Kondisi Terkini Kesehatan Lukas Enembe Usai Diperiksa Tim Dokter Singapura

Papua

Kondisi Terkini Kesehatan Lukas Enembe Usai Diperiksa Tim Dokter Singapura

Tim detikSulsel - detikSulsel
Kamis, 13 Okt 2022 08:00 WIB
Gubernur Papua Lukas Enembe diperiksa dokter Singapura
Foto: Gubernur Papua Lukas Enembe diperiksa dokter Singapura. (dok. istimewa)
Jayapura -

Tim dokter dari Singapura telah melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap Gubernur Jayapura Lukas Enembe. Kondisi Lukas Enembe disebut semakin membaik.

Lukas Enembe juga dikatakan mulai ceria sejak kedatangan dokter dari Singapura yang melakukan pemeriksaan kesehatan. Kendati demikian, Lukas Enembe masih harus menjalani perawatan dan mengonsumsi obat-obatan yang direkomendasikan oleh tim dokter.

"Secara psikologis kondisi gubernur membaik. Sejak tim medis dari Singapura datang gubernur juga mulai ceria," ungkap Ketua Tim Dokter Lukas Enembe, dr. Anthon Mote kepada wartawan di RSUD Jayapura, Selasa (12/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Obat terus dikonsumsi, dan sejauh ini aman. Dan sekarang ada obat tambahan yang diberikan," imbuhnya.

Lebih lanjut Anthon menjelaskan bahwa kondisi Lukas Enembe dicek oleh tim dokter secara berkala. Bahkan tim dokter disiagakan untuk mengontrol kondisi kesehatan tersangka kasus dugaan suap dan gratifikasi tersebut di kediamannya di Koya Tengah, Distrik Muara Tami, Jayapura.

ADVERTISEMENT

"Saya setiap hari mendampingi, mengontrol dan memonitor kesehatan gubernur di rumah. Lalu hasilnya akan saya laporkan kepada tim medis yang berada di Singapura," ungkap Anthon.

Hasil Pemeriksaan Tim Dokter Singapura

Lukas Enembe telah menjalani pemeriksaan kesehatan selama 6 jam oleh 2 dokter dan 1 perawat yang didatangkan dari Singapura. Mereka adalah spesialis jantung Patrick Ang Cheng Ho dan spesialis internis Mardina Binte Ayob.

Kedua dokter itu didampingi perawat Snooky Tabiliran Lapas. Pemeriksaan kesehatan ini dilakukan di kediaman pribadinya di Koya Tengah, Distrik Muara Tami, Jayapura pada Selasa (11/10).

Hasil dari pemeriksaan darah, terdapat kenaikan gula darah. Sementara dari pemeriksaan jantung ditemukan tensi yang naik turun.

"Semua kebutuhan pemeriksaan dilakukan oleh tim dokter termasuk terapi dan dari hasil darah terdapat kenaikan gula darah. Sedangkan pemeriksaan jantung, masih berpengaruh pada tensi yang naik turun," kata Anthon.

Selain itu, Anthon mengatakan tim dokter juga menemukan adanya sedikit kelemahan pada gerak dan cara Lukas Enembe dalam berbicara. Untuk itu dokter menganjurkan Lukas Enembe untuk menjalani pemeriksaan MRI (Magnetic Resonance Imaging).

Hal ini karena ada kecurigaan dari tim dokter bahwa Lukas Enembe juga mengalami gangguan koordinasi keseimbangan saraf. Rencananya tes MRI ini dilakukan di RSUD Jayapura, namun masih menunggu keputusan Lukas Enembe.

Pasalnya pihak keluarga dan massa simpatisan tidak mengizinkan Lukas Enembe keluar dari kediamannya. Sehingga untuk melakukan pemeriksaan MRI di RSUD Jayapura pihaknya masih menunggu izin dari Lukas, keluarga, maupun simpatisan.

"Jadi dokter meminta dan menganjurkan untuk dilakukan MRI. Rencananya tadi malam akan dilakukan, namun karena itu dilakukan membutuhkan keputusan gubernur, keluarga, dan termasuk massa yang menjaga di rumahnya, maka kami tunda melakukan MRI," ujarnya.

"Jadi terdapat kecurigaan pada gangguan koordinasi keseimbangan saraf. Nah ke depan ini akan terus kami lakukan koordinasinya bersama tim dokter dari Singapura, mengingat mereka pulang hari ini dan juga akan kembali melakukan pemeriksaan di Jayapura ke depannya," bebernya.

Selain itu, sejumlah alat medis juga masih disiagakan di kediaman Lukas Enembe. Bahkan tim dokter telah melengkapi beberapa alat medis untuk menunjang proses perawatan Lukas Enembe.

"Di rumah kediaman gubernur sudah kami lengkapi peralatan medis seperti alat rekam jantung atau elektrokardiogram (RKG), pasien monitor, konsentrator oksigen portabel, dan alat emergency lainnya yakni ambulans, tabung oksigen dan syringe pump dan lain-lain. Makanya pemeriksaan dilakukan di rumah kediaman," ungkapnya.

Simak selengkapnya di halaman berikut.

Dokter Spesialis Saraf dari Singapura akan Didatangkan

Guna melakukan pemeriksaan lebih lanjut terkait gangguan saraf, Lukas Enembe berencana mendatangkan dokter spesialis saraf dari Singapura.

"Jadi untuk jadwal berikutnya akan dilakukan pemeriksaan MRI (Magnetic Resonance Imaging) oleh dokter saraf," ungkap dr Anthon kepada wartawan di RSUD Jayapura, Rabu (12/10).

Meski begitu, belum diketahui secara jelas kapan dokter saraf tersebut akan didatangkan ke Jayapura. Anthon mengatakan pihaknya saat ini masih berkoordinasi dengan Rumah Sakit Mount Elizabeth dan Royal Medical Center Singapura

"Kapan akan datang, kami lagi koordinasi dengan Rumah Sakit Mount Elizabeth dan Royal Medical Center Singapura, untuk menjadwalkan kedatangan mereka ke Jayapura," tegasnya.

Alasan Mendatangkan Dokter Saraf Dari Singapura

Kuasa hukum Lukas Enembe, Alloysius Renwarin menjelaskan pemeriksaan MRI oleh dokter saraf sangat penting bagi Lukas Enembe, menyusul kecurigaan adanya gangguan saraf yang dialaminya. Hal ini untuk mengetahui rekam medis pada tubuh Lukas Enembe secara keseluruhan.

"Dokter saraf itu sangat penting. Nanti akan dilakukan MRI. Akan dilihat rekam medis dari ujung kaki ke ujung kepala. Nah ini tim kesehatan lagi membuat jadwalnya," beber Alloysius kepada detikcom, Rabu (12/10/2022).

Alloysius melanjutkan, akan berbicara dengan pihak keluarga dan simpatisan Lukas Enembe sekaitan izin agar Lukas Enembe bisa menjalani pemeriksaan MRI di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jayapura. Hal ini dilakukan sembari menunggu jadwal kedatangan dokter spesialis saraf dari Singapura.

Adapun alasan memanggil dokter dari Singapura, Alloysius mengatakan karena dokter tersebut lebih mengetahui rekam jejak medis kliennya. Apalagi Lukas Enembe sudah berobat ke Singapura sejak 8 tahun terakhir.

"Gubernur bukan tidak percaya terhadap dokter-dokter atau kemampuan rumah sakit di Indonesia. Tetapi karena sudah lebih 8 tahun gubernur berobat di Singapura," katanya.

Ia menambahkan Lukas Enembe juga sebelumnya pernah berobat ke Jakarta. Hanya saja diakui Alloysius, riwayat jejak medis terkait penyakit yang diderita kliennya di RS Indonesia sangat minim sehingga dianggap bisa mempengaruhi pemeriksaan.

"Gubernur pernah berobat di Jakarta. Namun tidak ada jejak rekam medis yang mengetahui beliau menderita jantung bocor. Berbeda ketik berobat di Singapura, diketahui beliau memiliki riwayat jantung bocor sejak kecil. Nah sejak saat itu beliau berobat di Singapura," ungkapnya.

Selama pengobatan pada rumah sakit di Singapura lanjut Alloysius, pengobatan tersebut dapat membuat beliau sehat. Alasannya dokter Singapura yang menangani Lukas Enembe punya rekam jejak medisnya.

"Menurut gubernur, rumah sakit dan dokter-dokter disana sudah paham tentang penyakitnya. Gubernur juga menikmati perawatan dan pertolongan medis dari Singapura," urai Alloysius.

Halaman 2 dari 2
(alk/ata)

Hide Ads