Mahfud Ungkap Bukti Liga Agak Kacau: Saling Tuding Tragedi Kanjuruhan

Berita Nasional

Mahfud Ungkap Bukti Liga Agak Kacau: Saling Tuding Tragedi Kanjuruhan

Tim detikNews - detikSulsel
Rabu, 12 Okt 2022 09:56 WIB
Menko Polhukam Mahfud Md
Foto: Menkopolhukam Mahfud Md. (Silvia Ng/detikcom)
Jakarta -

Menko Polhukam Mahfud Md mengakui kompetisi Liga agak kacau buntut adanya saling lempar tanggung jawab terkait Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 132 orang. Menurut Mahfud, kondisi ini bisa membahayakan persepakbolaan di Indonesia.

"Bahwa terjadi saling menghindar dari tanggung jawab operasional lapangan seperti antara LIB, PSSI, Panpel, bahkan Indosiar menjadi bukti bahwa penyelenggaraan Liga agak kacau. Membahayakan bagi dunia persepakbolaan kita," kata Mahfud saat dimintai konfirmasi detikcom melalui pesan singkat, dilansir dari detikNews, Rabu (12/10/2022).

Ketua TGIPF Tragedi Kanjuruhan ini menuturkan saling lempar tanggung jawab terkait penyelenggaraan Liga merupakan akar masalah yang akan disusun oleh timnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini menjadi salah satu perhatian TGIPF untuk mencari akar masalahnya sebagai bahan untuk menyusun rekomendasi," sambungnya.

Mahfud mengungkapkan TGIPF sudah berdiskusi dengan Komnas HAM. Kata Mahfud, Komnas HAM tengah menyiapkan rekomendasi khas terkait penyelenggaraan Liga.

ADVERTISEMENT

"Kita juga sudah mendiskusikan dan melakukan cross-check temuan dengan Komnas HAM. Ada kemungkinan Komnas HAM merekomendasikan sesuatu yang khas sesuai dengan kewenangannya. Apa itu? Nanti saja, biar Komnas HAM yang mengumumkan," urai Mahfud.

Mahfud mengatakan TGIPF masih menyusun rekomendasi yang nantinya akan diserahkan terlebih dahulu kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hasil rekomendasi akan disampaikan ke publik setelah Jokowi menerima laporan dari TGIPF Tragedi Kanjuruhan.

"Temuan TGIPF takkan diumumkan sebelum diserahkan kepada Presiden. Sebab, TGIPF dibentuk dengan keppres untuk keperluan Presiden. TGIPF akan menyerahkan laporan kepada Presiden pada Jumat atau Senin mendatang," tegasnya.

PT LIB-Indosiar Saling Tuding Pengaturan Jadwal

Pertandingan Liga 1 antara Arema FC dan Persebaya di Stadion Kanjuruhan digelar malam hari. Saling tunjuk penyusunan jadwal pertandingan pun terjadi setelah laga tersebut rusuh sampai menewaskan 132 orang.

Direktur Programing Indosiar Harsiwi Achmad menjelaskan jadwal pertandingan Liga 1 sudah disusun oleh PT LIB. Dia mengatakan jadwal juga telah dikoordinasikan dengan Indosiar selaku stasiun TV, termasuk jadwal siaran laga Arema FC versus Persebaya yang berujung Tragedi Kanjuruhan.

"Tapi sekali lagi, tadi kami menjelaskan jadwal tayang itu sudah disusun dari awal oleh PT LIB dikoordinasikan dengan Indosiar," kata Harsiwi setelah memberikan keterangan kepada Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan di Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (11/10).

Harsiwi mengatakan jadwal yang telah disusun itu dapat berubah sesuai kondisi lapangan. Dia menyebut Indosiar tetap harus mengikuti jadwal dari PT LIB.

"Kemudian dalam perjalanannya pasti terjadi dinamika dan ending-nya memang PT LIB yang menentukan jadwal tayang. Kemudian Indosiar harus mengikuti jadwal tayang tersebut," terang dia.

Berbanding terbalik dengan Indosiar, PT LIB mengaku jam tayang laga Arema FC versus Persebaya yang berujung Tragedi Kanjuruhan merupakan permintaan Indosiar selaku broadcaster atau stasiun TV yang menyiarkan pertandingan tersebut. Anggota Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Rhenald Kasali mengatakan PT LIB mengaku harus memenuhi permintaan tersebut.

"PT LIB mengatakan broadcaster mintanya begitu, harus dipenuhi. Menurut PT LIB," kata Rhenald kepada wartawan di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Rabu (12/10).

Rhenald mengungkapkan ada kontrak yang bernilai cukup besar antara PT LIB dan Indosiar. Pertandingan ini diketahui tetap digelar pada malam hari sesuai instruksi Indosiar selaku broadcaster.

"Mereka mengatakan (pertandingan tetap digelar malam), karena broadcaster minta tetap main," ungkap dia.

Dia juga menyebutkan bahwa PT LIB terlalu sering mengubah jadwal pertandingan sehingga laga Arema FC versus Persebaya kala itu tak dapat diubah jadwalnya. "Saya sempat tanyakan, PT LIB mengatakan kita (LIB) sudah terlalu sering ubah jadwal (pertandingan)," kata Rhenald.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

PSSI Tak Merasa Bersalah

Sementara PSSI dianggap tidak merasa memiliki tanggung jawab akan Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 132 orang tersebut. PSSI tidak merasa bersalah, lalu justru menuding Panpel sebagai pihak yang bertanggung jawab.

"Iya (mengaku tidak bersalah). Dia (PSSI) menyampaikan, pertama kali hadir (di Kemenko Polhukam) dia menyampaikan Pasal 3 Regulasi Keamanan dan Keselamatan yang menyatakan bahwa PSSI tidak dalam posisi bertanggung jawab terhadap kasus yang terjadi, semua menjadi tanggung jawab Panpel," kata anggota TGIPF Akmal Marhali kepada wartawan di kantor Kemenko Polhukam, Selasa (11/10).

"Itu yang digunakan sebagai alat defense PSSI terhadap kasus Tragedi Kanjuruhan dan merasa itu adalah tanggung jawab Panpelnya," sambungnya.

PSSI punya regulasi mengenai keselamatan dan keamanan penyelenggaraan sepakbola. Federasi tak bertanggung jawab dalam aturan itu jika terjadi insiden dalam laga.

Setidaknya ada dua pedoman regulasi yang diterbitkan PSSI dan berpotensi menyelamatkan federasi dalam ancaman kasus hukum. Dalam 'Regulasi Keselamatan dan Keamanan PSSI 2021' dan 'Regulasi Stadion 2021' terbitan PSSI, tak ada kewajiban tanggung jawab dari federasi apabila terjadi insiden.

Dalam 'Regulasi Keselamatan dan Keamanan PSSI 2021' diatur tentang tanggung jawab keselamatan dan keamanan. Semua tanggung jawab dibebankan kepada pihak panpel (panitia pelaksana) pertandingan.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video Saran Mahfud Md soal Kasus Mahasiswi ITB: Restorative Justice Saja"
[Gambas:Video 20detik]
(sar/sar)

Hide Ads