju Mengungsi
Dampak bencana banjir bandang dan longsor di Mamuju yang terjadi di dua kecamatan mengakibatkan warga mengungsi. Sedikitnya ada 392 warga yang mengungsi sementara ke rumah keluarga.
"Kalau yang mengungsi masih warga dari Kecamatan Kalukku yang kemarin itu sekitar 392 jiwa. Karena seperti di UPT (Unit Pemukiman Transmigrasi) Marano, Kelurahan Sinyonyoi itu hanya akses jalan tertutup longsor dan tidak ada rumah terdampak. Cuman mereka terisolir," ujar Kepala Pelaksana BPBD Mamuju Muhammad Taslim, Sabtu (15/10).
Ia mengaku saat ini tengah melakukan upaya penanganan termasuk mendistribusikan logistik ke beberapa dusun yang masih terisolir akibat material longsor menutup akses jalan.
"Masih kita upayakan ini (penanganan). Terutama akses beberapa dusun di Desa Uhaimate dan Pamulukan, termasuk UPT Marano yang terputus karena longsor. Kita antar sampai ujung atau warganya datang ke posko. Mereka masih jalan kaki itu karena kendaraan belum bisa tembus," tuturnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya..
(tau/hmw)