Sulsel Pancaroba Sepekan ke Depan: Waspada Banjir, Longsor, Pohon Tumbang

Sulsel Pancaroba Sepekan ke Depan: Waspada Banjir, Longsor, Pohon Tumbang

Tim detikSulsel - detikSulsel
Selasa, 11 Okt 2022 04:30 WIB
Banjir menerjang pemukiman warga di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan (Sulsel) akibat tingginya intensitas hujan dan meluapnya Sungai Lewaja.
Foto: Bencana banjir di wilayah Sulsel. (Dok. Istimewa)
Makassar -

Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geosifika (BMKG) Wilayah IV Makassar memperingatkan akan potensi bencana hidrometeorologi di Sulawesi Selatan (Sulsel) saat musim pancaroba sepekan ke depan. Bencana banjir, longsor, hingga peristiwa pohon tumbang telah banyak dilaporkan terjadi di sejumlah wilayah.

"Dari hasil analisis kami, memang wilayah pesisir barat, termasuk wilayah Kota Makassar sendiri, berada pada masa di antara masa peralihan dengan awal musim hujan," ujar Plh. Sub Koordinator Pelayanan Jasa BMKG Wilayah IV Makassar, Rizky Yudha kepada detikSulsel, Minggu (9/10/2022).

Rizky memaparkan, di masa peralihan cuaca tersebut diprakirakan terjadi hujan sedang hingga lebat disertai kilat petir dan angin kencang. Situasi ini masih akan terjadi di Makassar dan wilayah lainnya di Sulsel dalam sepekan ke depan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk satu pekan ke depan, wilayah Makassar dan sekitarnya masih ada potensi hujan ringan hingga lebat," tegasnya.

Masyarakat diimbau untuk lebih waspada akan peringatan dini cuaca tersebut. Kota Makassar sendiri berpotensi terjadi hujan deras disertai angin kencang seharian.

ADVERTISEMENT

"Di Kota Makassar sendiri potensi hujan ekstrim berdurasi singkat yang dapat disertai kilat petir maupun angin kencang, kemudian hujan es maupun puting beliung itu cukup berpotensi terjadi pada siang hingga awal malam," ungkap Rizky.

Tidak hanya Makassar, Rizky menyebut hampir seluruh wilayah Sulsel akan terdampak cuaca ektsrem. Situasi tersebut bisa memicu terjadinya bencana hidrometeorologi.

"Potensi banjir bencana hidrometeorologi tadi berdasarkan prakiraan berbasis data yang dikeluarkan oleh BMKG, wilayah yang berpotensi banjir itu ada di wilayah Kabupaten Gowa, kemudian di sebagian wilayah Maros, Pangkep, dan di wilayah Sulsel bagian utara," urai Rizky.

Rizky kembali menegaskan, kondisi cuaca ekstrem di masa peralihan diprakirakan terjadi dalam sepekan ke depan. Warga harus hati-hati untuk mengantisipasi kejadiannya.

"Jadi potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat ini masih cukup banyak di wilayah Sulsel untuk satu pekan ke depan," imbuhnya.

Potensi bencana hidrometeorologi yang disebutkan BMKG, dilaporkan sudah terjadi di sejumlah wilayah Sulsel. Dirangkum detikSulsel, berikut kejadian yang melanda sejumlah daerah akibat cuaca ekstrem.

Banjir hingga Longsor di Palopo Tutup Akses Jalan

Bencana longsor terjadi di Kota Palopo, Sulawesi Selatan (Sulsel) gegara tingginya intensitas hujan di wilayah tersebut.Bencana longsor terjadi di Kota Palopo, Sulawesi Selatan (Sulsel) gegara tingginya intensitas hujan di wilayah tersebut. Foto: Arzad/detikSulsel

Intensitas curah hujan yang tinggi dalam dua hari terakhir membuat 10 titik di Palopo, Sulsel, terdampak longsor, tepatnya di Kelurahan Battang, Kecamatan Wara Barat. Akibatnya akses Jalan dari Palopo-Toraja terputus.

"Kalau longsor di Battang itu lebih 10 titik, ada beberapa yang menutupi badan jalan. 2 titik longsor besar," sebut kata Lurah Battang, Rahman kepada detikSulsel, Minggu (9/10).

Bencana longsor juga membuat sejumlah warga terpaksa mengungsi. Pasalnya rumah mereka terancam roboh akibat peristiwa tersebut.

"Ada beberapa rumah warga yang terancam roboh akibat longsor dan beberapa warga kami ungsikan ke lokasi yang aman untuk sementara waktu sampai material longsor ini bersih dan jalan bisa tembus," terangnya.

Setelah sehari melakukan pembersihan material longsor, saat ini tersisa satu titik akses yang jalan. "Kalau longsor itu sisa di kilometer 17," kata Kepala BPBD Palopo Burhan Nurdin saat dikonfirmasi, Senin (10/10).

Situasi itu masih menyebabkan arus lalu lintas Jalan Poros Palopo-Toraja terhambat. Kendaraan yang melintas terpaksa harus mencari jalur alternatif, misalnya kendaraan dari Enrekang dan Toraja tujuan Palopo, mesti memutar balik ke Enrekang lalu lewat Sidrap untuk masuk Palopo.

"Ada yang lewat Bastem, mereka yang mau ke Palopo ada sebagian sopir panther itu yang lewat Batusitanduk (Walenrang-Luwu)," ucap KBO Kasat Lantas Palopo Iptu Marzuki yang dikonfirmasi terpisah.

Simak bencana yang terjadi di Enrekang di halaman berikutnya.

5 Rumah Rusak Terdampak Longsor di Enrekang

5 Rumah warga di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan (Sulsel) tertimpa longsor dari tebing setinggi 20 meter.5 Rumah warga di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan (Sulsel) tertimpa longsor dari tebing setinggi 20 meter. Foto: dok.ist

Sebanyak 5 rumah warga rusak berat tertimbun longsor di Dusun Lembong, Desa Rangan Kecamatan Enrekang, Kabupaten Enrekang, Sulsel. Peristiwa yang dipicu intensitas curah hujan yang tinggi tersebut terjadi pada Minggu (9/10) sore.

"Longsor tebal memenuhi jalan jadi kita masih terisolasi. 5 rumah warga saya juga rusak parah karena terkena longsor," ungkap Kepala Desa Ranga Saim kepada detikSulsel, Minggu (10/10).

Saim mengatakan tidak ada korban jiwa dalam bencana tersebut. Namun kata Saim beberapa sepeda motor milik warga desa terbawa arus banjir.

"Tidak ada ji warga ku yang jadi korban, karena pas saat itu datang semuanya langsung keluar. Tapi ada beberapa sepeda motor warga hanyut terbawa arus," tuturnya.

Di lokasi lain, banjir juga menerjang Kelurahan Lewaja, Kecamatan Enrekang gegara air Sungai Lewaja meluap sejak Minggu (9/10) sekitar pukul 12.30 Wita. Akibatnya 12 rumah dan 10 hektare lahan pertanian terendam banjir.

"Sudah 12 rumah warga termasuk 10 hektar lahan tani milik warga terendam banjir," ungkap Kabid Kedaruratan BPBD Enrekang Samsul Bahri, Senin (10/10/2022).

Kejadian ini juga menyebabkan infrastruktur dan fasilitas umum rusak. Jembatan gantung di wilayah wisata Lewaja juga terancam ambruk.

"Ada juga jembatan gantung jalur darurat tempat wisata Lewaja terancam ambruk akibat gerusan air sungai, sementara ini masih kita pantau perkembangannya," jelasnya.

Simak ancaman pohon tumbang di Makassar di halaman selanjutnya.

Pohon Tumbang Ancam Keselamatan Warga Makassar

Sebuah mobil ringsek tertimpa pohon tumbang di Makassar.Foto: Sebuah mobil ringsek tertimpa pohon tumbang di Makassar. (Isak Pasa'buan/detikSulsel)

Warga Makassar, Sulsel, terancam akan potensi pohon tumbang di tengah hujan lebat yang disertai angin kencang. Bahkan sebuah mobil taksi online dilaporkan ringsek tertimpa pohon tumbang.

Peristiwa tersebut terjadi di Jalan Abdullah Daeng Sirua (Abdesir), Kecamatan Panakkukang Makassar, Senin (10/10) sekitar pukul 16.30 Wita. Enam penumpang yang dibawa Jumaidi, berhasil dievakuasi dalam keadaan selamat.

"(Penumpang) Enam orang. Selamat semua," ujar pengemudi taksi online, Jumaidi kepada detikSulsel, Senin (10/10).

Jumaidi mengaku saat itu hendak mengantar penumpang ke Jalan Bukit Baruga Antang. Saat berhenti di lampu, sebuah pohon tiba-tiba jatuh menimpa mobilnya hingga rusak di sejumlah bagian.

Beruntung, sopir dan enam penumpang berhasil selamat setelah sempat kesulitan keluar karena pintu mobil tiba-tiba terkunci dari dalam. Beruntung warga di sekitar lokasi sigap membantu mengevakuasi korban.

Sub Koordinator Pengelolaan dan Pemeliharaan RTH Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Makassar, Raidpal Machmud tak menampik kejadian pohon tumbang rawan terjadi. Ada 9 titik ruas jalan yang disebutnya rawan pohon tumbang.

Kesembilan titik itu, di antaranya Jalan Yos Sudarso, Jalan Masjid Raya, Jalan Monginsidi, Jalan Karungrung, Jalan Baji Minasa, Jalan Alauddin, Jalan Perintis Kemerdekaan (depan) PLN, Jalan Cendrawasih, dan Jalan Veteran Utara.

"Kalau jalan rawan pohon tumbang, kita sudah survei itu (di 9 jalan tersebut)," ujar Raidpal saat ditemui di kantornya, Senin (10/10).

Data yang dihimpun dari DLH Makassar, sejak Januari-September 2022 tercatat ada 81 pohon tumbang di Makassar. Kejadian terbanyak tercatat pada bulan Januari 19 pohon tumbang dan Februari 23 pohon tumbang.

Sementara Maret ada 8 pohon tumbang, April 2, Mei 6, Juni 8, Juli 6, lalu pada Agustus 3 pohon tumbang. Selanjutnya laporan terakhir pada bulan September, ada 6 kasus pohon tumbang yang telah ditangani.

"Mungkin cuaca yang tidak menentu ini. Kalau ada memang pohon yang dilihat rawan tumbang dan mengancam keselamatan secara umum, bisa melapor ke kami," jelasnya.

Halaman 2 dari 3
(sar/sar)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads