Korban longsor yang terjadi di Kotabaru, Kalimantan Selatan (Kalsel) bertambah menjadi 17 korban dari sebelumnya 15 orang. Tim SAR gabungan sejauh ini telah mengevakuasi total 12 orang, dan lima orang diduga masih hilang.
"Total korban bertambah 17 orang, karena sebelumnya 15 itu informasi data awal. Setelah dikroscek ulang kita dapat data tambahan dua korban lain yang diduga tertimbun. Jadi totalnya ada 5 korban lagi yang belum ditemukan," ungkap Kepala Sub Seksi Operasi Pencarian Dan Pertolongan Banjarmasin, Amri Zuna Kurniawan kepada detikcom, Kamis (29/9/2022).
Dari total 17 korban, Tim SAR gabungan telah mengevakuasi 12 korban. Enam di antaranya teridentifikasi meninggal dunia, yakni Wahid (35), Padlia Anoor (50), Inal (31), Salman (30), Imis (54), dan Noorjannah (47). Ada pun 6 korban selamat, yakni Hamdah (42), Murdiah (50), Isal (45), Abang Suryadi (46), dan Samsul (42), Arifin (35).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi data saat ini enam korban meninggal dunia, enam selamat, dan lima masih dalam pencarian," kata Amri.
Di hari ketiga pencarian ini, tim SAR masih terus melakukan pencarian lima orang yang diduga tertimbun tanah longsor. Pada pencarian hari ini, alat berat ekskavator telah tiba di lokasi guna membantu proses evakuasi korban.
"Untuk sementara masih nihil, tapi tadi ekskavator sudah tiba, dan rencananya setelah hujan reda, proses pencarian akan dilanjutkan," terangnya.
Sebelumnya diberitakan, sebanyak 15 warga tertimbun longsor di Kabupaten Kotabaru. Peristiwa tersebut dilaporkan terjadi pada Selasa (26/9) pukul 23.00 Wita.
Plt Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kotabaru Hendra Indrayana menjelaskan, longsor terjadi lantaran tekstur tanah di atas gunung labil. Pasalnya tidak ada hujan yang melanda wilayah tersebut saat longsor terjadi.
"Nggak ada hujan. Memang pergerakan tanah, tanah di atas gunung memang sudah labil," terang Hendra saat dihubungi detikcom, Selasa (27/9).
Hendra melanjutkan, upaya pencarian terhambat medan yang sulit diakses. Akibatnya alat berat sulit mencapai lokasi kejadian.
"Pencarian kita lakukan dengan cara manual, karena lokasi sangat sulit diakses alat berat. Bisa dilewati hanya menggunakan kendaraan roda dua tapi harus sudah modifikasi, dan itu saja harus menempuh waktu 4 jam untuk sampai ke titik longsor dari jalan raya," ungkapnya.
(sar/asm)